21

3.9K 573 36
                                    


Author pov.

"Jennie!" Lisa terbangun langsung terduduk di tempat tidurnya.

"Lisa hei, kamu kenapa?" Bunda Fanny mengelus lengan Lisa.

"Huh huhh huh" Lisa terengah-engah, nafasnya tidak beraturan karena mimpinya barusan.

"Kenapa? Kamu mimpi buruk? Hemm" Bunda Fanny dengan lembut mengusap pipi Lisa.

Lisa menetralkan nafasnya, menatap Bunda dan langsung memeluknya.

"Eum, mimpi Lisa buruk banget Bunda" jawab Lisa.

"Kamu mimpiin Jennie?" Tanya Bunda Fanny sambil mengelus rambut Lisa.

"Eum, Jennie hampir ciuman di taman sama mantannya. Lisa kesel Bunda, Lisa juga ga mood" kata Lisa.

"Itu cuman bunga tidur sayang, ga usah di bawa serius. Sekarang sana mandi, biar kamu lebih rileks" suruh Bunda Fanny.

"Huh" Lisa menghela napasnya, mengangguk dan berlalu masuk kedalam kamar mandi.

"Ada-ada aja" Bunda Fanny menggeleng kemudian menyiapkan seragam sekolah Lisa.

-

"Sayang, kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba jadi pendiam gitu? Ada masalah?" Tanya Jennie saat mereka berada di kantin.

Dari Lisa menjemput Jennie sampai mereka ke sekolah Lisa memang lebih banyak diam, ia tidak seperti biasanya yang bersikap manis dan memberikan senyum terbaiknya. Lisa kelihatan cuek, termenung dan masih memikirkan tentang mimpinya itu.

"Enggak" Lisa menggeleng dengan senyum tipisnya.

"Tuh kan, kamu pasti ada masalah. Biasanya kamu ga gini, sekarang kamu lebih banyak diam dan cuekin aku" Jennie menatap Lisa yang sedang mengaduk-aduk makanan.

"Perubahan suasana hati aja" kata Lisa tanpa menatap Jennie.

"Kamu lagi dapet? Atau emang lagi ada masalah?. Cerita sayang, kita bakalan cari solusinya bareng-bareng" Jennie mengusap lengan Lisa.

Lisa diam, ia tidak mau mengatakan tentang mimpinya semalam.

"Sayang, please kasi tau aku" Jennie mengelus lembut pipi Lisa.

"Bisa ga sih jangan maksa, aku lagi ga mood. Ngerti ga?" kata Lisa dengan nada sebal nya.

Jennie terdiam kaku, tidak menyangka Lisa akan bersikap seperti ini padanya. Jujur saja Jennie sedih, ia ingin menangis karena tidak terbiasa dengan Lisa yang cuek dan marah-marah.

Teng teng

Lisa menatap Jennie, ia seketika merutuki kebodohannya karena melampiaskan kekesalannya pada Jennie.

"Aku masuk duluan" akhirnya Lisa memilih menghindar daripada melihat air mata Jennie.

"L-lisah mmph" lirih Jennie mengigit bibirnya agar tidak menangis.

"Hikss.." karena tidak tahan lagi akhirnya Jennie menumpahkan tangisnya. Ia menangis dan segera berlari memasuki kelas.

-

Jennie pov.

Aku tidak tau apa yang membuat Lisa kesal, aku juga tidak tau apa masalahnya. Lisa terkesan mengindari ku dan bersikap cuek padaku.

Seperti saat ini kami sedang menuju arah pulang, Lisa tidak mengatakan sepatah katapun dan hanya diam menjalankan motornya kearah rumah ku.

Aku sedih, Lisa benar-benar membuat suasana hatiku memburuk.

"Sayang" aku mencoba mengajaknya mengobrol.

"Hem" lihat, ini bukan seperti Lisa yang kukenal.

"Aku sedih" kataku.

"Maaf" hanya itu saja keluar dari mulutnya. Aku tau ia pasti menyesal Kate telah mencueki ku, tapi ia tidak mau mengatakan alasan yang sebenarnya. Itu yang membuatku semakin sedih.

Tidak ada lagi obrolan di antara kami, Lisa fokus menyetir dan aku sibuk melamun memikirkan Lisa.

"Udah nyampe" kata Lisa membuatku tersadar dari lamunanku.

Biasanya Lisa akan membukakan helm untuk ku, tapi lihat sekarang, melihatku saja ia tidak berani.

Dengan perasaan campur aduk aku turun dari motor Lisa membuka helm ku dan meletakkannya di tangki motor.

"Kamu ga mampir dulu?" Tawarku.

Lisa menggeleng tanpa menatapku.

"Yaudah, kamu hati-hati ya sayang. Jangan ngebut" aku berjinjit, hendak mencium bibirnya ketika ia dengan cepat menghindari ku.

Aku ingin menangis, ini seperti aku di tolak mentah-mentah.

"Aku masuk duluan" aku berlari, menumpahkan tangisanku yang tadi ku penggam.

"Hikss hiks Mami Papi, Lisa jahat" aku masuk kedalam kamar Mami Papi, kebetulan juga mereka ada di dalam sedang menonton tv.

"Eh eh, kenapa ini anak manja Papi nangis" Papi dengan khawatir memeluk tubuhku.

"Kenapa nak, siapa yang buat kamu nangis? Bilang sama Mami, mami bakalan hajar oranganya" Mami ikut memelukku dan mengusap air mataku.

"Lisa mih, hiks Lisa jahat cuekin Jennie, Jennie ga tau masalahnya apa, tapi yang jelas Lisa diemin Jennie mih hiks hikss sakit Mami, hati Jennie sakit di diemin Lisa" adu ku terisak-isak.

"Affa! Berani-beraninya dia buat kamu nangis! Papi aja ga berani. Karena ada induknya hihi" kata Papi dengan bisikan di akhir.

"Jennie udah tanya belum masalah Lisa nya apa?" Tanya Mami bersikap dewasa.

"Udah Mami hiks.. Jennie bahkan udah berusaha sabar tapi tetap aja Lisa nya ga mau ngasih tau. Malahan hik Jennie di marahin sama Lisa mih, hikss hiks Jennie ga suka Lisa gitu"

"Gimana Lisa marahin Jennie?" Tanya Mami lagi.

"Bisa ga sih jangan maksa, aku lagi ga mood. Ngerti ga?' hikss gitu Mamiii" aku memperagakan perkataan Lisa.

"Terus apa lagi?"

"Lisa ga mau di cium hiks, Lisa nya ngehindar Mami hiks Jennie ngerasa di tolak huwaaaa Mamiii" aku semakin terisak, meremas baju Mami melampiaskan kekesalan ku.

"Ssshh utututu anak Mami kasihan, sssh udah sayang nanti biar Papi ubin yang marahin Lisa" Mami menyeka air mataku, mencium keningku, kedua mataku dan terkahir mencium kedua pipiku.

"Iya sayang, Papi bakalan pelototin itu si anak tengil sampe dia kencing di celana" Papi mengusap rambutku.

"Makasih Mami Papi, Jennie sayang kalian" aku memeluk keduanya, rasanya jauh lebih lega dan tenang karena telah menumpahkan keluh kesah ku.

"Ssh anak kesayangan Mami" Mami mengecup pipiku berulangkali.

"Anak kesayangan Papi juga" Papi hendak mencium ku tapi langsung di hentikan oleh Mami.

"Kamu abis makan jengkol ubin, nafas kamu bau, nanti pipi anak aku ikutan bau. Jadi, alangkah baiknya kamu gosok gigi dulu" suruh Mami.

"Ehehe siap komandan" Papi menghormat, berjalan seperti tentara dan setelah itu masuk kedalam kamar mandi.

"Hahaha Papi bau" aku mulai tertawa karen tingkat random Papi.

•••

Tbc

28/12/22

Awas loh Li, papi ubin bakalan pelototin kamu. Hayoloo 👀

Typo tandain.

Vote tinggal klik.

si lucu Jennie dan si manis Lisa [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang