"Dar!"
"Eh, uang!" latah Tarla dengan kepala yang terjatuh. Gadis yang semula asik duduk menopang tangan di kusen jendela kamar itu terkejut karena sebuah seruan dan tepukan di bahu tiba-tiba dari tetangga kosnya.
"Dih, melamun, lagi over thinking mengkhawatirkan masa depan, ya?" goda Seli sambil memepet tubuh Tarla untuk ikut melihat pemandangan di luar sana lewat jendela.
Tarla menggeleng. "Aku udah pensiun mikirin yang enggak-enggak tentang waktu yang akan datang."
Seli mengernyit. "Heh, tumben. Kesambet apaan?"
"Kesambet ... harapan." Tarla mengulum senyum. "Sekarang aku mikirnya yang baik-baik. Kayak ... berkhayal kalau di masa nanti aku bakal punya banyak uang, tabungan emas, mobil mewah, kapal pesiar, rumah megah, dan usaha kontrakan."
Seli yang terbuai dengan angan Tarla bergumam, "Indahnya...."
"Banget! Dan ... kamu tahu apa yang lebih indah dari itu?" Tiba-tiba Tarla membawa jemari Seli dan menggenggamnya lembut.
Seli menggeleng heran.
"Aku ..."
"Ya?"
"Aku ngasih semuanya untuk kamu!" Tanpa tedeng aling-aling Tarla berujar dengan cepat.
Membuat Seli syok berat. "Se-serius?"
Tarla mengangguk mantap.
"Terus ... kamu gimana?"
"Ya ..." Tarla melepas pegangan mereka dan kembali menopang dagu di kusen. "Ngayal lagi lha! Kan kamu tahu makna namaku, Tarla ntar lagi ngayal lagi, hehe."
"Hah?" Pupil Seli melebar. Beberapa detik kemudian saat tersadar telah terjebak angan Tarla, dia refleks mengumpat, "Sialan!"
***
Cermin humor karya salwariamah
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Disimpan
Kısa HikayeBerisi kumpulan cerita mini dan cerita pendek berbagai genre karya para member.