"Baiklah jadi, aku dan Namjoon telah hampir bisa meyakinkan 45% desa dibagian timur Elysian untuk mempercayai Rightouesness. Targetku saat ini bukan untuk mencari dukungan terlabih dahulu, kurasa kita harus melakukannya perlahan." Ucap Hoseok dengan wajah serius.
"Oh.. itu naik 5% dari tiga bulan sebelumnya." Ujar Wonwoo menanggapi laporan Hoseok dengan datar.
"Itu sudah bagus Wonwoo ya," Jawab Namjoon sedikit terjeda. Kedua tangannya terangkat menopang dagu mengarah ke Wonwoo.
"Dengan buruknya reputasi kita dikalangan rakyat, bahkan satu kepercayaan saja juga sudah berarti. Kau tau bagaimana raut wajah mereka saat melihat kita? Padahal, niat kedatangan kita disana bertujuan untuk menyelamatkan nyawa mereka dari penculikan raja"
Semua orang diruangan terdiam mendengar penuturan Namjoon.
Wonwoo menyadari kesalahannya dalam penyusunan kalimat. Padahal tak ada maksud untuk meragukan kinerja Divisi 3.
Dia tau, bagaimana lelahnya para anggota Divisi 3 yang harus meyakinkan para rakyat Elysian tentang kebenaran kejadian 10 tahun silam yang diputar balikkan raja. Terlebih kebanyakan anggota Divisi 3 bukan penduduk asli negeri ini.
"Mian Namjoon hyung. Perkataanku tadi bukan bertujuan untuk meragukan kinerja Divisi kalian. Aku tau, Divisi 3 sudah banyak berjasa untuk mewujudkan tujuan kita,"
"Aku hanya kesal dengan para rakyat yang memakan mentah-mentah tuduhan palsu raja tanpa bukti apapun." Wajah Wonwoo menegang dan tatapannya menajam begitu menyelesaikan kalimatnya.
"Kerja bagus Hoseok dan Namjoon. Kalian benar, dengan reputasi kita yang benar-benar hancur disini sepertinya rencana kita harus dilakukan perlahan. Meskipun memakan waktu yang lama tentu." Ujar Donghae.
"Hanya, kendala pada bounty ini sungguh menyulitkan kita untuk bergerak. Terkadang rakyat hanya berpura-pura baik untuk menjebak, lalu menyerang dan menyerahkan kita ke raja." Jelas Hoseok
Terdengar suara helaan nafas dari salah satu penghuni ruangan. Ya.. itu Seungkwan, dia memang benci sekali jika memingat raja yang benar-benar ingin menyingkirkan mereka, sampai memasang bounty dengan harga tak masuk akal untuk perkepala petinggi Rightousness.
"Bounty ini sangat menyebalkan. Bahkan para pembunuh bayaran dan bandit dari berbagai negara banyak yang datang kesini untuk memburu kita. Menambah pekerjaan saja."
"Mau bagaimana lagi, jika kau mendapat satu kepala saja maka hidupmu akan langsung makmur tanpa perlu bekerja. Hal yang menggiurkan kan?"
Jeonghan membuka suaranya, obrolan para anggota sejak tadi sebenarnya tak masuk dikepalanya. Diam-diam sebuah strategi tersusun dalam otaknya.
"Kita ubah strateginya. Kalian bersembunyilah terlebih dahulu, dan muncul saat para Aphopis melancarkan aksinya. Saat ada warga yang berhasil diculik selamatkan mereka. Lalu buatlah keributan diakhir, hingga semua warg keluar dari rumahnya."
"Kenapa diakhir harus membuat keributan hyung?" Tanya Seungkwan dengan wajah bingungnya.
Namun, bukannya Jeonghan malah Minghao yang menanggapi dengan raut mukanya yang meremehkan.
"Dengan begitu para warga bisa melihat langsung aksi kita yang sedang menyelamatkan mereka. Jadi, rasa percaya mereka akan lebih mudah tumbuh karena adanya bukti nyata."
"Wahh... apakah aku harus berterimakasih kepala Minghao hyung yang secara sukarela memberiku jawaban tanpa diminta?" Ledek Seungkwan balik, tak mau kalah.
Tak mau mendengar omong kosong lebih banyak lagi Wonwoo memutuskan menjawab rencana Jeonghan sebelumnya.
"Apakah itu tak terlalu beresiko hyung? Kita tak pernah tau berapa jumlah Aphopis yang akan bergerak. Jika satu atau dua tak masalah tapi, lima Aphopis aku tak yakin Divisi 3 mampu menghadapi mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Righteousness
FanfictionElysian, negeri makmur dengan teknologinya yang maju dan rata-rata penduduknya diberkahi kekuatan sihir. Namun, dalam lima puluh tahun sekali negri yang makmur ini mendapat kutukan yang pasti akan memakan korban 100 jiwa rakyatnya secara acak. Tubuh...