Bagian 18

422 53 19
                                    

Setelah masa berkabung selesai tiap tim mulai menjalankan tugasnya masing-masing. Dengan alasan keadaan genting, hukuman untuk Jisoo ditunda beberapa hari.

Dihalaman para anggota sudah berbaris sesuai Divisinya masing-masing. Dibarisan paling depan berdiri para pemimpin Divisi.

Donghae berdiri diatas panggung kecil, diapit oleh Jeonghan dan Seungkwan di samping. Memberikan beberapa patah kata semangat untuk para pasukan yang akan bertugas.

Divisi 1 dipimpin oleh Wonwoo dan Minghao berangkat terlebih dahulu. Seungchol, Jun, Mingyu dan Dino masuk dalam kelompok ini.

"Pergi menyebar, habisi semua penghalang yang muncul sekarang kita tak perlu ragu. Namun, jika bertemu lawan yang lebih kuat segeralah mundur." Perintah yang keluar dari mulut Wonwoo langsung dikerjakan seluruh anggotanya.

Minghao secara terpisah memberi pesan pada anggota yang baru bergabung. "Kalian akan ikut aku dan Wonwoo hyung, karena ini baru hari pertama maka kalian masih dalam tahap pengawasan kami."

Secepat kilat mereka langsung menghilang begitu perintah terakhir selesai diucapkan. Wonwoo memang selalu berusaha membuat Divisi 1 bergerak secara cepat dan akurat.

Dimarkas Divisi 2 masih berbaris, mereka akan bergerak setelah mendapat rincian tugas dari Jisoo.

"Sesuai yang kalian dengar, firman dewa telah turun dari kuil utama. Pastikan kebenaran informasinya, karena tak mungkin firman dewa akan bocor semudah ini." Ucap Jisoo.

"Beberapa pergilah kesekitar kuil dan lainnya pergi kepusat kota. Kumpulkan informasi apapun, sepertinya ada yang mereka sembunyikan." Sambung Jihoon.

Dalam sekejap mata para anggota dari pasukan Divisi 2 sudah menghilang. Terkecuali para anggota baru termasuk Seokmin, Hansol dan Soonyoung.

"Untuk kalian yang baru bergabung ikuti aku dan Jihoon. Perhatikan cara kami bekerja, disini yang kita perlukan adalah keakuratan. Tak perlu cepat dan terburu-buru, kita bekerja dengan penuh kehati-hatian." Jelas Jisoo.

*****

Donghae, Jeonghan dan Seungkwan masuk kedalam markas kembali setelah semuanya pergi.

"Jeonghan sudah waktunya, ayo pergi." Donghae berjalan mendahului.

"Seungkwan, aku titipkan pekerjaanku dan Donghae hyung padamu beberapa hari. Kalau ada apa-apa kau yang ambil keputusan, kami percaya padamu." Jeonghan menepuk bahu Seungkwan

"Apa?! Memang kalian akan kemana? Kenapa mendadak sekali?" Seungkwan kembali merengek setelah mendadak tugas dadakan dari hyungnya.

"Ada yang perlu kami berdua siapkan, mungkin akan sedikit lama. Aku tau kau bisa mengurus semua dengan baik Seungkwan-ah, adikku ini sudah dewasa kan." Jeonghan dengan kalimat malaikatnya yang tak bisa dibantah.

Dengan gerutuan lirihnya Seungkwan terpaksa mengiyakan. Sebenarnya dirinya penasaran urusan apa yang membuat pemimpin dan wakilnya itu sampai absen berbarengan.

*****

Lorong lembab dan gelap yang hanya dibantu pencahayaan dari beberapa obor di kanan dan kiri. Tempat yang hanya bisa dimasuki dan diketahui oleh Donghae, Jeonghan dan Jisoo.

Sungguh, Jeonghan sangat membenci tempat ini sebenarnya. Bau apeknya saja sudah membuatnya ingin segera pergi. Maklm tempat ini tak pernah terkena sinar matahari dan jarang dikunjungi.

Kreettt.....

Pintu kayu tua dengan pegangan gagang besi berkarat didorong Jeonghan perlahan. Didalam sudah ada Donghae yang menunggunya.

Righteousness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang