Bagian 48

335 45 0
                                    

Berita tentang penyerangan yang terjadi pada Jeonghan sudah menyebar keseluruh anggota Righteousness karena keributan yang terjadi. Setelah mengamankan tubuh Jeonghan kedalam blackhole milik Wonwoo, Donghae memberi perintah untuk menyusuri tiap sudut markas. Memeriksa tiap hal kecil yang dirasa mencurigakan.

Wonwoo berdiam diruangan milik Donghae ditemani Seungkwan, tak diperbolehkan ikut berpatroli karena harus menjaga kestabilan tubuhnya.

"Hyung tenang, kita pasti menemukan pelakunya." ujar Seungkwan mengenggam tangan dingin Wonwoo.

"Ini salahku Kwan, harusnya aku tak mengendurkan penjagaan setelah peperangan kemarin." jawab Wonwoo penuh penyesalan.

"Tidak, berhenti menyalahkan dirimu. Jeonghan hyung juga pasti akan marah mendengarnya. Kemaren kita semua dalam posisi kelelahan, siapa yang mengira ada pengkhianat yang berkeliaran disini."

Selesai menemukan jawaban yang diinginkan Donghae dan yang lain kembali keruangan dimana Wonwoo dan Seungkwan berada. Wajah Donghae yang pertama kali terlihat saat masuk begitu menyeramkan. Wajah itu mengingatkan mereka ke masa peperangan besar pertama Righteousness.

Dibelakang Donghae, saudaranya yang lain meperlihatkan reaksi yang sama. Jihoon dengan kullit putihnya paling terlihat, wajahnya sangat merah seperti akan meledak.

"Hyung kalian kenapa?" tanya Seungkwan karna tak satupun dari mereka yang segera memberi penjelasan.

"PARA TIKUS BUSUK SIALAN!" adalah kalimat pertama yang Seungkwan dapatkan dalam keheningan ini. Itu Jisoo, orang yang puncak kemarahannya adalah diam kini mengamuk dengan kalimat kasar.

"Minghao jelaskan ada apa?" tanya Wonwoo mengguncang badan Minghao disebelahnya.

Tadinya Minghao ingin mencerna situasi dulu, mulutnya masih belum bisa berkata dengan yang dilihatnya barusan. Tapi melihat wajah bingung Wonwoo dan Seungkwan ia rasa mulai dari sekarang tak boleh lagi ada yang ditutupi oleh mereka.

"Tadi ada seorang yang melapor kalau ada kamar yang kosong dan ditinggalkan penghuninya. Choi bersaudara, mereka sudah kabur dari sini."

Bagai petir disiang bolong, apalagi candaan yang para penduduk langit itu berikan. Tak puas sudah mengambil banyak nyawa sekarang mereka membuat alur sampah seperti ini.

"Sial..." Wonwoo bergumam sendiri. Tanpa banyak tanya dia mengambil mantelnya dan hendak keluar. Tapi didekat pintu badannya dihalangi Jisoo.

"Mau kemana?"

"Kau tuli?! Ada penghiatan yang ingin mengambil nyawa Jeonghan hyung dan kalian hanya diam disini?!!" tatapannya nyalang seolah menantang.

"Kau tuli?! Ada penghiatan yang ingin mengambil nyawa Jeonghan hyung dan kalian hanya diam disini?!!" tatapannya nyalang seolah menantang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duduk." sentak Jisoo. Mata indah berkilau Jisoo kini redup, berubah menjadi tatapan membunuh. Namun itu saja tak cukup untuk menghentikan niat Wonwoo, ia juga salah satu yang terkuat disini.

Righteousness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang