Meski belum tau yang sedang terjadi Jun berlari menghampiri adiknya yang terkapar di tanah. Badan yang tengkurap dibalik dan ditidurkan diatas pangkuannya. Darah merah ditanah rupanya berasal dari luka robek pada perut Seokmin, kini darah itu membuat paha Jun juga merah basah.
Meski begitu Seokmin masih bernapas dengan lemah, wajahnya pucat pasi. Hansol dan Dino berusaha sekeras mungkin memberikan pertolongan pertama, mungkin tak membantu banyak, hanya harap mereka bisa mengurangi sedikit rasa sakit Seokmin.
Dan Minghao, dia berusaha mengajak Jisoo bicara namu percuma. Pandangan matanya tak fokus, baru kali ini dia melihat sosok Jisoo yang begitu terpukul seperti orang linglung.
Mingyu menarik tangan Jisoo, dan menyadarkannya untuk kembali pada kenyataan. "Berikan itu pada Wonwoo, kita tau kalau hanya dia harapan yang kita miliki." yang lebih muda bicara dengan begitu mantap. Meski cengkraman kuat pada tangan Jisoo tak bisa berbohong.
"Ka-kau yakin?" Jisoo melirik ke tempat Seokmin, tiga orang yang ada disana juga ikut melihatnya. Kepala mereka mengangguk, berpikir kalau keputusan Mingyu sudah benar.
"Kita datang dengan tau skenario terburuk, bukan hanya Seokmin, aku, kau, dan yang lain pun pasti takan ragu berkorban kan untuk kemenangan ini?! Kau tidak boleh ragu!"
Sungguh bodoh, apa yang dilakukannya sejak tadi?! Jisoo mengutuk dirinya sendiri karena menjadi orang paling dungu beberapa saat. Tapi- ini Seokmin, dia akan mati kalau tidak meminum ramuan darah Jeonghan. Sedang Wonwoo, jika bukan dia yang minum, adiknya akan mati sia-sia dengan Hades terbebas dari blackhole miliknya dan dia tidak mau kehilangan siapapun lagi di keluarganya.
Sial! Jisoo mengigit bibir sampai berdarah. Tanpa berpikir lagi dia datang ke Wonwoo, membuka botol satu-satunya lalu menenggakannya dalam mulu Wonwoo sampai habis. Hampir saja air di dalamnya tumpah karna tangannya tak bisa tenang.
Manik hitam Jisoo hanya menatap sendu satu-satunya perhiasan pada lengannya. Gelang cantik yang selalu jadi favoritnya. Seokmin, tidak tau dari kapan lelaki berisik dengan wajah bodoh itu mulai menganggunya. Tanpa permisi, kehadiran Seokmin menjadi bayang yang menghantui kepalanya. Awalnya sangat menganggu hingga rasanya harus disingkirkan, kemudian, perlahan alam bawah sadarnya menerima suara berisik Seokmin menjadi melodi wajib yang masuk indra pendengarnya tiap hari.
"Seok- kalau aku lebih memaksakan diri, harusnya cukup aku yang berkorban bukan?"
Sebelum kemalangan ini terjadi, Jisoo, Wonwoo, Mingyu dan Seokmin ada di ujung frustasi melawan Hades. Bagi manusia dengan sedikit kekuatan spesial melawan bangsa langit yang menurunkan kekuatan ini pada mereka hampir sangat mustahil.
Seperti bom waktu, yang bisa mereka lakukan mungkin hanya menunggu Jeonghan dan Seugcheol membereskan sisi satunya lalu segera berpindah kemari. Tidak banyak yang mereka harapkan dari keduanya, karena tentu saja dua orang melawan salah satu mantan malaikat agung juga pasti sangat sulit, bahkan dengan karunia baru milik Jeonghan. Tapi, setipis apapun harapan itu mereka tetap menaruh doa disana.
"Argh!- lenganku patah." erang Jisoo, untuk menghemat energi sihirnya dia lebih sering menyerang dari jarak dekat. Karena pertarungan ini tak tau kapan berakhir, tidak bijak membuang energi dengan percuma.
"Kita semua sudah lelah. Jika akan mati sekalipun, mari buat kematian yang berguna." ujar Mingyu.
Meski sudah tau sedikit kelemahan Hades ternyata tetap tidak terlalu membantu. Saat melakukan hal yang sama mengurung si Dewa ke dalam blackhole Wonwoo lagi dia terus menghindar dan menyerang. Sudah puluhan cara dicoba dan hasilnya tetap sama.
"Dan setelah bisa menangkapnya kita juga harus berpikir langkah selanjutnya, kupikir serangan biasa tak terlalu mempan. Dia bisa saja kabur keluar lagi." Seokmin benar, seperti sebelumnya Hades kabur dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Righteousness
FanfictionElysian, negeri makmur dengan teknologinya yang maju dan rata-rata penduduknya diberkahi kekuatan sihir. Namun, dalam lima puluh tahun sekali negri yang makmur ini mendapat kutukan yang pasti akan memakan korban 100 jiwa rakyatnya secara acak. Tubuh...