Beberapa hari sebelumnya disebuah markas kecil negara Oleander telah terjadi pembantaian yang dilakukan dua orang.
"Tuan kau harus pergi dari sini, markas kita diserang!!!" Ucap salah seorang pengawal.
Terlambat, baru saja mereka akan pergi ledakan dipintu terdengar kesar. Lubang didinding terbentuk akibat ledakan barusan, dua orang pria berjalan dari balik ledakan.
"Baekho, budak tersayangku sudah dipanggil tuan ya sekarang."
"Y-yesung?!"
"Fox, enyahkan semua penghalang."
Si topeng rubah dengan bringasnya menyingkarkan para pengawal, tangannya dilumuri darah. Lava panas tercipta dari pedangnya, tubuh para musuh hampir setengahnya menjadi abu. Topeng rubahnya nampak seram dengan cipratan darah diberbagai titik.
Baekho berjalan mundur saat dua tamunya mendekat. Kaki kanannya tersandung mayat salah satu pengawalnya, ia jatuh terduduk kelantai.
"Nakal sekali, budakku ini lari setelah tak sengaja mengintip dokumen inti para peneliti." Yesung berjongkok, tangannya mencengkram dagu Baekho.
"Bagaimana rasanya dari tukang pel lalu berubah menjadi bos bandit? Menyenangkan?" Yang ditanya menggeleng kuat, suaranya seperti tertahan ditenggorokan.
Wajah Baekho dilempar keras kesamping, membuat badan pria besar ini ikut terpelanting. Yesung mendudukan dirinya dikursi yang telah disiapkan Fox dibelakangnya.
"Teman yang kau beri tau rahasia ini sudah mati. Dulu dia berusaha mendapat uang dari Raja Eunhyuk dengan menjual informasi ini. Yah, dengan bodohnya ia membeberkan semua yang diketahuinya setelah raja berkata iya."
Tubuh Baekho bergetar hebat, ia merasakan ketakuan yang luar biasa saat berhadapan dengan Yesung. Badannya yang sedari tadi jatuh dilantai terlalu lemas untuk dibawa lari.
"Tapi... dia hanya tau dasarnya saja. Aku butuh lebih banyak informasi dokumen inti itu." Sebenarnya tak ada nada ancaman, Yesung selalu berbicara dengan tenang dan datar. Tapi siapapun yang mendengar pasti tau, salah berucap nyawamu akan hilang.
Yeesung akhirnya diam, tangannya menyanggah kepala dengan kaki disilangkan. Hawa disekitar mulai berat, Baekho sadar dia dalam bahaya.
"A-akan ku k-katakan... t-tapi jangan bunuh aku." Baekho merangkak, bersujud dan mencium kaki Yeesung.
"Sebelumnya aku tak sengaja membaca isi dokumen inti saat membersihkan ruangan para peneliti. Awalnya aku tak percaya dengan isinya, tapi melihat mereka gelagapan saat dokumen itu terbuka membuatku yakin dengan keasliannya. Pertama, Artha ibu dari Wakil Righteousness dia... seorang malaikat."
Yeesung dan Fox sangat terkejut, malaikat? Pantas saja Yeesung selalu mencium bau tak asing saat didekatnya.
"Dia malaikat yang dibuang karna memiliki hubungan dengan Dewa Aesklepios. Entah bagaimana kekuatan Dewa Asklepios turun ketubuh Jeonghan. Darah Jeonghan mengandung kekuatan penyembuh dan keabadian , itu yang mereka gunakan sebagai bahan utama penelitian. Untuk menarik semua darahnya keluar kau perlu belati khusus yang tercipta dari bulu sayap terakhir Dewa Aesklepios sebelum lenyap. Aku mencuri belati itu sebelum kabur dan menyerahkan pada bawahanku untuk mengambil darah Jeonghan. H-hanya itu yang kutahu. Aku bersungguh!"
Yesung tersenyum puas. Dalam beberapa puluh tahun, lelaki yang tak pernah menua ini baru sekali tersenyum lebar. Akhirnya! Dia mendapat bahan utama untuk kristal blood ruby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Righteousness
FanfictionElysian, negeri makmur dengan teknologinya yang maju dan rata-rata penduduknya diberkahi kekuatan sihir. Namun, dalam lima puluh tahun sekali negri yang makmur ini mendapat kutukan yang pasti akan memakan korban 100 jiwa rakyatnya secara acak. Tubuh...