Bagian 41

320 46 0
                                    

"Turunkan aku sialan!" Jeonghan yang dalam posisi digendong pada bahu Johnny terus memukul punggung lebar miliknya.

"Tolonglah diam sebentar Han, berlari jauh dengan membawamu seperti ini saja sudah susah bagiku." jawah Johhny sedikit protes.

"Kau tau percuma saja, Wonwoo pasti berhasil mencariku. Kau tidak dapat menggunakan portal jarak jauh karena harus menyimpan tenaga untuk dipakai nanti kan?" tebak Jeonghan dengan sombong.

Tepat sasaran, tebakan Jeonghan membuat Johnny gugup. Ia tau Jeonghan adalah orang terpintar di Righteousness, tapi ia tak sangkat intuisinya begitu tajam.

"Hhh..." Johnny tersenyum kesal, ia memang suka dengan pria manis dalam gendongannya, tapi sifat angkuh Jeonghan benar-benar menyebalkan. Sesekali ia ingin memberi pelajaran pada si manis.

"Kau tau cantik, pulang pun akan percuma. Tidak akan ada yang menyambutmu dirumah. Lebih baik kau ikut denganku, akan ku berikan semua perhiasan dan emas yang indah untukmu." sambung Johnny.

Dengan wajah yang tak bisa Johnny lihat, dibalik punggungnya Jeonghan menampilkan mimik wajah menyeramkan. Perkataan Johnny pasti ada kaitannya dengan burung yang Minghao kirim. Lelaki ini terlalu bodoh jika menganggap Jeonghan tak tau maksud dalam kalimatnya.

"Tadi katamu... sudah tak ada yang menyambutku?" gumam Jeonghan.

"Kau bilang apa?" Johnny yang seperti mendengar suara Jeonghan membalikan kepalanya kebelakang. Gumaman lirih Jeonghan tak sampai ke telinganya.

Tapi tiba-tiba punggungny terasa sangat berat. Jeonghan yang sebelumnya seringan kapas, sekarang seperti batu besar. "A-apa ini?!"

Tubuh Johnny limbung kesamping, reflek melempar Jeonghan. Dengan memegang bahu kanannya yang nyeri, Johnny menengok kearah Jeonghan. Hendak memastikan keadaan pria cantik itu yang tak sengaja dilemparnya tadi.

"Jeonghan kau..." dihadapan Johnny berdiri tegak manusia tercantik yang pernah dilihatnya. Salah, ia terlalu sempurna untuk dibilang manusia, makhluk ini adalah malaikat.

Rambut keperakan memanjang, bola mata berwarna biru cerah, kulit putih mulus seperti porselin. Jeonghan yang memang sudah indah, sekarang mencapai puncak kesempurnaan. Hanya ada satu cacat padanya, sayap putih mengkilap yang menyatu pada tubuhnya hanya ada satu disebelah kiri.

 Hanya ada satu cacat padanya, sayap putih mengkilap yang menyatu pada tubuhnya hanya ada satu disebelah kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayap Jeonghan terkepak, walaupun hanya ada sebuah ia masih dapat terbang rendah. Wajah indah malaikatnya menatap Johnny dingin. Si cantik yang mematikan.

"H-hey.. ka-kau itu.." Johnny tergagap mungkin ini pertama kalinya ia mersakan rasa takut sebesar ini. Sekarang rasanya Jeonghan bisa memusnahkannya kapan saja.

"Tutup mulutmu."

Seperti tersihir, perkataan Jeongha rasanya mutlak untuk dilakukan. Maka tanpa bertanya Johnny melakukan perintahnya begitu saja. Pupil matanya memebesar dan bergetar. Komandan pasukan dua kerajaan Elysian yang dielu-elukan sekarang bersujud seperti kucing penakut. Rasanya seperti berhadapan dengan seorang dewa.

Righteousness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang