Bagian 40

341 42 7
                                    

Tak jauh dari tempat datangnya, Jisoo datang ketempat dimana adik terkecilnya berada. Sebenarnya saat dirinya sampai, Jisoo berpikir untuk berpindah membantu ditempat lain. Kombinasi serangan Seungkwan dan Hansol tak begitu buruk. Keduanya memiliki harmonisasi.

Itu yang Jisoo pikirkan sebelum melihat Bunny. Mungkin wanita gila itu memang sangat ingin memenangkan pertempuran ini. Ia memakai mantera terakhirnya.

Saat diperhatikan lagi Seungkwan dan Hansol memang yang terus memberi serangan. Tapi serangan mereka tak ada yang mampu membuat luka ditubuh Bunny. Bahkan Bunny hanya berdiri diam tanpa membalas.

Tubuh Bunny sudah berubah menjadi diamond seutuhnya, dari ujug kepala sampai kaki. Mantera terakhir Bunny membuat tubuhnya sangat keras, ia menusuk jantungnya sendiri dengan diamond miliknya. Mantera ini mempertaruhkan nyawanya sendiri, saat permata berwarna merah yang berada tepat di dahinya hancur, Bunny akan langsung tewas.

Ini mantera yang pernah ia perlihatkan sekali saat pertempuran pertama Righteousness dan Aphopis. Waktu itu Bunny menggila karena terpojok oleh Wonwoo. Beruntung Wolf berhasil membawa Bunny kembali sebelum permata merahnya hancur.

"Berhenti menyerangnya sembarang, kalian hanya membuang tenaga."

"Jisoo hyung?!" Seungkwan terlihat sensng melihat kedatangan hyungnya. Ia sudah lama ditempatkan sebagai sekretaris Jeonghan, jadi sulit menyesuaikan diri untuk kembali bertarung.

"Wanita itu tiba-tiba menusuk dirinya sendiri dengan serpihan diamond miliknya sendiri lalu mulai mengerang ditanah, dan akhirnya seluruh tubuhnya mengeras." terang Hansol.

Jisoo memperhatikan dua lelaki yang lebih muda darinya. Keringat yang turun sampai membasahi baju, mungkin mereka sudah mencoba menyerang Bunny cukup lama.

"Kalian takan bisa melukai Bunny, tidak ada senjata yang dapat menghancurkan tubuh itu kecuali diamond itu sendiri." jelas Jisoo.

"Seperti beberapa tahun lalu, bahkan bahu Donghae hyung sempat terluka parah karenanya." sambung Seungkwan setelah mendengar penjelasan Jisoo.

Diseberang Bunny yang sejak tadi diam menerima serangan mulai menyeringai. "Harusnya kau datang sejak tadi Jisoo. Harga diriku hampir tercoreng menggunakan mantera ini hanya untuk dua serangga itu. Kalau saja pria tampan itu tak memiliki anugrah dari elemen alam kaliah sudah kuhabisi dari tadi." oceh Bunny tak ada hentinya.

"Bagaimana sekarang?" Hansol mungkin tak terlalu paham situasi yang terjadi sekarang, ia hanya butuh jawaban untuk bisa menghancurkan tubuh yang keras itu.

Merasa diabaikan Bunny mulai marah, padahal dirinya sudah menyeramkan seperti ini. Dalam mode tubuh diamond nya, Bunny dapat membunuh siapapun dengan mudah.

"Brengsek, beraninya kalian mengbaikanku!" puluhan jatum dari berlian keluar dari kedua tangan Bunny yang direntangkan kedepan. Bukan hanya tak bisa dilukai, dalam mode ini Bunny dapat menghasilkan diamond yang tak terbatas.

"Akkhhh..!"

Seungkwan dan Hansol terkena serangan Bunny, yang terparah kulit di kaki kiri Hansol robek dan mengeluarkan darah segar.

Jisoo yang berhasil mengindar dengan sempurna kembali memeriksa keadaan keduanya. "Seungkwan kau tak apa?"

"Aku hanya mendapat luka kecil, sepertinya Hansol terluka cukup parah." jawab Seungkwan. Tangannya sibuk menyobek lengan kemejanya untuk membalut luka dikaki Hansol.

"Aku punya rencana dengarkan baik-baik kita tak punya banyak waktu. Hansol, tolong tahan sakitmu sebentar." Jisoo mengeluarkan kabutnya lagi, membuat ilusi untuk menyembunyikan diri mereka dari Bunny.

Righteousness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang