Bagian 43

328 42 23
                                    

Suasana pemakaman kali ini agaknya terasa berbeda. Tak ada suara tangis kencang bersamaan dengan tubuh kaku yang dimasukan satu-persatu kedalam lubang ditanah berbentuk persegi panjang. Mungkin masing-masing mereka mulai merasa lelah, beberapa bahkan sudah sampai ditahap depresi. Yang membuat mereka bertahan adalah keyakinan pengorbanan dari rekan untuk mewujudkan mimpi mereka bersama.

Bukan mereka tak sedih, bukan mereka tak merasa kehilangan, bukan mereka tak marah, hanya saja emosi yang kini dirasakan lebih dari itu semua hingga sulit diekspresikan. Jasad terakhir yang dimasukan adalah milik Namjoon dan Hoseok. Keduanya dikubur terpisah dibagian depan, ada lahan khusus yang sudah disiapkan disana dengan pagar bersi hitam mengitarinya. 

Dua tempat dipojok kiri telah terisi, tersisa delapan tempat kosong lagi disamping yang kini hanya menjadi tujuh sisanya. Ini adalah tempat yang disiapkan khusus untuk para petinggi Righteousness, dibangun berlandaskan janji akan bersama sampai kematian datang. Pembuatannya jauh sebelum Righteousness menjadi kelompok besar dengan banyak anggota, hanya ada sepuluh orang dengan luka masing-masing, berkumpul bersama memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Namun siapa sangka dua tempat diantaranya terisi begitu cepat, sedang satu lainnya, mereka sudah kehilangan orang itu sejak lama.

Lubang makam dibuat dengan kekuatan elemen tanah milik Hansol. Dengan badan dipapah oleh Jun ia berjalan tertatih ke area makam. Hansol sendiri yang mengajukan diri untuk membantu tanpa disuruh siapapun. Beberapa lama tinggal disini ia merasa dengan tiap anggotanya, hal yang belum pernah ia dapatkan dimanapun, perlakuan sebagai manusia. Makannya Hansol dan saudaranya yang lainpun ikut merasa kehilngan.

Jika kalian bingung kenapa kaki Hansol masih cidera, itu karen Jimin satu-satunya healer ditenda medis. Energinya terbatas makannya dia memprioritaskan menggunakan sihirnya pada korba dengan luka parah. Sedang yang lain mendapat perawatan luka dari tabib.

Berkat kekuatan milik Hansol pemakaman dilakukan dengan cepat. Semuanya kembali kedalam menyisakan enam petinggi yang masih setia menemani peristirahatan Namjoon dan Hoseok. Jeonghan tak ikut disana, setelah kejadian perubahan wujud, tubuhnya seperti lumpuh total. Hanya akhirnya pagi tadi badannya bisa digerakan perlahan, dengan perintah Donghae ia disuruh beristirahat dikamar. Hanya sebelum melakukan pemakaman Jeonghan diberi kesempatan mencium kening Namjoon dan Hoseok untuk terkhir kali dengan bantuan gendongan Jisoo.

"Padahal dulu awal bertemu kupikir Hoseok hyung adalah orang paling berisik dan Namjoon hyung adalah orang yang terlampu dingin. Kukira rasanya akan menyebalkan hidup seatap dengan mereka. Tapi.." mata Seungkwan menatap nanar gundukan tanah basah didepannya. Saat suara keluar dari tenggorokannya, air mata yang ia kira sudah kering terasa akan mengalir lagi.

"sekarang aku sangat merindukannya. Aku rindu suara berisik Hoseok hyung saat sedang tertawa, aku rindu suara marah Namjoon hyung jika kita sulit diatur." sambungnya.

"Ingatkah kalian?" nampaknya yang lain mulai terbawa suasana dengan kenangan masa lalu Seungkwan.

Enam keberadaan lain lantas memusatkan atensinya pada hyung tertua. Donghae itu jarang sekali terbawa suasana seperti sekarang. Karena biasanya dia akan menjadi sosok hyung yang selalu tenang.

"Awal pertemuan kita, mereka bertiga terlihat seperti tengkorak berjalan. Penampilan yang sangat menyedihkan diantara gemerlap mewah kota Elysian."

Minghao sedikit terkekeh dengan ingatan itu, sudah berapa tahun ya? tujuh? waktu itu mereka masih kecil dan wajah Donghae terlihat lebih muda dari sekarang. "Persis seperti kucing kecil yang butuh pertolongan kan."

"Benar sekali, sulit sekali mengajak mereka untuk ikut pulang kerumah kita. Setelah ikut pulang siapa sangka akhirnya kita jadi terikat satu sama lain dan tumbuh menjadi keluarga. Lalu dengan tujuan yang sama, mereka menawarkan diri membantu kita membangun Righteousness. Kelompok yang kita bangun untuk mengungkap kebenaran dan menolong orang tertindas ataupun budak yang kabur, entah sejak kapan menjadi sebesar ini. Bersamaan dengan pertumbuhan Righteousness, tanggung jawab yang kita pikul pun semakin besar." ucap Donghae.

Righteousness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang