Bagian 30

352 46 12
                                    

Anak kecil yang saling bekerjaran, pedagang yang terus berteriak menarik pembeli, orang berlalu dengan gembira melihat berbagai jenis permainan dan tenda pedagang.

Musik diputar kencang, jalanan penuh dengan orang berdansa. Semakin gelap, suasana makin ramai

"Bagaimana kau bisa mendapat tiket masuknya? Kudengar hari pertama masuk kesini tiketnya sangat susah dicari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kau bisa mendapat tiket masuknya? Kudengar hari pertama masuk kesini tiketnya sangat susah dicari." Matanya membulat lucu, fokusnya terus teralihkan pada lingkungan sekitar.

"Kau masih belum tau hal lain yang bisa kulakukan." Jawab lelaki satunya dengan bangga. Tak sangka yang diajaknya akan begitu bahagia.

"Mulutmu itu tambah besar saja tuan." Jawab si cantik bercanda.

Tak ada tujuan dalam langkah mereka. Keramaian ini sungguh menarik perhatian dengan lampu kelap-kelip yang dipasang sepanjang taman hiburan.

Terlalu fokus berjalan sang lelakinya hampir melupakan si cantik yang datang bersamanya. Benar saja, cantiknya tertinggal dibelakang karena terlalu lama melihat pertunjukan sulap badut yang dikerumuni anak-anak.

"Han!"

"....."

"Jeonghan!"

"....."

Berapa kali ia berteriak masih juga atensi Jeonghan diberikan pada badut yang sedang menunjukan triknya mengeluarkan merpati dari topi.

Sebuah tebukan dipundah akhirnya mengambil alih atensi Jeonghan.

"Hey, jangan sampai berpisah bisa beebahaya. Walaupun sudah menyamar dan menutup muka kita tak boleh lengah."

"Cheol lihat! Orang itu bisa memunculkan merpati dan memuntahkan banyak kartu!"

Seperti anak kecil, Seungcheol hanya membalas perkataan Jeonghan dengan anggukan dan tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti anak kecil, Seungcheol hanya membalas perkataan Jeonghan dengan anggukan dan tersenyum.

Pikirnya ini kesempatan langka melihat sisi lain Jeonghan yang hampir tak pernah diperlihatkan.

Disini, baru saja Jeonghan tersenyum polos layaknya anak kecil. Tak ada lagi Jeonghan yang berkharisma dengan pembawaan berwibawa.

Pertemuan terakhir mereka ditaman yang membawa keduanya ditempat ini. Setelah Seungcheol dengan bodohnya mengajak Jeonghan pergi dengan kalimat tak jelas, dan Jeonghan yang tak tertebak langsung mengiyakannya.

Righteousness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang