Duadua!

155 12 0
                                    

Author's POV

Hari ini Eine mulai kembali sekolah seperti biasa. Semuanya karena Eine terus-terusan teringat dengan perkataan Jasper. Jasper benar, gak ada gunanya berdiam diri dan cuma sembunyi dari masalah.

"EINE, CEPET TURUN! INI UDAH JAM BERAPA, HAH? KALO GAK TURUN DALAM 10 DETIK, LO GUE TINGGAL!!"

Eine memutar matanya mendengar jeritan Riyon dari lantai bawah. Akhirnya, keributan kayak gini kembali lagi.

"SABAR DIKIT, DONG!" jawab Eine dengan teriakan juga.

Eine langsung bergegas ke lantai bawah. Baru aja mau meneguk susunya, Riyon sudah menarik ransel yang cewek itu pakai.

"Duh, sabaran dikit bisa 'kan?" kata Eine dengan kesal.

"Iya, Yon. Kasian tuh adek kamu belum sarapan sama sekali." sahut Ayah disusul dengan juluran lidah dari Eine.

"Lagian, salah siapa bangun telat mulu." protes Riyon.

"Kak Ine keasikan bolos, sih." ujar Abel.

Eine langsung menatap Abel tajam, "Diem aja lo, anak kecil."

"Hush! Jangan gitu sama adek kamu, Ine!" kata Bunda dengan tegas.

Riyon menghela napasnya kesal, "Ini kenapa pada ribut gini, sih jadinya?"

"Kan Kak Iyon duluan yang ngajakin ribut." jawab Eine santai.

"Eh, kok gue? Jelas-jelas lo duluan." sangkal Riyon gak mau kalah.

"Lo duluan!"

"Lo, Eine Dame!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo, lo, love me like you do." Tiba-tiba Abel menyambung pertengkaran kedua kakaknya dengan nyanyian yang sedang trend akhir-akhir ini. Sontak, Eine dan Riyon berhenti adu bacot dan langsung menoleh ke arah Abel.

"Apa?" tanya Abel polos.

Eine menatap Abel penuh selidik. "Lo tau lagu itu dari mana, dek?"

"Itu 'kan soundtrack film kesukaan Abel."

"WHAT?!" teriak Eine spontan.

"Bel, lo nonton itu dimana? Jujur sama Kak Iyon." tanya Riyon sambil mendekati Abel.

"Becanda, Kak. Abel belum berani nonton, kok." jawabnya cuek. Abel turun dari kursi makannya dan mendahului kakak-kakaknya ke mobil.

"Emang itu soundtrack film apa, Ne?" tanya Ayah.

"Eng-- anu.. Film apa, ya? Eine lupa." jawab Eine dengan gugup. Matanya terus-terusan melirik ke arah Riyon, coba-coba minta pertolongan. Tapi sayangnya, Riyon juga kebingungan mau cari alasan apa.

"Film apa, Yon?" tanya Ayah lagi.

"Anu, Yah. Film--"

"ANAK-ANAK, LIHAT NIH UDAH JAM BERAPA. CEPETAN BERANGKAT! MALAH NGOMONGIN FILM! AYAH JUGA GIMANA, SIH?" teriak Bunda tiba-tiba.

Eine dan Riyon sama-sama menghembuskan napas mereka karena terlepas dari interogasi Ayah. Untuk pertama kalinya, mereka beranggapan kalau teriakan Bunda adalah sesuatu yang menguntungkan.

"Duh, Bunda! Gak usah heboh gitu, dong!" protes Eine sambil mengusap-usap telinganya.

"Anjir! Ne, udah jam 7. Ayo cepetan!" teriak Riyon tiba-tiba setelah melihat jam yang melingkar di tangan kirinya.

Jasper!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang