Duatiga!

132 11 0
                                    

Seperti biasa, sepulang sekolah Eine dan Riyon menjemput Abel di sekolahnya. Dan seperti biasa juga, Eine yang kebagian tugas untuk turun dari mobil dan menyusul Abel.

Eine mengedarkan pandangannya, tapi dia masih belum juga menemukan Abel dan genknya yang menurut Eine sangatlah absurd itu.

"Yaelah, Abel mana sih? Belom nongol juga." gerutu Eine.

Saat sedang sibuk mengedarkan pandangan mencari Abel, tiba-tiba Eine merasa ada seseorang yang menarik bajunya dari belakang. Gadis itu menoleh dan mendapati anak kecil yang tidak dia kenal.

Eine berjongkok, "Kenapa, dek?" tanyanya pada anak itu.

"Kakak inget aku, gak?"

"Hm.." Eine berpikir sejenak. Kapan kira-kira dia pernah ketemu anak ini? Rasanya wajah anak ini emang gak terlalu asing bagi Eine.

"Siapa, ya? Lupa nih." jawab Eine sambil nyengir gaje.

"Aku Dinda, Kak."

Eine makin kebingungan. Dinda siapa? Anak siapa? Kenal dari mana?

"Waktu itu Kakak tuker tas aku pake uang, tapi uang aku Kakak ambil lagi." lanjut anak bernama Dinda itu polos. Eine langsung menepuk dahinya setelah teringat sesuatu.

Jadi dia anak yang gue tipu waktu itu? tanya Eine dalam hati.

"Dinda?"

Panggilan untuk Dinda dari seseorang di belakang Eine membuat Eine makin terpojokkan. Mulut gadis itu mulai komat-kamit, berdo'a semoga orang yang menjemput Dinda ini gak tau kalau dia pernah menipu Dinda.

"Eh, tante udah dateng." Dinda berjalan melewati Eine dan menghampiri orang di belakangnya.

Eine menghela napasnya lega, "Bebas." gumamnya.

Baru aja mau mengendap-endap pergi, baju Eine sudah ditahan lagi dari belakang yang membuat Eine lagi-lagi mengumpat dalam hatinya.

Suara Dinda yang menurut Eine sangatlah cempreng itu kembali terdengar, "Tante, ini Kakak yang waktu itu aku ceritain."

Mau gak mau, Eine membalikkan badannya dan tersenyum kaku. Sebisa mungkin, ia tak menatap wajah wanita--yang kelihatannya sangat anggun-- dihadapannya ini.

"Eng--anu, saya buru-buru, jadi saya permisi dulu." ujar Eine gugup.

"Kamu Eine Dame, 'kan?" tanya wanita itu. Eine langsung menegakkan kepalanya kembali saat mendengar wanita dihadapannya menyebut namanya. Seketika Eine ikut terbelalak melihat siapa yang ada dihadapannya.

"Mbak Syahqila? Kok bisa kenal sama saya?" tanya Eine sambil menunjuk dirinya sendiri.

Wanita itu terkekeh, "Duh, gini-gini saya punya TV juga di rumah. Kamu 'kan lagi banyak dibicarain karena pacaran sama Jackson." jawabnya sambil tersenyum ramah.

"Ah, iya. Kamu sendiri kok kenal sama saya?" tanya Syahqila balik.

Eine menggaruk-garuk kepalanya--yang gak gatal samasekali-- dan tersenyum linglung. "Agak malu bilangnya, sih. Tapi saya dulu sempet jadi fans berat Jasper. Dulu 'kan Mbak managernya Jasper."

Syahqila mangut-mangut dengan mulutnya yang membulat. "Dinda juga pas liat kamu di TV langsung heboh. Katanya kamu pernah ambil uang dia, emang bener?" kata Syahqila sambil terkekeh kecil.

"Bener kok, Tante." sambung Dinda sabil merengut.

Anjir, ini anak kecil ngapain bongkar kartu segala coba? Ngeselin banget, umpat Eine.

Jasper!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang