⋆ jujurlah pada dirimu sendiri, baru orang lain. ⋆
__________Wajah Adrian terlihat murung. Ia melamun di dalam kelasnya sedari tadi. Guru MTK, bu Inah yang kini sedang mengajar pun melihat Adrian dengan kesal.
"Kamu, yang duduk di tengah deket tembok. Maju!"
Adrian tidak menyadari hal itu, sampai seluruh tatapan mata di lemparkan padanya. Cowok dibelakang bangkunya pun menepuk pundak Adrian, ia tersadar, "Hah?"
"Kamu dari tadi ngapain ngelamun? Mikirin apa?" Tunjuk bu Inah dengan dagunya.
Adrian menggeleng, "Sheryl," jawab Adrian mantap tanpa rasa bersalah.
Cowok yang berada di belakang Adrian tertawa. Tetapi justru seluruh kelas malah terkejut.
Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi otak mereka, seperti, "Apakah benar Adrian dan Sheryl berpacaran?" "Sejak kapan mereka dekat?" "Sejak kapan mereka berpacaran?" "Sheryl bisa jatuh cinta?"
Niat guru yang tadinya ingin melempar Adrian dengan spidol, kini berubah menjadi gelengan kepala. Tak habis pikir, murid barunya ini ternyata sungguh blak-blakan.
"Sekarang kamu keluar kelas saya, berdiri di dekat pintu. Sampai istirahat tiba, kamu baru boleh masuk kelas," perintah bu Inah tak terbantahkan.
Adrian langsung berdiri dan berjalan keluar kelas. Sedangkan bu Inah sedikit terkejut karena Adrian juga penurut.
Sambil menghela napas, bu Inah berjalan menuju bangku cowok tadi.
"Galih, ngapain kamu masih tertawa?" Tanya bu Inah yang kini berada di depan bangku cowok tadi, ya, namanya Galih.
Bu Inah merasa aneh dengan kelakuan murid yang satu ini karena ia tertawa, lebih tepatnya tertawa sendiri. Bahkan sampai yang ditertawai sudah pergi, ia masih saja tetap tertawa.
"Eh, ibu. Hehehe..." bukannya menjawab, ia malah cengar-cengir tidak jelas. Agak lain memang.
Bu Inah memijat pelipisnya, merasa sedikit pusing. Apakah selama ia mengajar memang ada anak yang seperti ini?
Badan Adrian ia sandarkan ke tembok, ia melamun lagi. Sampai dilihatnya cewek yang kini memenuhi isi kepalanya, matanya melebar dan ia tersadar.
Cepat-cepat dicekalnya lengan itu.
Sheryl berhenti, ia menoleh kebelakang dan melihat Adrian yang sedang mencekal lengannya di sana.
Sheryl sedikit terkejut karena memang ia tadi tidak memperhatikan sekitar. Sangat kebetulan sekali ketika ia ingin kembali ke kelas setelah pergi ke ruang guru.
Sheryl berusaha melepaskan cekalan lengan itu, namun Adrian justru malah semakin mengeratkan nya, ia menatap Sheryl sendu.
"Please, jangan jauhin gue. Kasih tau sama gue kalo gue ada salah."
Sheryl memberontak, ia coba melepaskannya lagi, "Lepasin."
Adrian menggeleng, "Gue nggak bakalan lepasin sebelum lo ngasih tau ke gue sebenernya ada apa. Kenapa lo kemarin ninggalin gue di kantin?"
"Bukan urusan lo."
"JELAS! JELAS ITU URUSAN GUE," teriak Adrian.
Sheryl menahan napasnya, takut. Sedangkan Adrian menghela napasnya, "Jelas itu urusan gue, Ryl. Gue suka sama lo. Bilang kalo gue ada salah sama lo. Jangan diemin gue kayak gini," Adrian mengatakannya tanpa pikir panjang, nadanya melembut.
Deg!
Jantung Sheryl berdetak lebih kencang dai biasanya. Apa? Adrian menyukainya? Apakah ia tidak salah dengar? Adrian benar-benar menyatakan cintanya? Padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian Pertama
Novela Juvenil( PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! ) Sheryl Raquella Anastasia Florence. Ia adalah anak SMA biasa, sampai ia mengenal Adrian. Adrian telah mengubah hidup Sheryl secara drastis. Sebenarnya Sheryl mempunyai satu permintaan saat ia masuk SMA, "Gue mau hi...