12 ♢ ANGER

22 9 37
                                    

Happy reading 🌷!
__________

Bayu mencari nama seseorang di ponselnya untuk ia hubungi, terlihat sedikit panik. Setelah telepon itu tersambung, ia menyapa. "Halo, Nona. Ini saya, Bayu. Tuan Muda–"

Belum sempat Bayu menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya, telepon dimatikan sepihak setelah Bayu menyebutkan nama 'Tuan Muda'.

Di sisi lain,

"Ck. Lo suka banget bikin masalah ya Dri?"

Cewek itu masukkan ponselnya ke dalam saku jaket coklat yang ia kenakan. Kepalanya menoleh ke kanan sekilas, lalu menuju halte bus.

🍁

Cewek itu berjalan dengan teratur tanpa menimbulkan suara. Bayu yang menyadari hal itu segera berdiri dari duduknya dan menyambut dengan sopan, "Selamat datang, Nona Vani."

Cewek yang dipanggil itu menganggukkan kepalanya sekali, ia melangkah maju dan menepuk pundak Bayu yang lebih tinggi darinya.

"Parah?" Bayu mengangguk ragu. Ia tak tahu harus menjawab apa atau bagaimana, ia benar-benar tak tahu apakah kondisi ketua nya itu parah atau tidak.

Vani berjalan masuk ke markas. Dilihatnya Adrian yang terbaring disana. Vani memperhatikan seluruh badan Adrian lalu berdecak, "Ck. Parah darimana? Cuma kena sayatan dikit."

"Ngapain lo sampe begini?" Adrian menggeleng lalu duduk. Vani menyandarkan punggungnya di kursi kayu yang ia duduki setelah melihat kondisi Adrian.

"Ngapain juga sih kita ke sini? Kan bisa tuh kita sekolah di sana tanpa mereka. Itu Red Bull juga ngikut ke sini, heran gue. Padahal udah beda provinsi, gila."

"Gue yang ngundang mereka."

"Halah! Nggak lo undang juga bakal mereka yang dateng sendiri."

"Gue tau, Van."

Cewek itu adalah adik perempuan Adrian, Zevani. Cewek yang tak kenal takut, pantang menyerah, dan paling suka membully kakak nya sendiri. Namun tentu saja dia juga menyayangi kakak nya, lebih dari orangtuanya.... Maybe.

Vani menghela napasnya, "Si Galih mana?" Pertanyaan itu ditujukan pada Bayu yang baru saja masuk ke dalam. "Masih ada urusan sama yang lain, Nona Vani."

Pantas saja anggota yang tersisa di sana tidak banyak.

"Jangan panggil gue pake embel embel nona. Gue bukan majikan lo, risi gue dengernya."

Bayu terkekeh, "Maaf, dek. Kebiasaan." Vani menggelengkan kepalanya, ikut terkekeh.

Bayu duduk disamping Vani. "Sejak kita pindah seminggu ini kata Galih, Tuan Muda ada gebetan. Kayaknya adek kelas."

Vani tertawa keras, "HAHAHAHA. Siapa? Paling ntar habis ngomong, jadian, langsung putus. Ya nggak Dri?" Sambil melirik Adrian, ia tersenyum puas.

Adrian mendelik tajam, bisa-bisa ia nya punya adik seperti ini. Yah.. walaupun itu adalah fakta, untuk sebelum ini tentunya. Kali ini akan berbeda, kan?

"Salah dek, Tuan Muda belum dapet kesempatan. Kayaknya susah buat didapetin." Vani menatap Bayu sejenak lalu beralih menatap Adrian. "Cewek mana?"

Bagian PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang