15 ♢ FRIEND-A

31 7 97
                                    

⋆ status teman jauh lebih baik dibanding dengan tanpa memiliki status sama sekali. ⋆
__________

Adrian segera mengerjakan tugasnya setelah diberitahu oleh guru yang seharusnya mengampu di jam ini, ia terlihat terburu-buru.

"Dri, nyontek, hehe." Galih datang dengan tidak tahu malunya meminta contekan dari Adrian.

Adrian diam, ia tak menggubris Galih. Ia hanya fokus untuk mengerjakan tugasnya, pokoknya harus cepat selesai.

Sekitar empat puluh menitan berlalu, Adrian langsung pergi meninggalkan kelasnya begitu tugas yang ia kerjakan selesai. Biarlah dicontek siapapun, ia tak peduli dengan itu.

Adrian masuk ke dalam kelas XI E, kelas Sheryl. Kelas yang mulanya dangat ramai, sekarang menjadi hening ketika Adrian datang.

"Sheryl mana?" tanya Adrian pada Joy.

"Nggak tau gue. Tadi sama Vilia bawa buku. Gue kira pulang, tapi tasnya masih di sini," tunjuk Joy pada bangku Sheryl dan Vilia.

Adrian sedikit berpikir, kira-kira tempat manakah yang akan dituju oleh Sheryl ketika kelasnya ramai dan bersamaan dengan itu ia mendapat tugas.

Taman?

Adrian langsung berlari ke taman belakang sekolah, namun ia tak menemukan adanya Sheryl disana.

Rooftop? Ah, Sheryl tidak mungkin ke sana.

Adrian berlari kesana kemari diselingi pertanyaan "lo liat Sheryl?" pada orang-orang yang ia temui.

Saat Adrian lewat di sekitar lab, ia bertemu dengan Vilia. Tapi... Dimana Sheryl? Vilia tak terlihat sedang berjalan dengan Sheryl, namun seorang cowok.

Adrian tanpa pikir panjang langsung menghampiri Vilia dengan terburu-buru. "Vi, lo tadi bareng Sheryl kan?"

Vilia mengernyit, Adrian? Untuk apa ia menanyakan tentang Sheryl? Bukannya Sheryl sudah mengatakan padanya bahwa ia disuruh untuk menjauhi Sheryl?

"Vi!" bentak Adrian tak sabar karena melihat Vilia hanya diam saja.

"Woy!" bentak cowok disebelah Vilia sambil mendorong bahu Adrian. "Lo nggak berhak buat bentak pacar gue."

Adrian ingin sekali memukul cowok ini. "Lo nggak perlu ikut campur."

"Dia pacar gue, bangsat."

"Megan, udah! Jangan malah ribut."

Ia adalah Megantara, pacar Vilia. Yang selalu dikagumi oleh para cewek-cewek di sekolah ini.

"Dan lo!" tunjuk Vilia pada Adrian, ia berani karena ada Megan di sampingnya. "Buat apa lo nyari Sheryl? Dia udah bilang sama lo buat ngejauhin dia kan?"

Deg.

Adrian terpaku sejenak, namun dengan segera ia melanjutkan keperluannya di sini. "Lo tinggal jawab."

"Gue nggak mau," jawab Vilia sambil melipat tangannya.

"Lo–"

"Lo nggak usah macem-macem kalo nggak mau gue laporin sama Sheryl," potong Megan sebelum Adrian menunjuk dan membentak pacarnya.

Bagian PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang