14 ♢ SHE

24 9 65
                                    

sekarang bukan imajinasi bagaimana aku akan menjalani hari-hariku kedepannya, tetapi imajinasi tentang kamu.
__________


Prok prok prok.

"Anak-anak, minta perhatiannya sebentar," ucap pak Ary menenangkan kelasnya yang ribut.

Setelah dirasanya semua sudah memperhatikan, ia melanjutkan ucapannya. "Para guru akan mengadakan rapat mendadak, jadi kalian akan diberikan tugas oleh guru pengampu mata pelajaran kalian masing-masing di jam itu."

"YEEEEE!!!"

"KANTIIINNN!!"

"JAMKOOOSSS!!!"

"MABAARRR!!!"

"PUL–"

"TETAP DI KELAS, TIDAK BOLEH PULANG!" imbuh pak Ary keras.

Yang tadi ingin berteriak pulang pun seketika lemas, ia menutupi wajahnya dengan hoodie hitam yang ia bawa dan kembali turu.

Setelah pak Ary meninggalkan kelas, kelas pun mulai heboh. Kelas lain pun sama, mereka tidak menghiraukan tugas yang ada. Hanya sebagian kecil yang peduli pada tugas itu.

Notif pesan masuk berbunyi di ponsel Sheryl, ia menduga bahwa itu adalah pesan dari guru yang seharusnya mengajar jam ini.

Seperti biasa, ia langsung meneruskan pesannya ke grup kelas.

Sheryl berdiri sambil membawa buku, alat tulis, serta ponselnya.

"Mau kemana lo?" tanya Vilia.

"Perpus."

"Ikut gue," ucap Vilia seraya membereskan barang-barangnya untuk dibawa juga.

"Woy! Mau kemana? Nggak boleh pulang loh."

Tanpa menggubris Joy, mereka berdua sudah berjalan ke luar dari kelas.

"Yee... Gue dikacangin. Yaudah, nyontek Dinda aja."

Sesampainya di perpustakaan, "Vilia"

Vilia menoleh, ia mendapati teman se-anggota OSIS nya di sana.

"Kenapa, Rin?"

"Dipanggil ke ruang rapat."

"Ohh yaudah, lo duluan aja. Ntar gue nyusul kok."

"Gue duluan ya!" pamit Rina sambil meninggalkan mereka berdua.

"Duh, sorry nih, Ryl. Gue di panggil buat rapat OSIS. Lo... Nggak pa-pa?"

"Nope."

"Gue duluan ya! Sorry sekali lagi."

Sheryl mengangguk tanda jawaban, ia membuka pintu masuk perpus itu.

"Permisi..." ucap Sheryl lemah hampir tak terdengar.

Sheryl menutup kembali pintunya, ia duduk di bangku kayu bagian belakang dan memasang headsetnya.

Di tengah pekerjaan Sheryl dalam mengerjakan tugasnya, ia menemukan materi yang tak ia pahami di sana. Untung sekali ia sedang di perpustakaan sekarang. Siapa tahu ada buku yang membahas tentang materi ini.

Sheryl melepas headsetnya, ia berdiri dan mulai menelusuri rak-rak buku yang berada di sana satu persatu.

Ia menemukan bagian biologi, segera ia langsung menuju ke arah itu.

"Aduh."

"Ah!"

Kaki Sheryl tersandung, ia jatuh di–

Bagian PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang