⋆ berani dulu, baru maju. ⋆
__________"Ih, Ryl! Lo kenapa baik banget sih, jadi orang?! Kenapa nggak lo biarin Adrian tau aja? Biar lo nggak diganggu Mona lagi!"
Joy menggeram. Ia sangat kesal setengah mati dengan kelakuan Mona. Padahal Sheryl tak melakukan apapun. Bisa-bisanya Mona menjahati Sheryl. Joy menebak kalau Mona menyukai Adrian, karena itu ia membenci Sheryl. Tetapi, bukankah belakangan ini Sheryl dan Adrian tak terlihat dekat?
Itu justru dimanfaatkan Mona untuk membalas "dendam" nya.
"Ribet."
"Iya- tapi kan, Ryl!"
"Sht. Lo berisik. Gue mau ngerjain tugas."
Saat ini, Joy dan Sheryl sedang berada di dalam kamar tidur Sheryl. Niatnya sih mengerjakan tugas bersama.
Joy mengerucutkan bibirnya sambil memperhatikan Sheryl yang setia dengan pulpen di antara jari jemari dan tangannya, menyelesaikan tugas dan membuat ringkasan materi.
Sheryl menghentikan kegiatannya ketika mendengar suara pintu diketuk. Ia dan Joy menoleh ke arah pintu, pintu terbuka, memperlihatkan ibu Sheryl yang tersenyum lembut dengan nampan berisi dua gelas kopi susu dingin di sana.
Ana melangkahkan kakinya masuk setelah menutup pintu kamar Sheryl. Ia kemudian menaruh nampan berisi dua gelas kopi susu dingin di lantai, tempat mereka belajar.
"Kenapa di lantai?" Ana bertanya. Sedangkan Joy sudah mengubah ekspresinya menjadi ceria seakan tak terjadi apapun sambil mengambil satu gelas kopi susu dingin dan menyeruputnya.
"Pengen." Jawab Sheryl dengan singkat sambil melirik Ana dan kopinya sekilas lalu kembali fokus ke buku lagi.
Ana menggelengkan kepalanya. Anaknya ini jika sudah berurusan dengan buku tak akan bisa diganggu. Kecuali ketika mood nya sedang tak bersahabat dengan buku, alias malas.
"Tante, tante." Joy menggoyangkan lengan Ana setelah menghabiskan setengah gelas kopi susunya dan meletakkannya di nampan kembali.
"Kenapa Joy?" Ana menoleh, memilih memperhatikan Joy daripada mengganggu anaknya yang sedang dalam keadaan "mutlak."
"Tadi waktu di sekolah, Sheryl disiram jus sama cewek yang namanya Mona."
Sheryl menghentikan tangannya yang sedang menulis, ia mendengar Joy. Kemudian melihat Joy dengan tajam. Seolah mengisyaratkan agar diam dan tak membahas itu. Sheryl tak ingin ibunya tahu tentang masalahnya di sekolah. Tidak sekarang.
"Bukan masalah besar. Dia cuma kesel aja sama Ella, bu."
Raut wajah Ana menunjukkan kekhawatiran, tetapi ia mengerti jika anaknya tak ingin membahas ini lebih lanjut. Lebih tepatnya, Ana tahu Sheryl membenci jika orang lain ikut campur dalam masalahnya, bahkan keluarganya sekalipun.
Ana mengangguk pelan lalu mengusap lengan Joy sambil tersenyum dan beranjak pergi. Sebelum benar-benar pergi, Ana memperhatikan Sheryl dan Joy yang saling beradu pandang di ambang pintu baru kemudian menutup pintunya.
Sheryl menghela napas kemudian mengambil segelas kopi dan meminumnya beberapa teguk, menaruhnya kembali dan melanjutkan kegiatannya, tak menghiraukan Joy.
Sedangkan Joy membuka ponselnya untuk meredakan kekesalannya. Ada notifikasi pesan masuk dari Vilia.
Vilia Bucin Megan 🤮🌷:
Bilang sama Sheryl besok pulang cepet.
Hp nya mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian Pertama
Teen Fiction( PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! ) Sheryl Raquella Anastasia Florence. Ia adalah anak SMA biasa, sampai ia mengenal Adrian. Adrian telah mengubah hidup Sheryl secara drastis. Sebenarnya Sheryl mempunyai satu permintaan saat ia masuk SMA, "Gue mau hi...