3. Home Alone

94.2K 9.7K 596
                                    

"Hallo, Na," sapa Keysha begitu ajakan video call-nya diterima Nara. Cewek di seberang sana terlihat tersenyum lembut. Proporsi wajah yang indah tak mengherankan membuat dia banyak dipuji akan kecantikannya.

"Hallo, Key." Nara melambai.

"Eh Na, rambut lo basah? Lo habis mandi?"

Nara mengangguk seraya mulai menyalakan hair dryer sementara ponselnya sudah ia sandarkan pada cermin.

"Jam 9 loh, Na. Mandi malam-malam nggak bagus buat kesehatan."

Nara tersenyum kecil. Keysha memang sering melakukan perhatian-perhatian bahkan untuk hal yang kecil. Dia selalu baik pada Nara. Satu-satunya orang yang tetap dekat dengannya meski sudah lama berteman. Kalau diingat-ingat, Nara kurang beruntung dalam pertemanan. Nara juga tak mengerti. Sebenarnya dirinya juga bukan asosial. Atau mungkin ini kutukan? Karena ketika Nara dekat dengan seseorang, mereka pasti akan berakhir dengan tidak baik-baik saja. Oleh sebab itu Nara begitu mensyukuri adanya Keysha yang bisa bertahan sampai sekarang ini.

"Pulang sekolah gue ketiduran karena enggak ada orang di rumah jadi nggak ada yang bangunin, bablas deh."

"Mama lo ke mana emang?"

"RS, nemenin Tante yang sakit. Papa juga paling beres kerja juga ke sana."

"Berarti lo sendirian dong?"

Nara mengangguk.

"Kalo gitu gue ke sana temenin lo."

"Eh nggak perlu Key."

"Tapi kasihan lo sendirian."

"Meskipun gue jarang ditinggal sendiri, bukan berarti gue nggak berani sendirian di rumah."

"Tapi tetep aja gue khawatir. Kalo ada terjadi sesuatu sama lo?"

"Nggak akan."

"Ngeyel ya." Keysha memberengut lucu membuat Nara tertawa.

"Bukan ngeyel tapi lo malam-malam ke sini juga bahaya. Gue nggak bakal kenapa-napa. Lagian siapa yang jamin lo bakal baik-baik aja di jalan."

Keysha menghela napas. "Ya udah gue temenin lo VC aja ya."

Wajah Keysha sedikit menjauh. Diikuti layar yang bergoyang-goyang hingga mendapat posisi yang pas. Nara tebak kalau Keysha menaruhnya di bantal sementara si empu itu asyik tiduran di kasur.

"Tadi Rega pergi futsal ya?" Nara mulai menyisisr rambutnya yang sudah agak mengering.

"Kayaknya sih iya. Tadi setengah 9-an gue lihat dia pulang masih pakai jersey. Kenapa? Dia nggak bilang sama lo lagi?"

"Nggak, bilang kok." Meskipun kalau bukan karena Nara yang mengajak jalan, Nara tak akan tahu tentang itu. Lebih tepatnya dirinya memang tak tahu banyak tentang pacarnya.

"Bilang sama gue kalo Rega bikin lo kesulitan lagi."

Nara menarik senyuman agak canggung. Tiba-tiba teringat perkataan Rega yang melarangnya untuk terus-terusan merecoki hidup Keysha dengan keluhannya. Cowok itu salah paham.

"Eh Key, Rega kalo di rumah ngapain aja?"

"Ya paling main game. Rega 'kan lebih banyak di luar."

Nara mengangguk kecil. "Menurut lo apa gue harus belajar game yang dimainin dia aja ya?"

Keysha tergelak. "Ya ampun lo nggak harus ngelakuin hal kayak gitu demi cowok, Na. Lo jadi diri lo sendiri. Kalo Rega memang suka sama lo dia nggak bakal nuntut apa pun dari lo, dia nerima apa pun diri lo."

Selingkuh, Yuk? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang