15. Tipe

96.9K 11.2K 654
                                        

Seperti biasa Nara akan menunggu jemputan Mamanya di halte. Dia terduduk seraya menendang-nendangkan kaki untuk mengusir bosan. Mamanya mengabari bahwa dirinya akan sedikit telat. Berbeda dengan sebelumnya di mana Nara tidak membawa jaket. Hari ini Nara sudah sigap melawan angin yang mulai kencang. Jeket tebalnya bahkan syal juga. Meski beberapa orang menatap heran, namun Nara lebih mengutamakan kesehatannya daripada kata mereka.

"Na."

Nara baru saja akan bersenandung dalam hati begitu makhluk yang sangat tak ingin Nara temui keberadaannya itu menampakkan diri. Rega.
Mood yang semula akan menjadi cerah tiba-tiba suram seketika.

"Aku udah pesen tiket, nonton yuk."

Telinga Nara tidak tersumbat atau salah dengar 'kan? Nonton? Rega? Mengajak Nara nonton?

"Liat katanya film ini lagi ditunggu banget. Tadi aku juga hampir nggak bisa dapet tiketnya." Rega menampilkan poster film horor di ponselnya.

Nara sudah hampir menampilkan ekspresi julidnya namun untungnya bisa dikondisikan dengan cepat.

"Maaf aku nggak bisa," ucap Nara dengan senyuman palsu.

"Bukannya waktu itu kamu pengen jalan?"

Itu waktu itu! Sebelum tahu kebusukan kalian! Sekarang memikirkan berdua dengan Rega saja membuat Nara langsung ingin mandi kembang tujuh rupa biar melepas sial.
Bisa-bisanya Nara baru sadar jika selama ini dia bersama orang yang seegois itu. Ketika dulu Nara ingin dia ke mana?

"Aku udah ada janji nanti sama Naresh," bohong Nara. Semoga Naresh tak marah karena sering Nara manfaatkan namanya.

"Naresh?"

Nara mengangguk. "Soal olimpiade."

"Oh...." Ekspresi Rega terlihat tidak ada pilihan. Soal pendidikan sejak awal kenal Nara sudah bilang bahwa dia orang yang memprioritaskan hal itu.

"Oke deh mungkin lain kali." Cowok itu menyunggingkan senyuman.

"Yaudah. Janjinya nanti 'kan? Sekarang kamu pulang? Biar aku yang anterin."

"Bukanya kamu bareng Keysha." Nara menahan ekspresinya agar tidak terlihat muak. Nara harus menahannya sampai waktu di mana Nara bisa menampar harga diri mereka dengan sekeras-kerasnya.

"Ya karena tadi niatnya aku mau jalan sama kamu, jadi Keysha pulang duluan."

Rega pikir Nara mau jadi pengganti 'Tuan Puteri' dia yang tidak ada itu? Heh, jangan bercanda.

"Mama bentar lagi nyampe, kamu pulang aja."

"Oh, oke."

Nara mengangguk.

"Kalo gitu hati-hati." Rega menepuk-nepuk puncak kepala Nara yang seketika membuat Nara ingin membantingkan tasnya pada wajah cowok itu. Kurang ajar, berani-beraninya menyentuh dirinya!

"Duluan." Rega pun berjalan menjauh sementara Nara mencengkeram kuat beton yang didudukinya.

Tidak jauh dari sana, sepasang mata setia mengamati. Tempatnya cukup tersembunyi, meski tak sampai terdengar pembicaraannya, setidaknya dia tahu apa yang terjadi.

Ting!

Rega:
Nara nggak bisa nonton, jadi gimana kalo kita aja yang pergi.

Keysha berdecih, tatapan matanya terlihat kesal.

Keysha:
Duh maaf banget, ini aku udah pergi ke rumah sodara. Lain kali ya.

Keysha menutupkan tudung hoodienya lalu pergi dari sana.

Selingkuh, Yuk? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang