16. Modus

105K 12K 1.4K
                                        

Nara berjongkok di depan lemari bukunya. Matanya fokus menyoroti baris paling bawah yang mana berisi kumpulan komik yang dirinya punya. Nara memilih beberapa judul yang memiliki alur tentang perjuangan cewek yang menyukai cowok. Lebih tepatnya cewek yang ngejar cowok kayak orang gila. Nggak peduli dicuekin, nggak peduli disinisin, nggak peduli pandangan yang lain. Maju terus pantang menyerah sampai si cowoknya balik suka.

"Optimis sama nggak tau malu beda tipis sih ya."
Nara berdiri setelah memasukan 5 komik ke dalam dekapannya. Ia pun berjalan ke arah ranjangnya. Duduk bersila dengan komik yang dijajarkan di depannya.

"Dulu gue berpikir komik nggak ada faedah lain selain hiburan, nggak nyangka sekarang malah gue jadiin bahan riset gini."

Nara mengetuk-ngetuk dagu, memilih mana yang akan ia bedah lebih dulu. Meski semuanya pernah Nara baca sih. Isinya cukup menggelikan, karena tokoh ceweknya terkadang melakukan segala hal bahkan yang menurunkan harga dirinya. Nara juga tidak mau melakukan kalau targetnya bukan Naresh. Karena cuma di hadapan cowok itu Nara sudah tidak ada harga dirinya. Dia sudah tahu titik menyedihkan Nara, jadi Nara pun tak perlu repot-repot menjaga image lagi.

"Pilih yang mana ajalah Nara." Nara memejamkan mata dan membiarkan tangannya mengambil sendiri.

"Ih, kok yang ini?" Bibir kiri atas Nara terangkat, mendapati buku yang tangannya ambil ternyata adalah buku dengan tokoh ter-cringe dibanding yang lainnya.

Nara hendak mengganti dengan buku lain, namun tiba-tiba dirinya teringat akan Naresh yang menjulidinya karena sering tidak terima kekalahan ketika suit.

Si paling nggak terima kekalahan.

Nara menggeleng. "Oke-oke gue nggak kayak gitu."

Nara pun membuka buku cringe-nya itu dan membaca dengan kilas karena yang dia butuhkan hanya tipsnya.

"Spam chat manis?" Nara kemudian melirik ponselnya yang tergeletak di atas bantal. Nara tidak pernah menghubungi Naresh. Maksudnya selain untuk mengonfirmasi bahwa dia tidak sengaja menelpon itu, selama ini Nara tak pernah Chatting atau telponan dengan dia. Lupakan, jangankan itu semua, menyimpan nomornya saja baru ia lakukan sekarang.

"Harus gue lakuin nih?" tanya Nara pada si buku seolah dia makhluk hidup. Ia kemudian menarik napas dalam sebelum meraih ponselnya. Tak lupa dalam hati merapal, nggak papa ini Naresh kok.

- Resh.

Super Mario:
- ?

-Wah garcep, lagi main hp ternyata. Kirain lagi belajar.

Nara menepuk dahinya. Kenapa dirinya malah salah fokus. Kasih chat manis Nara! Perhatian! bukan komentar!

-Eh maksud gue lo lagi apa?

Super Mario:
- Gue nggak belajar karena seseorang lupa kasih giliran bukunya.

Nara menepuk keningnya lagi. Kali ini karena dirinya baru ingat tentang buku soal kimia yang bersengketa itu. Harusnya hari ini Nara memberikannya pada Naresh. Nara beneran lupa dengan kesepakatan mereka

- Duh sorry, Resh. Lupa
- Jangan marah.
- Ini gue baru mulai masa udah mau diblok :(

Super Mario:
- ?

Nara mendesah kesal. Ini baru mau mulai, tapi Nara sudah membuat kesalahan, cowok itu pasti kesal banget sekarang.

- Janji deh besok dibawa.
- Lo mau belajar sekarang? Gue fotoin aja ya?
- Ya, pokoknya jangan blok gue

Selingkuh, Yuk? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang