30. Belajar

91.5K 11.1K 960
                                    

Seneng kan kamu?

Udah panjang nih.

oOo

.Begitu mobil Naresh berhenti, Nara segera bergegas turun. Bukan apa-apa, takut Rega lihat. Nara tidak ingin dipergok langsung, Nara ingin membuat cowok itu bingung mendengar desas-desus dari orang lain soal kedekatan dirinya dan Naresh.

Seperti yang dia lakukan pada Nara dulu. Dia pikir kepala Nara tak sampai sakit apa mendengar selentingan tentang dia dari sana-sini. Mencoba berpikir positif tapi fakta menghantam di mana-mana. Rega juga harus merasakannya. Sampai tak enak tidur, tak enak makan, bahkan menangis, Rega harus merasakan!

"Buru-buru, bell masih lama kok," ucap Naresh
menghampiri seraya membawa tas bekal Nara.
Oh iya, Nara sampai lupa membawanya.

"Sini, aku yang bawa."

"Nggak papa," tolak Naresh.

"Tapi itu tasnya warna pink."

"Terus?"

"Kamu nggak malu?"

"Nggak ada yang bilang tuh kalo ini dosa."

"Yaudah, bagus deh, tangan aku aman." Nara kemudian tersenyum senang.

Namun, sayangnya senyum itu tidak bertahan lama begitu cowok yang paling Nara kutuk di dunia menghampirinya.

Kenapa malah datang sekarang sih.

"Na?"

Nara menghela napas kecil sebelum membentuk senyuman dengan wajah ceria. Memulai kepalsuannya.

"Kamu dateng sama Naresh?" Rega melirik Naresh, ada kilat sinis pada sorot matanya. Dia yang semula selalu bersikap santai pada Naresh, sekarang begitu terlihat aura permusuhannya.

"Iya," jawab Nara tanpa beban yang tentunya semakin memprovokasi ketidaksukaan Rega itu.

"Kenapa?"

"Rumah aku dilewati Naresh." Nara menoleh pada Naresh kemudian menyunggingkan senyum.

Rega memegang tangan Nara lalu membuat cewek itu kembali menatap padanya.

"Kalo Mama kamu nggak bisa anterin, kenapa kamu nggak telpon aku buat jemput?"

Ada yang mau pentungin tangan Rega yang sembarangan pegang-pegang Nara ini tidak? Sumpah rasanya Nara ingin memukul tangan cowok itu.

Tapi tahan Nara, tahan....

"Terus Keysha gimana?"

Rega terdiam. Dia terlihat gelagapan mencari jawaban.

"Lebih efisien aku sama Naresh, kita 'kan satu arah.  Dan kamu sama Keysha satu arah. Gitu 'kan?"

"Tapi Na, bukan berarti kamu pergi dengan Naresh juga."

"Kenapa? Naresh baik loh mau bantuin aku."

"Kamu pacar aku."

Nara rasanya ingin tertawa kencang-kencang di telinga Rega.

"Iya, terus kenapa?"

"Kamu nggak boleh pergi sama cowok lain."

Nara menghela napas, berpura-pura lelah. "Cuma berangkat bareng loh, Ga. Apa yang salah? Kamu juga pacar aku 'kan? Kamu juga pergi sama Keysha. Aku nggak protes--maksudnya kamu larang aku protes. Karena kalian pulangnya satu arah, aku nggak boleh kekanakan. Ya sama, apa salahnya aku pergi sama Naresh?"

"Na, aku sama Keysha--"

"Sahabatan," potong Nara. "Iya aku tau. Aku juga sahabat Keysha, sabahat Naresh juga."

Selingkuh, Yuk? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang