when renjun loves sungchan

1.1K 68 23
                                    

younger.

Arasha Harestama bukan malu. Tapi, kesal karena mengetahui fakta bahwa dominannya lebih muda dari dirinya; Arshavka Abinathama.

n . untuk chat tolong abaikan waktunya; hitam artinya bagian Arasha sedang putih artinya bagian Arsha.

🦊 x 🦌

dibuang bahasa kasarnya dan bahasa terkenalnya adalah dijodohkan. Yap, kali ini cerita mengenai Arashaㅡsi bungsu dari keluarga Harestama yang dijodohkan, alasannya bukan karena bisnis seperti kebanyakan pada umumnya karena hal itu jelas Arasha sendiri tau jika kedua orang tuanya tidak sekuno dan setega itu untuk mengorbankan dirinya demi bisnis keluarga yang jelas-jelas sudah berada diatasㅡHarestama termasuk keluarga kelas atas. Tetapi perjodohan itu demi masa depan Arasha yang tak karuan jelasnya.

Arasha ini masih suka main sampai malam diusianya yang sudah menginjak kepala duaㅡdua puluh empat tahun, usia-usia yang seharusnya sudah ber-rumah tangga, bukan lagi bermain-main apalagi sampai malam.

Arasha sih tidak masalah jika dijodohkan secara mendadak; singkatnya pulang dari tongkrongan sekitar jam enam malam dan saat sampai didalam kamar menemukan stelan tuxedo terlipat rapi diranjang. Saat bertanya pada bibi, "bi.. tuxedo buat apa? apa ada acara?" dan alih-alih bibi yang menjawab justru sang ibunda tercintanya sendirilah yang menyambar, "dek! kamu siap-siap, jam tujuh kita ada dinner sama teman papa."

yah, seperti itu.. dan Arasha menurutinya. Saat sampai ditempat dinner, Arasha tidak banyak bertanya meskipun berhadapan dengan teman sang papa yang rupanya sudah menunggu bersama keluarganya, diruang VIP.

Arasha bahkan hanya fokus bermain game yang ada diponselnya setelah acara makannya ia selesaikan, ia tidak memperhatikan topik utama antara papanya dengan pria paruh baya yang ia ketahui merupakan teman dari sang papaㅡArasha bahkan tidak memperdulikan pemuda lain yang duduk dihadapannya yang bahkan memperhatikannya yang sibuk bermain dengan ponsel.

sampai pada, "Arasha.. tidak keberatan?" sebuah pertanyaan yang meroyok penuh atensi Arasha dari ponselnya.

"hah?" respon linglung dari sosok Arasha sembari menatap kedua orang tuanya dengan tatapan menuntut penjelasan.

"makanya kalau ada orang berbicara itu disimak." cibir sang ibunda membuat Arasha yang saat itu linglung menjadi semakin linglung.

"apasih, Bun?" tanya Arasha yang masih linglung.

"apa kamu tidak keberatan menikah dengan putra om?"

Arasha menoleh kearah teman papanya dengan alis menyatu, "huh? menikah?"

"lemot." celetuk pemuda yang duduk dihadapan Arasha, membuat Arasha melotot tidak terima.

"mulut loㅡ" belum sempat Arasha memaki, wanita paruh baya yang duduk diantara pria paruh baya dan pemuda itu menyela sembari menyenggol pelan lengan pemuda itu, "Shavka.. jangan seperti itu."

"dia dari tadi main hp, mah. Tidak sopan, tidak menghargai orang yang berbicara."

Arasha kembali melotot, "eh??"

"namanya Arasha, Shavka." ulang sang mama, membenarkan penyebutan sang putra yang menyebut Arasha dengan sebutan dia.

"ya, dia.. Arasha." ulang Shavka, Arshavka Abinathamaㅡpemuda yang duduk dihadapan Arasha bahkan memperhatikan gerak-gerik Arasha sedari awal pembicaraan.

"guㅡaku denger kok." sambar Arasha merasa telah dipojokkan oleh pemuda bernama Shavka.

"dengar apa?" saut sang ibunda membuat Arasha menoleh kearahnya, "kamu dari tadi main hp.. benar kata Shavka."

7. FoxeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang