ketika Lee Jeno mulai bertingkah seolah bermain main dengan hubungannya bersama Huang Renjun, sejak saat itu pula Renjun berharap bisakah kita mengakhiri hubungan? tapi bagaimana dengan keputusan Jeno yang berharap bisakah kita bertahan? meski sepenuhnya ia sadar kalau sering bikin Renjun ngajak putus.
🦊 x 🐶
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ting!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renja menghela nafas berat setelah membaca pesan dari Jeno lewat tweet.
klek
"dek! dicari Jaemin dibawah tuh, cepet turun. Kasian Jaemin nunggu dibawah ga mau masuk." suara kakaknya bikin Renjun otomatis pergi keluar kamar; turun kelantai bawah, lebih tepatnya dipekarangan rumah buat ketemu Jaemin.
"ngapain kesini malem malem, Na?"
Na Jaemin yang tadinya berdiri membelakangi pintu jadi berbalik buat ngeliat Renjun. "ngajak date? katanya kamu single."
"huh?"
🦊 x 🐶
"gimana, Jen? dibales Renjun ngga?"
Jeno menglengos malas mendengar pertanyaan dari gadis yang tanpa sengaja membuat hubungannya setengah kandas.
"cuma dibaca, Karin. gua bingung, apa harus gua temui kerumahnya?" tanya Jeno sambil mondar mandir didepan Karina yang duduk disofa tamu apartementnya.
"lo bodoh banget, lo pacaran sama Renjun itu ga sehari dua hari tapi dua tahun, Jeno, masa masih ga ngerti cara bikin hubungan baikan." hardik Karina keki, sahabatnya itu bodoh pake banget kalo urusan percintaan.
"iya gua tau, bangsat! tapi kaㅡ"
"halah tapikan selama ini kalo hubungan lo sama Renjun memburuk itu kan yang selalu bikin baik Renjun malah selalu Renjun yang minta maaf atau bicara duluan." cerca Karina.
"lo cupu atau gengsi sih? emang ya, cupu sama gengsi itu beda tipis. Gws jiwa dominan lo, jangan sampai Renjun jadian sama Jaemin karena gua tau lo juga tau Jaemin itu kayak apa." lanjutnya beranjak pergi ke kamar, meninggalkan Jeno diruang tamu bersama pikiran buruk yang ia singung.
