too sweet, too bitter.
Natama Bashkala yang dipertemukan dengan Rasi Hastaka saat sedang merokok ditaman belakang sekolah.
🐰 x 🦊
Natama Bashkala, siapa ya tidak mengenal pemuda itu? pemuda yang baru sebulan lalu pindah tetapi sudah sering telat ke sekolah dengan pakaian tidak rapi, bahkan tidak ada atribut yang terpasang disragamnya. Pemuda itu juga sering absen atau tidak hadir, sampai mengharuskan guru konseling mendatangi rumahnya dan mengadukan pada kedua orang tua Natama yang rupanya saat itu sedang berada diluar kota.
Natama, nama yang sering dicari-cari para guru untuk ditagih tugas sekolahnya itu kini rupanya tengah duduk santai dibangku taman belakang sekolah dengan sebatang rokok disela-sela jarinya. Natama menyesap dan menghembuskan kepulan asapnya diudara, menatap langit siang hari
Hari Selasa, hari ini Natama datang terlambat dan terpaksa menjalankan hukuman yang berakhir membuatnya bersantai ria ditaman belakang sekolah dengan sekotak rokok miliknya, ia bahkan tidak peduli ada atau tidak cctv diarea yang saat ini ia gunakan.
tring.. tring..
bell istirahat terdengar, Natama membuang puntung rokoknya yang sudah mengecil dan menggantinya dengan yang baru. Menyalakan korek dan mulai melakukan aksi sebatnya dengan pro siang ini meski ponselnya sudah beberapa kali berdering memaparkan kontak ketua kelasnya yang sedari tadi mengiriminya pesan mengenai tagihan tugas-tugas sekolahnya dari beberapa guru yang menurut Natama sangat merepotkan.
drtt.. drtt..
Natama melirik dengan helaan nafas malas. Kali ini Dengan berat hati ia mengangkat panggilan dari sang ketua kelas, "apa?"
"lo dimana? guru-guru pada nanyain lo, tadi mereka liat lo dihukum tapi dikelas gak ada lo."
"bilang aja gue pulang."
"bangsat, yang ditanyain gue.. Tamㅡ"
pip
mati, Natama mematikan sepihak panggilan itu dan kembali melakukan aktifitasnya yang rupanya mengganggu pemuda yang baru saja datang dan berdir tak jauh dari bangku yang diduduki Natama.
"ini masih diarea sekolah.." celetukan seorang pemuda mengalihkan atensi Natama yang menoleh kebelakang dengan alis terangkat.
"urusanmu?" balas telak Natama saat pemuda itu berjalan kearahnya dan mengambil alih rokok yang berada disela jemarinya, Natama terdiam saat pemuda itu dengan sengaja menjatuhkan bahkan menginjak puntung rokok miliknya yang masih sedikit panjang.
"bisakah aku meminta tolong sebentar saja padamu untuk tidak merokok? aku ingin makan disini." ujar pemuda itu menyadarkan Natama yang sedari tadi menatap rokoknya yang sudah tidak terbentuk layaknya rokok.
Natama memasang wajah datarnya, "terus urusan sama rokok gue apa?"
pemuda itu tersenyum tipis, "aku punya asma.. asap rokokmu mengganggu pernapasanku."
terpatung sesaat saat melihat senyum pemuda itu, Natama menggeleng pelan sembari berdehem. "Kenapa disini? lo bisa makan dikantin atau dikelas, kan?" alihnya datar.
"ramai." jawab pemuda itu, "kamu sendri kenapa ada disini? merokok?"tuduhnya langsung ia alihkan, " um.. sudah makan?"
Natama bergidik acuh, "lo kalo mau makan disini cepetan sebelum bell masuk." titahnya membuat pemuda itu memberanikan diri duduk dibangku yang ia duduki dan mulai membuka kotak bekal yang ia tenteng sedari tadi.
belum sempat menyentuh sendok, pemuda itu merogoh sakunya dan mengeluarkan permen yang membuat Natama menautkan alisnya saat pemuda itu menyodorkan sebungkus permen loli.
"sebagai ganti rokok yang aku injak tadi." ujar pemuda itu, "meskipun harganya berbeda tapi permen dan rokok itu sama.. sama-sama manis tetapi juga memiliki perbedaan yang sangat tertera jelas jika rokok merusak paru-paru.. sedangkan permen tidak." lanjut pemuda itu membuat Natama tersenyum kecilㅡsangat kecil.
manis, ya.. pemuda itu manis sekali, Natama sedikit tertarik.
tak membutuhkan waktu yang lama atau tolak menolak, Natama menerima sodoran permen dari pemuda itu, "cepet makan." datarnya dengan pikirannya yang ingin sekali mengeluarkan sebuah kalimat pertanyaan mengenai nama pemuda itu.
"sama-sama." sindir pemuda itu membuat Natama semakin mengembangkan senyum tipisnya yang sama sekali tidak diperhatikan oleh pemuda itu.
pemuda itu mulai memakan bekalnya, sedangkan Natama diam mengamati pemuda itu dari samping. "Ekem, boleh aku memberi saran?" dehem pemuda itu membuat Natama tersentak.
"apa?"
"kamu masih muda, jangan sering merokok atau jika bisa hilangkan kebiasaan merokokmu.. kasian paru-parumu, jika bukan untukmu.. setidaknya untuk keluargamu." saran pemuda itu membuat Natama menunjukkan senyum mirisnya.
"untuk keluarga ya?" celetuk Natama tak sadar membuat pemuda itu menoleh sepenuhnya kearahnya dengan alias tertaut bingung. "Gimana kalo gue berhenti ngerokok karena lo?" lanjut Natama membalas telak tatapan pemuda itu dengan satu alis terangkat, "keluarga gue gak peduli sama gue.. jadi, berhubung lo peduli sama paru-paru gue.. gimana kalo lo aja yang ngebuat gue berhenti merokok?"
speechless, pemuda itu mengalihkan tatapannya dari Natama. Pemuda itu merasakan jantungnya sedikit tidak tenang saat bersitatap dengan Natama selama beberapa menit tadi, apalagi dijadikan alasan untuk berhenti merokok? hei, apa-apaan?!
"nama lo?" tanya Natama yang lancang menyentuh dan sedikit mendorong bahu pamuda itu untuk menghadapnya, agar dapat melihat pin nama yang tertempelㅡ"Rasi Hastaka."
Rasi Hastakaㅡspontan menatap Natama dan mencari pin nama yang seharusnya tertempel disragam Natama. "Kamu?" ujarnya sedikit pelan.
"Natama Bashkala, 12 IPS 3." sebut Natama dengan senyum lebarnya yang justru terlihat aneh Dimata Rasi. "Lo murid baru ya?" lanjut Natama karena sebelumnya tidak pernah tau jika ada murid manis bernama Rasi Hastaka yang siang ini dengan lancang dan berani merampas dan menghancurkan rokoknya tepat dihadapannya.
Rasi menggeleng, "aku IPA 1. Seperti kamu yang murid baru, ya?"
Natama sempat memproses sebelum Rasi kembali menyeletuk, "selama sebulan lalu aku sempat drop.. mungkin waktu itu kamu masuk ke sekolah ini, benar?"
ah, sebulan lalu? "drop?"
"ya, asma."
"separah itu?"
Rasi tersenyum tipis, "tidak separah itu.. orang tuaku saja yang terlalu over sampai tidak memperbolehkan aku sekolah selama beberapa hari."
tring.. tring..
bell masuk bunyi, Rasi spontan merapikan kotak bekalnya. "Bell masuk, kamu tidak masuk ke kelas?" tanyanya saat beranjak dan melihat Natama tidak bergerak dari posisi duduknya, hanya menatap Rasi dalam diamㅡmengamati segala pergerakan pemuda Hastaka itu.
"Natama.. masuk kelas?"
"lo aja duluan, gue masih mau disini."
"kamu bolos..?" tebak Rasi.
Natama tertawa, "refreshing."
Rasi mengerjap lugu selama beberapa detik sebelum menarik nafas, "kalau gitu aku duluan yaㅡ"
Natama memotong, "jangan lupa besok waktu istirahat kesini bawa permen lagi, gue tunggu." beranjak dan mengusak surai Rasi sebelum melangkah lebih dulu meninggalkan Rasi yang mematung akibat dari perlakuannya.
Rasiㅡwajahnya memerah dengan senyum mengembang, ini terlalu manis untuk pertemuan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
7. Foxey
ContoRenjun with his dominants, beberapa alur yang gagal didebutkan menjadi buku.