11. The obsession

4.6K 163 0
                                    

🔞

Hari baru sepulang dari kegiatan sibuk haechan membantu hyung nya , haechan mengendarai mobil kesayangan nya melewati area perumahan nya sedikit lebih jauh , di ujung belokan ia memantapkan hati nya bahwa ia akan benar-benar memarkirkan mobil di salah satu rumah agung di ujung sana.

Gerbang hitam besar terbuka saat haechan mengklakson 2 kali , terlihat ada beberapa pelayan yang sudah menunggu kedatangan nya di ambang pintu .

Rumah yang begitu dingin dan menyeramkan ini membuat haechan ingin memasuki mobil dan berjalan pulang , tetapi kepala pelayan itu menyambut haechan dengan senyum seraya mempersilahkan sang tamu masuk .

Rumah berlangit tinggi dengan lampu gantung yang di yakini sangat mahal tak sebanding di rumahnya yang hanya mengikuti selera mommy mampu membuat haechan terpanah , ini tak sama seperti terakhir kali ia melihatnya.

"Apa lampu ini baru ? " Tanyanya pada kepala pelayan.

"Bahkan tuan sudah mengganti seluruh barang yang ada di rumah ini , ia ingin suasana baru " ucapnya.

"Ah , dimana mark hyung ?"

"Tuan akan segera datang , silahkan duduk saya akan membuat kan teh"

Benar , semua barang di sini terlihat baru , sofa lampu dan pajangan itu terlihat mencolok dan sedikit hangat sebab tercampur warna muda . Di sudut lemari tertata pajangan berupa bunga dan rerumputan yang terkesan klasik.

Mark benar-benar menata semua ini jauh dari yang sebelumnya.

Suara langkah kaki itu terdengar familiar. Dengan baju kemeja putih yang lengannya sedikit di lipat dan tiga buah kancing di bagian dada yang sudah terlepas membuat haechan terkesima.

Ia sangat tampan , cara ia melangkahkan kakinya, cara ia menggulung lengan kemeja itu , dan cara ia menghampiri haechan yang terduduk diam di sofa.

Tetapi , ...............

Ia sangat terlihat dingin .

Mark mendudukkan dirinya tepat di hadapan haechan dengan sofa single hanya di batasi meja kaca besar di hadapannya.

Ia menatap haechan lekat tanpa berbicara sepatah katapun . Bahkan nafasnya terdengar sangat tenang .

"Mark hyung , apa kau baik-baik saja ?" Tanya haechan sedikit takut.

"Kau mengingkari janjimu , apa keputusan mu datang ke sini sudah bulat ? Aku tak ingin kau menyesali nya seperti waktu itu "

Haechan tampak bingung dengan yang ia rasa , mengapa ia harus mempertanyakan hal itu lagi , dengan datang kesini saja ia seharusnya sudah tau jika haechan bersungguh-sungguh.

"Naik lah ke kamar ku , tetapi jika kau tak mau , kau bisa pulang" lanjut mark .

Mark memutar gelas nya , kegiatan yang selalu ia lakukan dan terlihat seksi . Menunggu jawaban haechan yang tak kunjung bergerak mark sengaja meliriknya guna memastikan sang tamu masih bernafas.

Ia berdiri , langkah kaki haechan mengarah ke tangga dengan langkah pelan . Mata nya tak henti-hentinya melirik sekitar , apakah ini aman bagi nya ? Kali ini ia mengikuti kata hati walau berkali-kali otak nya memerintahkan untuk segera kabur .

Kamar yang tak asing , kasur yang lagi-lagi sama seperti ia sentuh terakhir kali . Haechan merindukan aroma ini , aroma mark yang mendamaikan . Entah bagaimana ia bisa jatuh dalam perintah mark secepat ini , hanya saja ia mulai terbiasa jika di beri perhatian seperti hari itu . Ia senang , tetapi otak nya tak terima dengan kesenangan hati kecilnya .

Pintu tertutup dan terkunci yang tak lain adalah mark si pemilik kamar yang melakukan nya .

Haechan tak ingin melihat nya , ia takut jika dirinya tak kuasa melihat mark , tetapi tiba-tiba pria itu memeluk haechan dari belakang sambil mengendus aroma leher itu , aroma yang ia juga sama merindukan nya .

The Obsession [MARKHYUCK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang