Bab 14

1.3K 197 15
                                    

Ali tidak bisa berhenti memijit pelipisnya ketika memasuki ruangan sang Ayah dimana disana sudah ada Ibunya. Miska memang sengaja menyambangi kantor untuk menemui putranya yang sejak kemarin mengabaikan panggilan telepon darinya.

Ali ini benar-benar.

"Jadi cepat ceritakan sama Mami siapa perempuan itu!" Miska kembali menodong putranya. "Kamu gimana sih Nak masak diam-diam udah punya calon istri Maminya nggak tau apa-apa." Dumel Miska pada putranya.

Ali menatap sang Ayah dengan tatapan memohon. Hendra tampak mengedikkan bahunya lalu kembali berbicara dengan Adnan. Ryan sedang menyelesaikan pekerjaannya.

"Mi nanti ya Ali ceritain semuanya sekarang Ali mau kerja dulu." Ali memohon pada Ibunya.

Miska sontak memegang lengan putranya mewanti-wanti takut Ali benar-benar beranjak dari duduknya. "Kamu tetap disini sampai Mami tahu semuanya." Putus sang Nyonya yang sontak membuat Ali menghela nafasnya.

"Mi sejujurnya yang kemarin itu hanya kecelakaan."

"Kecelakaan gimana orang Mami lihat kamu nafsu banget nyedotnya." Ali sontak membelalakkan matanya mendengar respon sang Ibu.

Hendra dan Adnan juga sama terkejutnya dengan Ali. Para laki-laki itu tidak menyangka jika Miska bisa berbicara segamblang itu.

"Pada kenapa sih?" Tanya Miska keheranan karena para laki-laki terus saja menatap dirinya dengan pandangan melongo.

"Kamu lihat dimana Sayang?" Hendra beranjak dari duduknya menghampiri sang istri. Adnan memilih keluar membiarkan keluarga Hutama berbincang tepatnya bergosip.

"Ada yang ngirimin videonya buat aku Mas." Jawab Miska pada suaminya.

Ali memejamkan matanya tubuhnya sontak melemah, ia seperti kembali dilemparkan pada kejadian hari itu dimana ia menindih tubuh mungil Prilly lalu bibir mereka saling-- tidak Ali tidak boleh membayangkannya lagi.

Ali buru-buru menegakkan tubuhnya kembali namun tetap saja bayangan bibirnya yang tanpa sadar melumat bibir Prilly kembali terlintas di kepalanya. Ali benar-benar baru menyadari saat itu ternyata dirinya sempat melumat bibir Prilly.

Dan rasanya sekarang ia benar-benar pantas disebut laki-laki bajingan yang begitu lihai memanfaatkan kesempatan.

"Jadi Ali bisa tolong kasih tau Mami dan Papi siapa gadis itu." Miska kembali menodong putranya. "Lagipula sekarang berita tentang gadis itu kembali menghangat setelah Papi memberitahu kalau dia adalah calon istri kamu." Sambung Hendra yang di angguki oleh Miska.

"Jadi cepat atau lambat Mami sama Papi harus mengenal siapa calon menantu kami. Benarkan Pi?" Hendra mengangguk setuju.

Ali tidak bisa berkelit lagi didepan Ibunya ia memang tidak bisa membebaskan diri begitu saja.

"Mami tahukan Ali baru saja putus---"

"Tahu! Tapikan dari dulu Mami memang nggak setuju kamu sama perempuan itu." Potong Miska cepat. Ia masih mengingat perempuan yang dikenalkan putranya melalui telepon sekitar satu tahun lalu dimana wanita itu mengaku bernama Dhea yang merupakan kekasih tercinta putranya.

Miska langsung tidak menyukai gadis itu yang menurutnya terlalu liar dan akhirnya terbukti kan firasatnya kalau gadis itu memang tidak pantas untuk putranya.

"Kualat kamu sama Mami kan?" Ejek Miska yang membuat Ali semakin nelangsa sedangkan Hendra terkekeh geli.

Ali tak habis pikir dengan keluarganya ini, jika keluarga lain mungkin mereka akan mati-matian berusaha membangkitkan semangat anggota keluarganya yang terkena musibah tapi keluarganya alih-alih memberikan semangat justru menggunakan kesempatan duka itu untuk mengejek dirinya habis-habisan.

Mrs AliandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang