Akhirnya Ali dan Prilly bisa bernafas lega saat mereka dipersilakan turun dari pelaminan untuk beristirahat didalam kamar pengantin. Prilly tidak bisa menyembunyikan rona merah diwajahnya saat Joana berteriak begitu kencang disaat ia bergandengan tangan dengan Ali ketika turun dari pelaminan."Cie..Yang sebentar lagi perbaruan status dari perawan menjadi non perawan."
Bukan hanya Prilly tapi Ali juga terlihat salah tingkah terlebih para tamu ikut bersorak menggoda mereka. Prilly menutup wajahnya dengan buket sedangkan Ali berusaha terlihat cool seperti biasa namun samar-samar juga terlihat rona merah menghiasi wajah tampannya.
Pria itu salah tingkah.
Joana kembali ingin berteriak namun dengan sigap Ryan yang berada disebelahnya membekap mulut gadis itu. Prilly sangat berterima kasih pada Ryan.
Ali melangkah memimpin jalan sedangkan Prilly terlihat mengikutinya dari belakang. Tatapan mata Prilly tertuju pada genggaman tangan mereka yang semakin mengerat. Prilly sedikit kesusahan berjalan karena gaun yang ia kenakan bahkan beberapa kali ia nyaris tersandung.
"Hati-hati!" Ali refleks menahan tubuh mungil istrinya yang nyaris tersungkur ke depan.
Prilly terlihat meringis saat merasakan pergelangan kakinya sakit luar biasa. "Mas sakit sekali." Adunya pada Ali.
Ali ikut berjongkok didepan istrinya yang sudah terduduk diatas ambal tebal yang membentang sepanjang koridor menuju kamar mereka. Hotel yang mereka tempati saat ini merupakan hotel bintang lima yang berada dibawah kuasa Hutama alias milik pribadi Hendra Hutama.
"Kaki kamu terkilir." Ujar Ali setelah melihat pergelangan kaki istrinya. Ali melepaskan heels milik istrinya lalu melemparkan sembarangan.
Kedua mata Prilly sontak melotot. "Mas jangan dibuang itu sepatu aku!" Pekiknya sambil memukul gemas lengan suaminya. Demi Tuhan, harga sepatu itu nyari 50 juta dan suaminya dengan seenaknya membuang sepatu pemberian ibu mertuanya itu.
Ali tampak tak perduli ia lebih fokus memijat pergelangan kaki istrinya. "Mas pijatnya dikamar aja jangan disini." Ujar Prilly sambil menahan ringisannya.
Ali mendongak menatap istrinya lalu menyeringai kecil. "Kalau dikamar bukan cuma kaki yang aku pijat." Jawabnya ambigu yang seketika membuat Prilly sadar kemana arah pembicaraan suaminya.
Prilly kembali memukul gemas lengan suaminya. "Mesum ih!" Ali hanya menanggapinya dengan tawa.
"Udah ayo Mas bantu kamu jalan atau mau digendong aja?" Prilly menggeleng pelan. "Aku bisa jalan sendiri." Ali mengedikkan bahunya ia membiarkan saja istrinya yang keras kepala ini melangkah sambil berjaga-jaga takut jika Prilly kembali tersungkur.
Prilly memaksakan dirinya untuk melangkah namun hanya beberapa langkah tubuhnya kembali limbung karena sakit pada pergelangan kakinya.
Prilly refleks memekik saat tubuhnya nyaris terjerembab ke lantai namun sebelum hal itu terjadi sebuah lengan kekar terlebih dahulu memeluk pinggangnya. Siapa lagi pemilik lengan itu kalau bukan suaminya.
"Keras kepala." Desis Ali yang membuat Prilly mengerucutkan bibirnya.
Tanpa berkata-kata Ali segera menggendong istrinya ala bridal style. Prilly melilitkan kedua lengannya pada leher sang suami. Keduanya saling tatap meskipun kedua kaki Ali mulai melangkah menuju kamar mereka.
Prilly terlalu larut dalam kelamnya bola mata sang suami hingga ia tak sadar jika sebelah sepatunya kembali jatuh di lorong kamar.
Tak tahan dengan tatapan sang suami refleks Prilly menyembunyikan wajahnya di dada lebar Ali hingga membuat pria itu terkekeh geli. Dengan segala upaya akhirnya Ali membaringkan istrinya di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs Aliandra
Storie d'amoreNext Story jangan lupa baca yaaa.. Ceritanya nggak kalah seru dari cerita sebelumnya.. Jangan lupa vote dan komennya yaaa..