13

4.8K 584 30
                                    

Begitu acara pentas seni dibubarkan Jeno bernafas lega, sangat lega karena ia tak perlu lagi menahan kebosanan. Untung ia datang bersama Katrine, setidaknya perempuan itu mampu mengusir suntuk.

Jeno merapikan kembali pakaiannya sebelum beranjak, mereka akan menghampiri Kylee untuk memberikan pujian lantaran sudah tampil dengan baik. Sebab saat Kylee melihat Jeno dari atas panggung raut wajahnya berubah.

Menjadi lebih cerah karena mengetahui Jeno dan Katrine duduk bersebelahan. Penampilannya penuh enerjik dan sangat bersemangat.

"Katanya nggak bisa dateng! Kok jadi duduk disebelah ante? Ayah mau modus ya?!" Serbu Kylee begitu Jeno dan Katrine sudah berdiri di hadapannya.

"Ayah dateng salah, enggak dateng tambah salah, jadi kamu maunya apa Kay?" Jeno terkekeh kemudian mensejajarkan tingginya dengan Kylee, menghiraukan celananya yang bisa saja kotor. 

"Orang sibuk kayak ayah, Kylee nggak masalah kalau nggak bisa dateng." Tangan lelaki itu terangkat untuk mengusap kepala putranya, sedikit tertawa lantaran jawaban Kylee menyumirkan perasaannya.

"Sidang ayah di undur, jadi bisa dateng lihat kamu tampil. Ternyata anak ayah hebat ya? Bagus banget tadi penampilannya." Jeno memberi dua jempol yang langsung berbalas tatapan narsis dari putranya.

"Baru tahu? Kylee emang hebat." 

Bukan hanya Jeno yang terkekeh, Katrine dengan spontan pun mengeluarkan reaksi tak menyangka. Kylee benar-benar narsis seperti ayahnya.

Sebelumnya Kylee tak pernah mendengar pujian dari bibir ayahnya. Jujur saja hatinya berbunga, melihat Jeno duduk diantara barisan para orang tua dan menyaksikannya tampil di atas panggung. Kylee sangat senang dan berharap tahun depan ia memiliki kesempatan seperti ini lagi.

Kylee beralih dari hadapan Jeno menghampiri Katrine yang sejak tadi memperhatikan interaksinya dengan Jeno. "Ante.." Panggilnya seraya meraih sebelah tangan perempuan itu.

"Makasih ya, udah sempetin datang. Tahun depan mau datang lagi nggak?" Bahkan di tahun yang akan datang, Kylee tak tahu apakah sekolah akan mengadakan acara yang sama. Tapi ia ingin Katrine menghadiri undangannya lagi.

"Eh? Tahun depan ada lagi?" Kylee mengangguk cepat.

"Iya, ada. Mau ya? Datang lagi sama ayah." Kedua sudut bibir Kylee membentuk seutas senyum. 

"Itu dia kode biar kamu mau jadi mamanya." Bisik Jeno pada Katrine. 

"Iya, bener kalau mau jadi mama Kay sih... nggak masalah..." Sahut Kylee setelah mendengar bisikan ayahnya yang tidak seperti bisikan itu.

Membuat pipi Katrine langsung menyembulkan sirat semerah kepiting rebus. Perempuan itu menyenggol Jeno yang tengah tersenyum miring seraya menaik turunkan alisnya.

"Udah ah, ayo katanya mau cari makan." Lalu Katrine mendahului keduanya, menutupi salah tingkahnya yang sejak pagi semakin menjadi.

"Salting tuh." Jeno mendengus geli, kemudian menggandeng Kylee untuk menyusul Katrine.

"Salting tuh apa?" Kylee mendongak, menatap penasaran ke arah sang ayah.

"Salah tingkah, gitu aja nggak tahu."

"Ya kan emang nggak tahu."

"Jadi gimana?" Jeno berhenti, membuat Kylee dengan spontan ikut berhenti juga. 

"Apanya, yah?" Jeno tersenyum miring, lalu menatap putranya dengan sebelah alis terangkat.

"Setuju ayah sama ante Kate?"

"Lampu hijau dari Kylee." Kylee mengangkat jempolnya. Mengangguk penuh semangat dengan rencana ayahnya.


Hi Dad! || Lee Jeno [e-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang