Kylee mengikuti langkah Katrine dengan popcorn berada dalam pelukannya, bukan tanpa alasan ia mendapatkan makanan gurih manis itu. Setelah makan siang, sesuai janji Katrine yang akan mengajaknya jalan-jalan hingga sore, pertama Kylee minta bermain time zone lalu menonton film.
Katrine tidak masalah walau dalam sepanjang pemutaran film ia tertidur karena bosan. Film anak-anak bukan seleranya tapi, kerennya Kylee sudah merefil popcorn berukuran large sebanyak 3 kali, selera nyemil anak itu mengalahkannya.
Time zone juga sudah mereka lewati hingga Kylee bosan lalu sekarang anak itu minta dibelikan sepatu. Entah ia sengaja ingin mengetes Katrine atau memang benar membutuhkan, Katrine tidak ambil pusing, karena ia sudah berjanji maka semua pengeluaran Kylee ia tanggung.
"Kamu biasanya pakai brand apa Kay?" Tanya Katrine.
"Biasanya sama ayah dibeliin Adidas." Katrine mengangguk paham. Lantas menarik tangan anak itu untuk di bawa ke store Adidas.
"Sini popcornnya biar ante bawa, kamu pilih aja yang kamu suka. Ante nggak terlalu ngerti soalnya." Katrine menarik popcorn yang masih Kylee makan, membiarkannya untuk memilih segera sedangkan ia menunggu.
"Nanti kalau udah bilang sama mbanya ya? Berani tanya ukuran sendiri kan?" Perempuan itu bertanya memastikan.
"Iyaaa, nanti kalo udah aku samperin ante ok ok." Balas Kylee kemudian berlari ke dalam.
Katrine menatap arlojinya, sudah hampir jam lima mungkin saja Jeno sudah pulang dari kantor tetapi ia dan Kylee justru masih berada di mall. Sejujurnya Katrine lelah, ia bukan lagi anak muda yang enerjik jelas kalah dengan Kylee yang seolah tak memiliki rasa lelah.
Bagai menemukan jarum ditumpukan jerami, Katrine tersenyum dan segera mengangkat panggilan Jeno tanpa lama.
"Halo, Jeno." Bukanya kala tak segera mendengar suara lelaki itu. Hanya suara dentuman pintu mobil yang ditutup, sepertinya lelaki itu hendak memulai perjalanan.
"Udah pulang? Atau masih di luar, sayang?" Ah pipi Katrine kembali memanas saat mendengar panggilan itu, masih belum terbiasa.
"Masih di mall, Kay lagi pilih sepatu." Katrine mengendarkan pandangannya, tersenyum saat menemukan interaksi Kylee dengan salah satu pramuniaga.
Mereka terlihat akrab mungkin saja karena pramuniaga itu memang kelewat ramah atau mungkin Kylee memang sering datang. Tapi Katrine pernah dengar jika anak itu susah untuk dekat dengan orang asing, maka opsi kedua mungkin saja alasannya.
"Lah beli sepatu lagi?" Tanya Jeno, dalam seperkian detik berikutnya lelaki itu mendengus.
"Lagi?"
"Ah itu Kylee emang suka banget sama sepatu, padahal dua hari yang lalu baru aku beliin." Di tempatnya duduk Jeno memijat pelipisnya. Masalahnya Kylee bisa menghabiskan sejumlah uang dengan nominal besar hanya untuk sepatu.
Apalagi bulan ini terhitung Kylee sudah membeli 4 sepatu, kepala Jeno pening.
"Ooh, yaudahlah nggak apa, nanggung udah masuk storenya juga." Katrine tak tahu saja, diam-diam anak yang diajaknya hari ini termasuk anak yang menyukai kegiatan hedonisme.
"Aku jemput kalau gitu, tunggu ya ini baru jalan dari kantor."
"Okee Jeno, hati-hati."
"Iya sayang." Tanpa menjawab, perempuan itu menutup panggilan mereka sepihak.
Katrine mencoba mengalihkan salah tingkahnya dengan bermain ponsel. Membalas pesan-pesan dari supplier bunga yang harusnya datang sore ini, ada beberapa pesan dari customernya yang ingin mendaftar kelas merangkai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Dad! || Lee Jeno [e-book]
FanfictionKarena Kylee cuma mau ante penjual bunga, bukan ante-ante centil pacarnya ayah. ○ Bab tidak lengkap ○ End - E-Book ✔️ 》E-Book avail on trakteer only •writen in bahasa •non baku ©hireaa, 2022 | hi dad!, lee jeno