"Harta terbaik yang pernah kumiliki adalah kamu sebagai teman dan sahabatku. Jauh lebih berharga dari emas dan intan kepingan duniawi. Karena tak akan bisa aku dapatkan bila tidak bertemu dirimu. Andai aku tidak menemuimu, mungkin aku tidak ada di sini sekarang. Maafkan aku karena tidak bisa jadi yang terbaik, tetapi aku akan mencoba menjadi sebuah kecukupan bagimu."☆☆☆
"Ingat ya nu, nanti malam kita semua kumpul."
Sunoo merollingkan bola matanya malas dengan celotehan Niki. Jungwon yang sedari tadi di sampingnya pun hanya menahan tawa melihat interaksi adik dan kakak- eh, mungkin sekarang juga bisa disebut adiknya.
"IYAAA NIKII, AKU GA BUDEG YAA, DARI TADI KAMU BILANG ITU TERUS."
Niki malah nyengir bodoh. Sedangkan Jungwon kini tak bisa menahan tawanya. Akhirnya dua mahluk laknatullah itu oergi setelah mendengar jawaban, ehm, mungkin lebih tepatnya bentakan Sunoo.
Sunoo mah hanya bisa sabar. Orang sabar disayang tuhan.
Oh ya, ngomong-ngomong, Harua telah berpisah dengan mereka di persimpangan jalan tadi. Rumah Harua ternyata dekat dengan minimarket tempat Heeseung bekerja.
Mungkin nanti ketika mereka kumpul, Sunoo bisa menyempatkan diri ke rumah Harua.
Kembali ke waktu ini, Sunoo pun membuka pintu rumah Sunghoon. Benar, ia masih tinggal di tempat Sunghoon sampai nanti malam. Karena itulah mereka akan berkumpul, untuk membicarakan tentang tempat tinggal Sunoo nantinya.
"Aku pulang~"
Sunoo celingukan mencari keberadaan Sunghoon. Di manakah manusia es tampan yang satu itu?
Tetapi tiba-tiba ia mendengar suara benda yang pecah. Keras sekali sampai ia reflek berlari menuju sumber suara.
Sunoo menaiki tangga dengan kecepatan penuh dan berhenti di ruangan dekat tepi tangga.
Dengan ragu, ia mengetuk pintu ruangan itu.
"K-kak Sunghoon?" panggil Sunoo dengan takut.
Tak ada jawaban. Namun pintu ruangan itu pun terbuka. Menampilkan sosok pria paruh baya berjas rapi. Wajahnya tegas dan menyiratkan kemarahan yang kentara.
"Siapa ini, Sunghoon?"
Sial, Sunoo gemeteran begitu mendengar kalimat dengan nada menusuk itu.
Tampak Sunghoon tergeletak di lantai ruangan tersebut dengan sangat mengenaskan. Luka-luka lebam biru ungu menghiasi tubuh dan wajahnya. Sudut bibirnya mengeluarkan darah. Membuat siapapun meringis melihatnya.
Sunghoon mengerang lirih. Sekujur tubuhnya tak berdaya. Ia mencoba mengucapkan sesuatu.
"L-lari, Sunoo-yaa.."
Sunoo ling lung. Kenapa ia harus lari? Lari kemana? Apakah Sunghoon biak-baik saja? Haruskah ia membantu Sunghoon?
Namun semua pikiran itu buyar begitu tubuhnya terasa seperti di dorong dengan kuat. Dirinya yang berdiri di dekat tangga pun jatuh terguling hingga ujung tangga terbawah.
Sunoo sendiri tak sempat berbuat apa-apa. Ah, sekarang dia ingat. Pria itu adalah ayah Sunghoon yang selalu melarang Sunghoon bermain dengan mereka dulu. Sunghoon memang tak pernah ingin cerita soal penderitaannya. Tetapi entah kenapa, hanya dengan Sunoo ia ingin bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Going On? | Enhypen
FanfictionSunoo kembali setelah sekian tahun lamanya ia terjebak dalam dunia paralel. Tetapi ketika ia kembali, ia malah menemukan teman-temannya yang telah tumbuh dewasa. Sedangkan dirinya masih tetap berada di usia empat belas tahun. Ia telah melewatkan ba...