Mereka bilang, waktu terus berjalan. Tetapi sepertinya tidak bagiku. Aku bermimpi buruk. Aku juga tak bisa keluar dari sana. Waktu berhenti di duniaku. Dan kalian telah pergi jauh meninggalkanku. Aku ingin kembali seperti dulu. Menikmati masa muda dengan kalian semua. Namun itu hanyalah angan-angan belaka.☆☆☆
Seorang pemuda yang mengenakan seragam ala-ala kasir minimarket keluar dari pintu indoapril. Tangan kekarnya menggenggam sekantung besar sampah yang ingin ia buang. Dari raut wajah, sudah dapat ditebak bahwa pemuda itu kelelahan.
Ia berdecak kesal. "Ishh! Marahin aia terus!" ucapnya berjalan sambil menghetakkan sedikit kakinya. Tak henti bibir tebal itu mengeluarkan umpatan kekesalan. Untungnya tak ada siapapun di sana. Tenang, ia hanya kesal karena dimarahi oleh bos kerja paruh waktunya. Sebagai hukuman, ia di suruh membuang sampah yang menumpuk di gudang.
Ekor mata pemuda itu tiba-tiba menangkap sesuatu. Matanya menyipit untuk memperjelas penglihatannya yang sedikit minus.
Ah, ternyata ada seorang anak laki-laki. Dari yang terlihat, sang pemuda menebak anak itu masih berada dibangku SMP. Tubuhnya menghadap ke jalanan aspal dengan bersandar di tiang lampu jalan. Pundak anak itu naik turun dengan teratur. Sepertinya ia tertidur.
Karena penasaran, sang pemuda mendekati anak laki-laki itu. Perlahan namun pasti, langkahnya semakin dekat.
Setelah dapat melihat wajah anak itu, matanya membulat sempurna. Dirinya sedikit terkejut, wajah anak laki-laki itu terlihat familiar baginya. Tetapi ia tidak ingat pernah melihatnya di mana.
Ia sedikit mengguncang tubuh anak laki-laki tersebut. Kemudian beralih dengan menepuk pelan pipi gembilnya karena tak kunjung bangun dari tidur.
"Apa jangan-jangan dia sudah mati??" Pemuda itu panik sendiri. Kini ia mengguncang bahu anak itu sedikit lebih kuat dari tadi.
"B-Bangun! K-Kamu ga mati kan?!" pekiknya tertahan. Nafasnya sedikit ia tahan karena parno.
Perlahan kelopak mata sembab itu terbuka. Menampakkan bentuk mata rubah yang cocok dengan garis wajahnya. Mata itu menatap sang pemuda dengan sayu, nampak bekas aliran tangis pada sudut pipi dan matanya. Membuat mata itu sedikit bengkak dan memerah.
Pandangan dari anak itu membuat sang pemuda tersentak kaget. Tangannya bergetar menangkup pipi dari anak itu.
Ia sangat terkejut melihat wajah putih dan pucat anak itu. Akhirnya ia ingat. Wajah anak itu mirip sekali dengan seseorang yang telah lama hilang.
Ia sama sekali tak menyangka akan melihat wajah ini lagi. Setelah beberapa tahun ini ia mencoba melupakannya.
"T-Tidak mungkin.. K-Kim.. Sunoo.. Ini benar kamu?" ucapnya parau menahan isakan yang tiba-tiba datang. Tangan yang tadinya berada di pipi gembil anak itu, kini mencengkeram kuat bahu anak laki-laki tersebut.
Wajah anak itu terlihat pucat. Nampak linglung dan tak bisa merespon apa yang saat ini terjadi. Pertanyaan dari pemuda itu tak dijawab olehnya. Bibir merah sang anak kelu untuk sekedar berbisik, apalagi berbicara.
Akhirnya, pemuda itu memutuskan untuk menggendong anak laki-laki tersebut dan membawanya ke dalam Indoapril. Rasa lelahnya hilang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Going On? | Enhypen
FanfictionSunoo kembali setelah sekian tahun lamanya ia terjebak dalam dunia paralel. Tetapi ketika ia kembali, ia malah menemukan teman-temannya yang telah tumbuh dewasa. Sedangkan dirinya masih tetap berada di usia empat belas tahun. Ia telah melewatkan ba...