"Jika memang ada harta karun yang disembunyikan oleh bajak laut di dunia ini, aku mau sekali mendapatkannya sebagai hadiah untukmu, jika tak bisa pun, biarkan saja aku yang menjadi harta untukmu. Kamu tak perlu harta karun itu, karena sekarang aku berada di sisimu, lebih dari cukup sebagai pengganti dari harta dan intan berlian di dalamnya."
☆☆☆
Tiga hari telah berlalu dengan cepat. Kini mereka semua telah kembali menjalani aktivitas masing-masing. Semuanya kecuali Heeseung yang kini sedang menyiapkan ujian masuk universitasnya sembari membuang susu kadaluwarsa yang ada di minimarket. Atau dengan kata lain, ia belajar dengan tetap bekerja.
Biarpun sudah Sunoo katakan untuk menggunakan uang milik Park Seongwoo untuk kehidupannya sehari-hari agar ia tak perlu bekerja lagi. Heeseung merasa, ia harus tetap berjuang sendiri. Jika sudah sangat terdesak, barulah ia akan menggunakan uang berlimpah itu.
Mari kita beralih pada Sunoo yang kini telah kembali sekolah. Ia memasuki pekarangan sekolah dengan santai dan wajah polos khas miliknya. Tetapi di setiap langkahnya, ia mendapatkan tatapan mengintimidasi dan juga bisikan-bisikan sinis yang di tujukan untuknya.
Oh ya tentu saja, ini pasti karena rumor bahwa ia menjebloskan Park Seongwoo ke dalam tuntutan dan penjara sudah tersebar dengan mudahnya.
"Berisik ya," Sunoo menoleh ke sebelah kanan dan mendapati Harua yang tadi berbisik padanya.
Sunoo tersenyum dan menelengkan kepalanya seolah polos. "Oh ya? Berisik kenapa?"
"Mereka itu, mereka pasti merasa terancam karena donatur terbesar di sekolah sekaligus sumber uang orang tua mereka hilang karena kamu jebloskan ke penjara," Harua mendengus pelan.
Bukannya ikut kesal, Sunoo malah terkekeh renyah. Ia tampak tak peduli sama sekali dengan hal itu.
"Oh ya, kamu tau event sekolah akhir pekan ini?" Tiba-tiba Harua bertanya out of topic.
"Event sekolah apa?" bingung Sunoo.
"Ck, itu loh, perburuan harta karun di lingkungan sekolah yang diadakan oleh osis."
"Eh? Ada juga event random begituan?"
"Iya, dan katanya, eventnya waktu malam, kita juga boleh ajak orang selain siswa sekolah kita. Jadi kita bisa ajak kak Jungwon dan kakak-kakak yang lain kan?"
Sunoo mengerti arah pembicaraannya dan ber oh ria. "Tapi Niki cemen, setan kecil itu penakut banget soal hal-hal seram," Sunoo mengibaskan tangannya dan membuat wajah mengejek Niki.
"Tapi ini kan berburu harta karun, bukan uji nyali," bingung Harua.
"Bahahaha, entah uji nyali atau bukan, jelmaan Naruto itu pasti tetap takut, soalnya, event berburunya waktu malam kan?" Sunoo tertawa puas.
Harua mengangguk, sekali lagi, dia sedikit ingin menceramahi temannya, karena Sunoo memanggil Niki tanpa embel-embel 'kak', begitupun dengan saat Sunoo memanggil Jungwon. Beberapa kali, Harua mendapati temannya itu memanggil kedua kakaknya dengan sebutan 'woy', 'gembel', 'kyubi ekor sembilan', 'kucing garong', 'ultraman ribut', 'syaitonnirrojim', dan berbagai panggilan tak sopan lainnya.
Tetapi Harua tetap berusaha berpikir positif. Mungkin mereka begitu akrab hingga sering bercanda seperti itu.
Oh ya, Harua juga harus memberitahu soal hubungan Jungwon dan dirinya pada Sunoo bukan? Mungkin nanti saat waktunya tepat. Ia juga belum bisa memastikan apakah ia benar-benar punya hubungan dengan Jungwon atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Going On? | Enhypen
Fiksi PenggemarSunoo kembali setelah sekian tahun lamanya ia terjebak dalam dunia paralel. Tetapi ketika ia kembali, ia malah menemukan teman-temannya yang telah tumbuh dewasa. Sedangkan dirinya masih tetap berada di usia empat belas tahun. Ia telah melewatkan ba...