16 - perangkap

591 83 31
                                    

"Asal kau tahu saja, aku paling tidak bisa perang fisik, tetapi aku bisa membantaimu dalam perang psikologi. Rasanya sudah beberapa lama aku tidak melihat wajah itu. Wajah putus asa yang mengharap kata maaf keluar dari mulutku. Wah, aku sangat merindukannya. Rindu perasaan saat kamu menunduk pasrah di hadapanku. Rasanya duniamu hanya bisa bergantung padaku. Dan itulah perasaan yang sangat baik untukku. Rasanya puas sekali, melebihi rasa senang saat menang lotre."

☆☆☆

BRAK!!

Jay, Sunghoon, dan Niki mendobrak pintu ruangan kepala sekolah cukup keras. Menimbulkan raut bingung pada wajah-wajah mereka yang ada di sana.

"Sunoo, kamu gapapa? Kenapa kamu kabur dari rumah sakit?" cecar Niki begitu sampai dan langsung menghampiri Sunoo.

Sunoo tersenyum simpul menunjukkan eye smile miliknya. "Ada yang harus aku lakukan kak."

"Ini yang mau kamu lakukan? Berkelahi?" sindir kepala sekolah dengan tidak ramahnya.

Sunoo menoleh pada sosok tua kepala sekolahnya itu.

"Wowowo, anda tau dari mana jika saya berkelahi pak? Bisa dilihat di sini yang punya luka siapa? Mereka tidak terkena pukulan sedikitpun. Aku di sini korban, pak," ujar Sunoo santai dan tersenyum miring. Menunjukkan aura yang tidak pernah Jay, Sunghoon, maupun Niki lihat sebelumya.

Sekarang dengan tidak ada rasa bersalah sama sekali. Sunoo menaikkan satu kakinya ke kaki yang lain atau melipat kakinya. Belum lagi kedua tangan yang menyandar pada punggung sofa layaknya seorang bos perusahaan besar.

"Kita akan tau semuanya sebentar lagi," lanjut Sunoo.

Sunghoon bingung dengan sikap Sunoo yang kelewat santai. Terlebih yang ia lihat di sini bukan hanya Sunoo tapi juga seorang anak yang ia kenal baik.

"Sunoo sebenarnya ada apa ini? Dan kenapa Sungjae di sini?"

Sungjae melihat secercah harapan saat ini. Ia memasang wajah memelas dan mulai merengek.

"Dia mengajakku berkelahi kak, sayangnya teman-temanku tidak terima dan membantuku lalu akhirnya dia yang babak belur."

Sunoo sendiri memutar bola matanya malas. Geli sendiri mendengar nada Sungjae yang merengek pada Sunghoon.

"Anda kenal anak ini?" tanya kepala sekolah pada Sunghoon.

Sunghoon mengangguk. "Dia adik angkatku, pak."

Kepala sekolah hanya mengangguk paham akan yang dikatakan oleh Sunghoon.

Benar, di sini Sungjae dan Sunghoon adalah kakak beradik angkat. Sunghoon memiliki dua saudara angkat, yakni Sungjae dan Jake. Tetapi Jake memilih untuk tinggal sendiri dan sesekali pulang ke rumah. Sedangkan Sungjae termasuk jarang pulang karena tinggal di asrama. Mereka berdua di angkat menjadi anak oleh pak park karena memiliki bakat masing-masing. Jake yang sangat pintar serta jenius dan Sungjae yang pandai di bidang olahraga dan fisik.

Sunoo selaku orang terdekat bagi Sunghoon dan Jake dulu menjadi saksi akan hal itu. Jika harus dibedakan, Sungjae memiliki sifat yang sangat merepotkan. Karena itulah ia sampai tidak naik kelas tahun lalu.

What's Going On? | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang