"Aku pernah bilang padamu, bahwa kita pasti akan terus bermain bersama hingga akhir hembusan nafas. Dan perkataanku waktu itu sepertinya membuat dirimu ketergantungan padaku. Sekali aku menghilang, kamu tidak seperti dirimu lagi. Jauh berbeda dari yang pernah aku kenal."
☆☆☆
Semuanya mematung saat pria yang dipanggil Jake memandangi mereka dengan tatapan datar. Sangat datar sampai rasanya tak ada emosi sama sekali yang terpapar di sana. Kantung hitam menggantung di bawah matanya.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik...
Delapan detik....
Tak ada sama sekali yang membuka suara. Termasuk Jake yang tidak menjawab pertanyaan Sunoo.
Sunoo sendiri tidak menuntut. Ia tahu, betapa lamanya ia pergi hingga membuat teman-temannya khawatir.
Jake akhirnya bergeming. Ia memutar kursi rodanya berbalik, dan pergi dari minimarket itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Jake..." tampak Sunoo ingin mengejarnya, tetapi ditahan oleh Heeseung. Heeseung menggeleng, pertanda bahwa Jake memerlukan waktu sendiri.
Dan Sunoo tak punya pilihan selain menurut. Kekuatan tangan Heeseung sangat kuat mencekal tangan kecilnya. Satu lagi perubahan yang ia baru sadari, Heeseung tampak jauh lebih dewasa.
"Jake kenapa?" Sunoo tak mengerti apa yang terjadi di sini. Terlebih Jake yang menggunakan kursi roda. Membuat sesuatu di lubuk hatinya berdenyut ngilu.
Tanpa sadar, Sunoo kembali meneteskan air mata. "D-Dia tidak kenapa-napa kan? Dia baik-baik aja kan? Hiks- Kenapa dia pergi? Hiks.. Ini bukan karena a-" Sunoo berhenti bicara tepat ketika Heeseung mencekal tangannya lebih kuat lagi. Tanpa sadar membuat Sunoo meringis kesakitan.
"Pliss jangan tanya apa-apa dulu, nanti ada waktunya kami pasti cerita."
Heeseung menekankan kalimat nya di setiap potongan kata yang diucapkannya. Aura seorang pemimpin yang tak ingin diganggu gugat, melekat erat pada Heeseung. Singkat namun jelas dan kuat. Membuat Sunoo ciut seketika.
Tidak, Heeseung tidak marah. Ia hanya tidak ingin memberitahu semuanya pada Sunoo betapa hancurnya mereka saat ia pergi. Baginya itu memalukan. Ia benar-benar merasa tidak berguna sebagai yang tertua.
Dan mereka akhirnya hanya bisa bengong menatap miris kepergian Jake yang entah kenapa menyakitkan.
☆☆☆
Jam terus berputar. Tak terasa kini telah menunjukkan pukul setengah lima sore. Heeseung melirik jam tangannya sekilas dan menatap teman-temannya yang masih asik bercanda dengan Sunoo.
"Jay, Sunghoon, Niki, Jungwon, kalian tidak pulang? Ini sudah sangat sore."
Sontak kelima temannya menoleh menatap dirinya sendu. Ada tatapan kurang puas di mata mereka. Sepertinya masih ingin di sini.
"Kalian harus pulang, orang tua kalian pasti khawatir," tegas Heeseung.
"Bagaimana dengan Sunoo? Tidak mungkin dia menginap di sini kan?" tanya Jungwon menunjuk lantai minimarket tempat Heeseung bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Going On? | Enhypen
Fiksi PenggemarSunoo kembali setelah sekian tahun lamanya ia terjebak dalam dunia paralel. Tetapi ketika ia kembali, ia malah menemukan teman-temannya yang telah tumbuh dewasa. Sedangkan dirinya masih tetap berada di usia empat belas tahun. Ia telah melewatkan ba...