"Andai waktu terulang, aku ingin sekali menyelamatkan dirimu. Andaikan waktu adalah mainan, aku akan memainkannya sepanjang waktu. Andaikan waktu bisa berpijar, aku akan menggapainya hingga dapat kugenggam dalam kepalan tangan ini. Lihatlah ke depan di mana masa yang akan datang tiba, bukan ke belakang di mana yang telah lalu dikubur dalam-dalam."☆☆☆
Heeseung memperhatikan setiap langkah Jay dan deret roda pada kursi roda milik Jake yang bergerak mendekat.
"Aku tidak menyangka, kamu datang."
Wajah Jake terus saja datar. Tidak menampilkan emosi apapun. Seolah-olah dunia ini sangat membosankan baginya.
"Kondisi Sunoo?" singkat Jake.
Jelas sekali pemuda itu enggan berdebat saat ini. Berharap tak ada seorang pun yang mempertanyakan kehadirannya di sini sekarang. Hanya hingga ia mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Tidak baik, Sunoo harus menginap di rumah sakit karena gegar otak belakangnya lumayan parah."
Jake mengangguk singkat sebagai jawaban dari perkataan Heeseung. Di saat-saat seperti ini, Heeseung selalu dapat bersikap dewasa. Tidak ada satupun adik-adiknya yang membantah dirinya. Termasuk Jake sekalipun.
Jake pun memposisikan kursi rodanya di dekat tempat Sunghoon duduk. Matanya menelusuri setiap inci wajah Sunghoon yang begitu kusut.
"Jangan membuat wajah seperti itu."
Sunghoon menoleh. Tak bisa berkata apapun untuk menjawabnya. Lidahnya kelu dan nafasnya tercekat di tenggorokan.
Ia meneguk ludahnya dengan susah payah, mencoba mengatakan sesuatu yang mengganjal pikirannya jauh sebelum kejadian ini.
"Bagaimana dengan dirimu sendiri, Jake?"
Jake memberikan raut tak mengerti pada perkataan Sunghoon yang ambigu.
"Maksudmu?"
Menghela nafas, Sunghoon kembali berkata dengan sedikit lirih.
"Bukankah kamu juga selalu merasa bersalah? Selalu menyalahkan dirimu sampai mengabaikan kami yang masih ada di sisimu."
Punch line yang bagus dari Sunghoon. Jake kini terdiam seribu bahasa.
Benar, semua yang dikatakan Sunghoon benar adanya. Di antara yang lainnya, ia adalah orang yang paling menyalahkan diri sendiri atas kejadian hilangnya Sunoo. Dunianya mendadak gelap saat Sunoo pergi. Hitam dan putih adalah warna yang menghiasi hidupnya empat tahun terakhir.
Tatapan Jake beralih pada pintu ruangan tempat Sunoo dirawat saat ini. Tak peduli yang lain lagi, ia memutar kursi rodanya menuju ruangan tersebut.
Heeseung dan semua yang ada di sana tak berniat menghentikannya. Mereka tahu, Jake butuh waktu bersama Sunoo saat ini.
Ruangan itu hanya memiliki warna putih sebagai penghiasnya. Jake menatap wajah Sunoo yang sedang tertidur lelap sekali. Wajah yang persis seperti empat tahun lalu. Tepat saat kecelakaan yang mungkin menewaskan dirinya dan Sunoo.
"Imut sekali.." lirih Jake pelan. Suaranya bergetar menandakan perasaan bersalah dalam dirinya menyeruak keluar.
"Dan juga.. Maafkan aku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Going On? | Enhypen
Fiksi PenggemarSunoo kembali setelah sekian tahun lamanya ia terjebak dalam dunia paralel. Tetapi ketika ia kembali, ia malah menemukan teman-temannya yang telah tumbuh dewasa. Sedangkan dirinya masih tetap berada di usia empat belas tahun. Ia telah melewatkan ba...