9 | Membicarakan Tentang Tantri

919 72 0
                                    

"Kamu yakin seratus persen, Sayang? Kamu benar-benar yakin kalau Bu Tantri adalah orang yang memelihara tuyul dan menculik para korban untuk dijadikan tumbal susuan itu?" tanya Arini, setelah mendengar penjelasan dari Yvanna.


"Iya, Bu. Aku yakin seratus persen bahwa energi negatif yang kurasakan ada pada diri Bu Tantri ketika sedang mengeluarkan ajian punggawa tadi, adalah energi negatif yang sama dengan yang kurasakan ketika mengunjungi tempat para korban dilepaskan. Dan juga hal itu menjawab pertanyaanku sejak pagi tadi, tentang mengapa dia ingin sekali tahu mengenai nama lengkapku sebelum menikah dengan Suamiku. Dia ingin menyuruh tuyul peliharaannya untuk mendatangi rumah keluargaku, agar dia bisa menguras semua harta yang dimiliki oleh keluargaku. Entah mengapa dia yakin sekali kalau aku berasal dari keluarga berada. Padahal seharusnya dia tidak tahu karena tidak ada yang memberi tahu dirinya," jawab Yvanna.

Arini dan Ayuni tampak sangat resah usai mendengar jawaban Yvanna. Mereka sama-sama tidak menyangka jika Tantri yang sering mereka lihat lewat di jalanan depan sana itu adalah seseorang yang memelihara tuyul. Tidak pernah terlintas sama sekali dalam pikiran mereka, bahwa Tantri akan melakukan hal segila itu demi bisa menjadi kaya dengan cepat.

"Mungkin tuyul peliharaannya ikut datang bersama dia ke sini tadi pagi," pikir Manda.

"Tidak mungkin, Manda. Kalau dia membawa tuyul peliharaannya ke sini, maka seharusnya aku bisa melihat sosok tuyul itu dan ular putih di taman depan rumah Bibi Ayuni juga seharusnya bereaksi karena kehadirannya. Lagi pula saat matahari mulai tinggi, tuyul peliharaan itu harus disusui oleh tumbal susuan yang sudah disiapkan oleh Bu Tantri. Oh ya, masih ada korban yang penculikan yang belum ditemukan bukan?" tanya Yvanna sambil menatap ke arah Tika.

"Ya, masih ada korban penculikan yang belum ditemukan. Apakah menurutmu korban yang satu itu saat ini masih hidup dan ditahan di dalam rumah Bu Tantri?" Tika balik bertanya usia memberi jawaban.

"Selama belum ada korban penculikan yang baru dan selama korban penculikan yang kemarin belum ditemukan, maka berarti korban masih ada di dalam rumah Bu Tantri dan disekap di sana," jawab Yvanna.

"Nah ... pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana caranya kita bisa menolong korban yang masih hidup tersebut? Kita selama ini belum pernah menghadapi orang yang memelihara tuyul dan kita tidak pernah menghadapi orang yang menculik orang lain untuk dijadikan tumbal susuan," Lili tampak ingin tahu apakah Kakak-kakaknya memiliki ide.

Ayuni melepas bantal sofa yang sejak tadi dipangkunya, lalu memeluk Lili dari arah samping.

"Kalau boleh tahu, apa itu sebenarnya tumbal susuan?" tanya Ayuni.

Lili menatap ke arah Yvanna, yang jelas lebih tahu mengenai apa itu tumbal susuan. Tika pun bahkan belum tahu pasti mengenai tumbal susuan, karena--seperti yang Lili katakan--mereka benar-benar belum pernah menghadapi seseorang yang memelihara tuyul dan mencari korban untuk dijadikan tumbal susuan.

"Tumbal susuan itu adalah tumbal seorang wanita dewasa yang diambil untuk dijadikan Ibu susu bagi peliharaan orang yang memelihara tuyul. Namun yang dihisap oleh si tuyul dari tumbal susuan itu bukanlah asi, Bibi Ayuni, melainkan darah si ibu susu tersebut. Sehingga pada akhirnya korban yang dijadikan tumbal susuan itu akan terlihat seperti orang sakit dengan tubuh yang begitu kurus, namun payudaranya membengkak," jelas Yvanna kepada Ayuni.

"Oh ... astaghfirullah hal 'adzhim!!!" Arini dan Ayuni dengan kompak bergidik ngeri usai mendengar jawaban dari Yvanna.

"Aku benar-benar merinding mendengarnya, Kak," ungkap Ayuni.

"Sama, Dek. Aku enggak bisa membayangkan bagaimana sakitnya jika dijadikan tumbal susuan untuk menyusui tuyul seperti itu," tanggap Arini.

"Korban jelas akan merasa sangat kesakitan ketika tuyul itu menyusu pada payudaranya, Bu. Karena yang terhisap keluar adalah darah dari tubuh si korban. Tapi sayangnya, si korban tidak akan bisa melawan dan melarikan diri meskipun ingin. Korban akan selalu merasa lemas setelah si tuyul itu selesai menyusu kepadanya, dan hal itu membuat fungsi seluruh tubuhnya sama sekali tidak bisa bekerja sebagaimana manusia normal lainnya," tambah Yvanna.

"Berarti sama saja seperti dibius, ya? Manusia jika dibius jelas akan kehilangan fungsi seluruh tubuhnya dan akan tidak bisa melakukan apa-apa meskipun ingin," pikir Lili.

"Lalu, apakah sekarang kita hanya akan mengawasi Bu Tantri saja dari jauh?" tanya Tika.

"Sebaiknya kita punya rencana untuk menghentikan kegiatan culik-menculik yang dilakukan Bu Tantri. Karena kalau kegiatan culik-menculik itu berhenti dilakukan, maka si tuyul perliharaannya jelas akan mogok kerja dan berdemo demi mendapatkan tumbal susuan yang baru," saran Lili.

"Iya, paham. Tapi caranya gimana, Lili Sayang? Apakah cukup kita perhatikan saja dari jauh, lalu kita cegah penculikannya ketika dia terlihat hendak menculik? Atau ada cara yang lain, mungkin?" jelas Tika mengenai maksud pertanyaannya.

Lili pun menatap ke arah Manda yang sejak tadi diam saja dan hanya menyimak pembicaraan semua orang.

"Kak Manda ada ide atau tidak?" tanya Lili.

Manda pun membuka ponselnya dengan cepat.

"Oke google ... cara menjebak tuyul," ujar Manda.

Manda pun langsung mendapat lemparan bantal sofa dengan kompak dari Tika, Yvanna, dan Lili yang merasa gemas dengan tingkah absurdnya ketika kumat. Manda tertawa geli, sambil meminta perlindungan pada Arini agar tak kembali diserang oleh ketiga saudarinya.

"Manda ... kamu itu kok ada-ada saja bahan jahilnya. Google mana paham Nak, soal cara menjebak tuyul," keluh Ayuni, sambil tertawa tanpa henti.

Arini ikut tertawa sambil memeluk Manda dan menepuk-nepuk lengannya akibat gemas.

"Lagian ... Lili pakai acara mendadak tanya padaku. Sudah tahu aku sedang tidak konsentrasi sejak tadi, karena memikirkan perkara Bu Tantri yang sering lewat di depan kedua rumah ini. Ya sudah, langsung saja kuserahkan sama google. Terserah apa kata google nantinya soal cara menangkap tuyul ataupun menangkap ownernya," ujar Manda, dengan wajah nelangsa.

"Astaghfirullah, owner. Jojo dan Aris bisa tersinggung kalau kamu menyebut kata owner untuk orang yang memelihara tuyul seperti Bu Tantri," Yvanna tak bisa membayangkan.

Tika dan Lili benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Manda yang selalu saja ajaib. Mereka kembali menghadiahi lemparan bantal sofa kepada Manda, agar segera meralat kata 'owner' dan menggantinya dengan kata yang lain.

Waktu shalat ashar telah tiba, membuat mereka bergegas untuk melaksanakan shalat berjamaah seperti siang tadi. Setelah shalat, Yvanna segera memasak menu makan malam agar rencana jalan-jalan bersama Ben tetap bisa terealisasikan tanpa hambatan. Ben telah mengirimkan pesan beberapa kali pada Yvanna demi memastikan bahwa rencana mereka sore itu akan terlaksana.

"Duh, Mas Surgamu itu bisa bawel juga ya ternyata. Sudah dibilang dari tadi 'Insya Allah pasti jadi jalan-jalannya', masih juga dia ingin terus memastikan," ujar Tika, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Maklumi saja, Tika. Namanya juga sedang kasmaran," goda Ayuni kepada Yvanna dengan sengaja.

Wajah Yvanna pun memerah seketika dan wanita itu terlihat sedang menahan-nahan senyumannya.

"Aduh ... jangan sok malu-malu kucing kamu, Yv. Kamu sama sekali tidak selucu anak kucing," omel Tika, menahan-nahan gemas.

"Bilang saja kalau Kak Tika sirik," sindir Manda dengan cepat.

"Apa kamu bilang???"

* * *

TUMBAL SUSUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang