Bagus mendengarkan dengan seksama, apa yang tengah diceritakan oleh Ayuni dan Arini mengenai perkara tadi pagi yang berhubungan dengan Tantri. Tika dan Lili juga ikut menceritakan mengenai apa yang akhirnya mereka ketahui tentang Tantri. Yang mana hal tersebut berhubungan dengan kasus kematian para korban penculikan akibat dijadikan tumbal susuan oleh wanita tersebut.
"Jadi ... Bu Tantri yang sering lewat depan rumah kita itu memelihara tuyul?" tanya Bagus, tampak sedikit kaget."Menurut Yvanna begitu, Yah. Yvanna merasakan sendiri energi yang sama dari diri Ibu Tantri dengan yang dirasakannya di tempat para korban penculikan itu dilepaskan. Tangan Tika digenggam cukup lama oleh Bu Tantri saat sedang berkenalan, jadi Yvanna punya cukup waktu untuk merasakan energi itu ketika dirinya menggunakan salah satu ajiannya," jawab Ayuni.
"Itu benar, Paman Bagus. Saat tanganku digenggam oleh Bu Tantri, Yvanna langsung mengeluarkan ajian punggawa untuk melindungi aku. Bu Tantri benar-benar ingin sekali tahu tentang nama keluarga kami, dan tampaknya jika dia sampai tahu nama keluarga kami tadi, maka melalui genggaman tanganku itulah dia akan menyuruh tuyul peliharaannya untuk mengikuti kami sampai ke Subang," jelas Tika, melengkapi jawaban Ayuni atas pertanyaan dari Bagus.
"Astaghfirullah ... untungnya Yvanna peka dengan keadaan. Andai dia tidak peka, mungkin saat ini kamu sudah ditandai atau semacamnya sama Bu Tantri itu," ujar Zian, merasa sangat khawatir pada Tika.
"Kalau Yvanna tidak menceritakan soal perkara Bu Tantri sejak awal kepada aku, Manda, dan Lili, memang akan ada kemungkinan bahwa aku akan ditandai oleh Bu Tantri serta akan diikuti oleh tuyul peliharaannya. Tapi alhamdulillah-nya, sejak awal Yvanna sudah menceritakan soal Bu Tantri kepada kami dan melarang untuk menyebutkan nama keluarga kami jika dia bertanya soal nama lengkap. Langkah Yvanna jelas jauh berada di depan kami bertiga, sebelum ada perkara yang akan menghampiri kami. Dia akan selalu waspada lebih dulu, lalu memutuskan untuk memberitahu kami agar ikut waspada," ujar Tika, mengenai sifat Yvanna yang memang overprotektif dalam keadaan apa pun.
Damar meletakkan sendoknya setelah berpikir selama beberapa saat.
"Tapi ... Bu Tantri itu kok bisa sampai nekat dan berani datang ke sini hanya untuk mengetahui nama lengkap Yvanna, ya? Tahu dari mana dia, soal Yvanna yang memang berasal dari keluarga berada?" tanya Damar.
"Nah, itulah yang masih jadi pertanyaan bagi Kak Yvanna sendiri. Dia sempat juga mengutarakan pertanyaan itu kepada kami sore tadi. Tapi kami jelas juga merasa bingung dan tidak tahu bagaimana bisa Bu Tantri mengetahui kalau Kak Yvanna berasal dari keluarga berada. Bahkan tadi Kak Manda malah sempat menduga kalau mungkin saja Bu Tantri datang ke sini bersama dengan tuyul peliharaannya, jadi Bu Tantri bisa tahu kalau Kak Yvanna berasal dari keluarga berada karena sebab itu. Tapi Kak Yvanna langsung menampik dugaan itu, karena menurutnya jika Bu Tantri datang ke sini bersama tuyul peliharaannya, maka seharusnya Kak Yvanna bisa melihat sosok tuyul itu dan ular putih yang menjaga di taman depan rumah Bibi Ayuni juga akan bereaksi jika memang tuyul itu ikut. Tapi kata Kak Yvanna, bahkan ular putih yang berjaga di taman depan rumah Bibi Ayuni saja hanya mengeluh soal suasana yang berubah ketika Bu Tantri datang tadi pagi. Setelah Kak Yvanna memasang pembatas pada kedua rumah yang ada di wilayah milik Keluarga Adriatma, barulah ular putih itu kembali lagi ke tempatnya berjaga karena telah merasa tenang," jelas Lili.
Nania pun menoleh ke arah Manda yang sejak tadi sama sekali tidak bersuara dan tidak bergerak di tempatnya.
"Benar begitu, Manda?" tanya Nania.
Manda tetap diam saja dan bahkan sama sekali tidak berkedip. Semua orang yang berada di meja makan itu kini menatap serempak ke arah Manda.
"Manda? Manda? Kamu kenapa?" tegur Tika.
Lili mencoba mengguncang tubuh Manda yang duduk tepat di sampingnya.
"Kak Manda? Kak? Kakak kenapa? Kak Manda?"
Nania pun ikut mengguncang tubuh Manda seperti yang Lili lakukan.
"Manda? Dek? Kamu kenapa, Sayang? Manda?" Nania terdengar panik dengan keadaan Manda saat itu.
Manda tetap tidak bergerak dan bahkan tidak merespon sama sekali panggilan, teguran, dan bahkan guncangan yang dilakukan oleh Lili serta Nania. Hidung Manda mendadak mengeluarkan darah segar tak lama kemudian, membuat Tika langsung bangkit dari kursinya untuk meraih tubuh Adiknya tersebut. Tika segera memeluk Manda, sementara Lili dan Nania mencoba menyeka darah yang mengalir dari hidung Manda saat itu setelah Jojo menyodorkan tisu ke arah mereka.
"Ya Allah, Manda! Kamu kenapa, Nak?" Arini juga ikut memeluk Manda bersama Tika.
Tika menepuk-nepuk pipi Manda berulang-ulang agar Manda segera merespon.
"Manda ... jawab aku Manda. Kamu kenapa, Dek? Manda?" panik Tika, dengan tangan yang begitu gemetar.
Kedua mata Manda pun akhirnya mengerejap beberapa kali, setelah sejak tadi sama sekali tidak berkedip. Manda terbatuk-batuk beberapa kali dan nafasnya tersengal-sengal, seakan baru saja berhenti melakukan sesuatu yang begitu melelahkan.
"Kak Tika ...." lirih Manda.
"Iya Dek, iya. Kakak di sini, Sayang. Katakan, kamu kenapa? Apakah ada yang terasa sakit? Mm? Ayo bilang, Sayang. Jangan diam saja dan membuat aku khawatir," mohon Tika.
"Kepalaku, Kak. Rasanya pusing," jelas Manda, mengenai apa yang sedang dirasakannya saat itu.
"Pusing, Dek? Hidungmu berdarah banyak sekali, mungkin itu sebabnya kamu merasa pusing," ujar Tika yang kini ikut menyeka hidung Manda dengan tisu.
"Kak Manda mungkin kecapekan. Kak Manda sebaiknya istirahat dulu sekarang," saran Lili, sambil terus memeriksa suhu tubuh dan juga denyut nadi Manda pada pergelangan tangannya.
"Lili benar. Kamu mungkin terlalu capek makanya jadi seperti ini, Sayang. Maaf ya, Kakak kadang egois dan enggak memikirkan kamu serta kondisimu. Harusnya Kakak enggak menerima tugas dari Pak Bian kali ini, agar kamu bisa santai sejenak," ujar Tika yang kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Enggak, Kok. Ini bukan karena Kak Tika egois. Memang tubuhku saja mungkin yang sedang tidak dalam kondisi baik. Mungkin Lili benar, aku sebaiknya istirahat dulu sebelum kita kembali bekerja. Tahu sendiri 'kan, kalau mengurus hal-hal yang gaib itu benar-benar tidak tahu kapan waktunya. Bisa saja mendadak kita harus pergi lagi, harus bekerja lagi. Jadi ... aku mungkin akan tidur dulu sebentar agar kondisiku bisa kembali pulih," ujar Manda, menenangkan Tika sekaligus menyeka airmata yang belum sempat mengalir di wajah Kakaknya tersebut.
"Ya sudah, kamu sekarang istirahat saja dulu di kamar. Nanti kami akan bergantian menemani kamu," ujar Arini.
"Tidak usah, Bibi Arini. Aku tidur di sofa depan saja dan biar Kak Tika yang menjagaku. Aku sekalian mau tunggu Kak Yvanna pulang," balas Manda, mengutarakan keinginannya dengan jujur.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL SUSUAN
Horror[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 4 Setelah Yvanna dan Ben menikah, Yvanna kini tidak lagi menyandang nama Harmoko pada namanya dan berganti menjadi Yvanna Adriatma. Yvanna juga tinggal di kediaman Keluarga Adriatma setelah menikah dengan Ben un...