23 | Permintaan Kepada Aris

846 79 1
                                    

Aris tiba di halaman rumah Keluarga Adriatma tepat pada pukul tiga sore. Yvanna tampak sedang menyajikan teh dan cemilan di teras rumah untuk Arini dan Ayuni. Manda dan Tika juga ada di sana bersama mereka, hanya Lili yang tidak terlihat keberadaannya oleh Aris saat itu.


"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab semua orang yang ada di teras dengan kompak.

Aris pun segera menyodorkan satu gelas ice hazelnut coffee kepada Manda beserta satu kotak cheseecake.

"Itu titipan dari Jojo. Katanya khusus dia berikan untuk kamu," ujar Aris.

Manda menerimanya dengan wajah memerah. Tika tampak sudah siap berceramah, namun hal itu diurungkan karena Aris mengeluarkan selembar kertas yang tampaknya siap untuk dibacakan.

"Ekhm ... untuk Amanda Harmoko yang selalu bertahta di hatiku sejak kamu masih remaja. Aku titipkan segelas ice hazelnut coffee yang aku buat sendiri khusus untuk kamu dengan penuh cinta. Minum sampai habis dan jangan lupa banyak istirahat agar kesehatanmu segera membaik. Salam sayang penuh cinta, Jonathan Adriatma," tutup Aris, sambil menahan gemas.

Arini, Yvanna, Ayuni, dan Tika pun kompak tertawa sambil menatap ke arah Aris.

"Nak, kamu dibayar berapa sama Jojo untuk membacakan surat cintanya yang konyol itu?" tanya Ayuni.

"Kok mau kamu, Ris, membacakan surat cinta titipannya Jojo untuk Manda? Kamu sehat, 'kan?" Tika ikut bertanya seperti yang Ayuni lakukan.

"Mau enggak mau, sehat enggak sehat, aku tetap harus membacakan surat itu untuk Manda. Kalau tidak, aku tidak akan diizinkan pulang cepat hari ini," jelas Aris yang masih gemas dengan kelakuan absurd Jojo.

"Whatsapp ada ... telepon bisa ... loh kok Jojo malah lebih memilih menitip surat, ya?" tanya Yvanna.

"Jangan tanya aku, Yv. Tanya sama Adik iparmu sendiri sana! Memang agak lain dia itu orangnya, makanya jangan heran kalau kelakuannya juga tidak tertebak," jawab Aris.

Aris pun duduk di kursi yang kosong setelah menyerahkan kertas berisi surat dari Jojo untuk Manda.

"Mana Lili? Kok kalian cuma bertiga?" tanya Aris yang tahu betul kalau Lili tak pernah ditinggal oleh Yvanna, Tika, dan Manda.

"Itu ... dia lagi ngobrol sama ular putih milik Kakak. Entah sejak kapan mereka menjadi best friend. Intinya Lili suka sekali bicara dengan ular putih itu lama-lama sejak tiba di sini kemarin," jawab Manda, sambil menikmati ice hazelnut coffee buatan Jojo.

Aris pun kembali berdiri dari kursinya dan melihat kalau Lili benar-benar duduk di hadapan ular putih miliknya. Ular putih itu juga tampak tenang ketika Lili duduk di hadapannya sambil banyak bicara. Hal itu membuat Aris menjadi penasaran tentang hal apa saja yang dibicarakan oleh Lili pada ular putih miliknya. Lili terlihat berjalan mendekat ke arah teras dengan wajah yang terlihat cerah. Lili melewati Aris begitu saja dan tidak menyapa sama sekali. Tidak seperti Lili yang biasanya Aris hadapi.

"Kak Yvanna, aku mau minta puding cokelat yang ada di kulkas ya. Satu iris saja," pinta Lili.

"Iya, boleh. Mau diambilkan atau mau ambil sendiri?" tawar Yvanna.

"Aku mau ambil sendiri, Kak. Sekalian mau ke kamar dan mengambil sesuatu," jawab Lili.

Yvanna pun mengusap lembut rambut panjang Lili, lalu terdiam dan tak lagi tersenyum. Lili pun segera masuk ke dalam rumah untuk mengambil puding di kulkas. Yvanna kini menoleh ke arah Aris yang ternyata juga tengah menatap ke arahnya. Aris memberikan kode pada Yvanna yang sudah Yvanna hafal sebagai tanda bahwa pria itu sedang bertanya kepadanya tanpa bersuara. Yvanna menatap ke arah Arini yang ada di sisinya.

"Bu, aku pergi ke teras rumah Bibi Ayuni sebentar ya. Ada hal yang harus kubicarakan dengan Aris," ujar Yvanna, meminta izin.

"Iya, Sayang. Pergilah," tanggap Arini seraya tersenyum seperti biasanya.

Yvanna pun segera memberi tanda pada Aris untuk ikut dengannya. Mereka berdua menjauh dari teras rumah Arini, menuju teras rumah Ayuni. Lili terlihat oleh Aris telah kembali ke teras dengan sepiring puding di tangannya, ketika ia dan Yvanna telah tiba di teras rumah Ayuni.

"Ada apa, Yv? Kamu mau membicarakan apa denganku?" tanya Aris.

"Sejak kapan kamu tahu, kalau kamu akan dijodohkan dengan Lili?" tanya Yvanna tanpa menjawab pertanyaan Aris.

Aris terdiam dan berusaha menduga-duga.

"Kamu baru saja mendapat firasat?" Aris ingin tahu.

"Ya, tepat saat aku mengusap rambut Lili beberapa saat yang lalu," jawab Yvanna.

Aris kembali diam.

"Aku melihat airmata di wajah Lili dalam firasatku, dan aku juga melihat kamu ada di hadapannya ketika dia menangis. Aku hanya ingin mengatakan satu hal padamu, Ris. Kalau memang kamu akan menolak perjodohan itu, tolong berikan jawaban yang tidak akan melukai perasaan Lili," pinta Yvanna.

Aris mendengar permintaan yang sama dari Yvanna, seperti permintaan yang Jojo utarakan di Cafe tadi.

"Kamu ..." Yvanna tersenyum selama beberapa saat, "... kamu adalah sosok favorit Lili sejak pertama kali aku memperkenalkanmu padanya. Dia tidak pernah punya perasaan terhadapmu seperti Manda yang punya perasaan terhadap Jojo. Dia benar-benar murni mengagumi kamu sebagai sosok teman terbaik yang hadir di dalam hidupku dan bisa menerima aku yang memiliki kelebihan. Jadi ... tolong jangan pernah menyakiti hatinya jika kamu akan menolaknya. Katakan hal-hal yang baik kepadanya dan buat dia paham dengan keputusanmu tanpa perlu membuatnya menangis. Aku mohon, Ris. Aku mohon padamu."

Aris memilih tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepalanya. Mereka berdua pun kembali ke teras rumah Arini untuk bergabung dengan yang lainnya.

"Yakin, kamu enggak mau? Bukannya kamu suka sekali ya sama cheseecake buatannya Kak Aris?" tanya Manda sambil menyodorkan sepotong cheesecake kepada Lili.

Lili menggeleng dengan cepat sambil tersenyum.

"Aku sudah makan puding, Kak. Kakak saja yang makan cheseecake-nya. Lagi pula cheseecake itu Kak Aris bawa untuk Kakak, bukan untuk aku. Nanti Kak Jojo marah sama aku kalau makanan punya Kakak harus dibagi padaku," jawab Lili, sambil menyandarkan kepalanya pada pundak Manda.

Tika pun tersenyum gemas saat melihat tingkah Lili yang manis. Benar kata Yvanna, kalau Lili memang semakin menggemaskan meski usianya terus bertambah. Manda tidak menanggapi sebagaimana semua orang menanggapi jawaban Lili yang manis. Manda merasa ada yang ganjil dari jawaban itu dan keganjilan itu benar-benar tidak bisa ia abaikan.

"Ular putih itu habis memberitahu kamu sesuatu ya, Li?" tanya Manda secara tiba-tiba.

Lili bangkit dari bersandar di pundak Manda yang ia lakukan, lalu menatap ke arah Manda dengan ekspresi kaget. Semua orang--termasuk Aris--kini menatap ke arah Lili dan mengharapkan jawaban dari wanita itu.

"Oke, Lili. Mungkin ini sudah saatnya bagi kamu untuk jujur padaku, pada Kak Yvanna, dan juga pada Kak Tika tentang kedua tanganmu yang bisa membuatmu melihat sekilas kejadian atau sekilas isi pikiran seseorang," Manda berkata dengan tegas.

"Se--sejak kapan ... Kakak tahu mengenai hal itu?" tanya Lili, tampak sangat kaget.

"Sejak kamu sering menebak isi pikiranku dengan tepat setelah kamu memegang tanganku. Dan itu artinya sudah sangat lama aku tahu tentang kedua tanganmu," jawab Manda dengan jujur.

* * *

TUMBAL SUSUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang