Yvanna meminta Aris agar memberi tahu ular putih milik pria itu, agar menyingkir dari tempatnya mengurung tuyul peliharaan Tantri. Ular putih itu benar-benar menyingkir setelah Aris memintanya. Yvanna pun segera membuka tanah yang berlapis rumput hijau lalu mengeluarkan kurungan yang ia tanam di sana. Tuyul peliharaan Tantri terlihat sangat lemah di dalam kurungan itu. Tidak ada asupan yang diterima tuyul itu dari tumbal susuan yang Tantri siapkan dan juga karena kekuatan Yvanna yang mengalir pada kurungan, sehingga tuyul itu jelas melemah dengan sendirinya.
"Sekarang kita akan mendatangi Bu Tantri. Aku akan mengalihkan perhatiannya menggunakan tuyul peliharaannya sendiri. Kalian berempat harus masuk ke rumah itu untuk menjalankan tugas masing-masing," ujar Yvanna."Ya, kami paham. Kita akan berkomunikasi melalui alat penyadap yang sudah kupasang di telinga, beserta microfone-nya yang kusimpan di balik pakaian Kakak. Semua tanpa kabel, jadi tidak akan terlihat," tanggap Manda.
"Kalau begitu kami berempat akan memisahkan diri mulai dari sekarang. Aku akan memimpin. Ketika kami sampai di posisi, aku akan memberi tahu kamu agar kamu bisa segera memancing Bu Tantri untuk keluar dari rumahnya," ujar Tika.
"Dan setelah kami masuk ke rumah itu, aku akan menunjukkan pada Kak Tika dan Kak Manda di mana tempat korban tumbal susuan itu disekap oleh Bu Tantri. Aku, Kak Aris, dan ular putih itu akan memisahkan diri menuju ke tempat ritualnya," tambah Lili.
Yvanna menganggukkan kepalanya, pertanda bahwa ia telah paham dengan semua rencana yang mereka susun. Mereka berlima beserta ular putih milik Aris kini berjalan meninggalkan halaman rumah Keluarga Adriatma. Semua orang--yang sudah pulang dari tempat kerja masing-masing--hanya bisa mengintip mereka berlima dari dalam rumah. Mereka tidak boleh keluar dari rumah karena Yvanna telah memberikan larangan, untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
"Bagaimana dengan Pak Roni? Apakah Kakak sudah menghubunginya?" tanya Yvanna.
"Iya, aku sudah menghubunginya tadi sore. Dia akan tiba di sini sekitar pukul delapan. Dia akan membawa beberapa orang anak buahnya untuk membantu penangkapan yang akan kita lakukan," jawab Tika.
Yvanna segera menyembunyikan keberadaan tuyul peliharaan Tantri menggunakan kekuatannya, ketika mereka telah keluar dari gerbang rumah Keluarga Adriatma. Tuyul itu memang tak bisa terlihat oleh orang lain, namun Yvanna sengaja tetap menyembunyikannya agar Tantri juga tidak bisa melihat keberadaan tuyul itu. Ia akan memperlihatkan wujud tuyul itu kepada Tantri, setelah ia berhasil memancing wanita itu keluar dari rumahnya. Ia tidak boleh lengah, karena Tantri bisa saja melakukan suatu usaha untuk membuat tuyul yang sedang dikurungnya tersebut lepas dari tangan Yvanna. Tantri tidak boleh memiliki kesempatan untuk maju selangkah lebih awal daripada Yvanna.
"Oke, mari kita berpisah di sini. Nanti Insya Allah kita akan bertemu lagi setelah semua pekerjaan kita selesai," ujar Yvanna.
"Hati-hati, Yv. Usahakan agar kamu tidak perlu beradu kekuatan dengan Bu Tantri. Entah dia punya kekuatan atau tidak, kamu tetap harus waspada," pesan Aris.
"Ya, Insya Allah aku akan selalu waspada. Tolong jaga Lili baik-baik dan tetap dampingi dia sampai akhir," pesan Yvanna.
"Insya Allah, aku aku akan menjaganya. Aku tidak akan mengecewakanmu."
Aris pun segera mengikuti langkah Tika, Manda, dan Lili setelah berpisah dari Yvanna. Tika memimpin di depan, sementara Manda serta Lili ada di bagian tengah, dan Aris ada di belakang bersama ular putih miliknya. Ketiga wanita yang Aris ikuti langkahnya tampak sudah tahu ke arah mana harus dituju agar bisa sampai ke bagian belakang rumah Tantri. Tidak ada tanda-tanda sama sekali bahwa mereka akan tersasar, padahal Aris sendiri yang sudah sejak lahir tinggal di daerah itu sama sekali tidak pernah tahu jalan-jalan pintas yang ada di sana.
"Kalian kok bisa tahu kalau ada jalan pintas di daerah sini?" tanya Aris, merasa penasaran.
Manda berbalik dan berjalan mundur sambil menatap ke arah Aris.
"Kakak pernah nonton acara televisi Si Bolang?" tanya Manda.
"Pernah waktu kecil. Tapi tidak sering," jawab Aris.
"Nah, mencontoh kegiatan Si Bolang adalah hobi kami termasuk Kak Yvanna. Jadi jangan heran kalau kami bisa menemukan jalan pintas, padahal kami tidak pernah tinggal di daerah sini," jelas Manda.
Lili tertawa pelan usai mendengar cara Manda menjelaskan pada Aris. Aris hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya karena merasa keempat wanita dari Keluarga Harmoko itu benar-benar ajaib dalam segala hal.
Tak berapa lama kemudian, mereka akhirnya sampai di bagian belakang rumah Tantri. Tika meminta Manda, Lili, dan Aris untuk berhenti sejenak agar dirinya bisa memberikan tanda kepada Yvanna.
"Yv, kami sudah berada di posisi," ujar Tika melalui alat penyadap.
"Oke, Kak. Aku akan mengetuk pintu rumah Bu Tantri sekarang. Dengarkan baik-baik pada alat pendengar kalian masing-masing," balas Yvanna.
Manda, Lili, dan Aris bisa mendengar balasan dari Yvanna sebagaimana Tika mendengarnya. Di bagian depan rumah itu, Yvanna kini telah berada di depan pintu rumah Tantri dan sedang mengetuknya beberapa kali dengan sangat sopan.
"Assalamu'alaikum," ujar Yvanna.
Yvanna tahu bahwa ucapan salamnya tidak akan dijawab oleh Tantri, namun ia tetap saja mengucapkannya untuk membuat Tantri tidak merasa curiga dengan kedatangannya.
"Siapa itu?" tanya Tantri dari arah dalam rumah.
"Ini saya, Bu Tantri. Yvanna Adriatma," jawab Yvanna.
Dari bagian dalam terdengar suara langkah kaki yang begitu jelas. Pintu rumah itu dibuka tak lama kemudian. Sosok Tantri terlihat oleh Yvanna dan wanita itu tampak mencoba untuk tersenyum, meskipun sebenarnya ia sedang mencoba untuk meredam kegelisahannya.
"Nak Yvanna? Ada apa datang ke sini malam-malam? Kamu datang sendiri?" tanya Tantri, berbasa-basi.
"Iya, Bu Tantri. Saya datang sendiri ke sini. Saya ada sedikit keperluan dengan Bu Tantri, ingin ngobrol-ngobrol sebentar. Sekalian saya juga membawakan kue buatan saya sendiri, sebagai ucapan terima kasih atas hadiah yang Bu Tantri bawakan untuk Ibu dan Bibi saya tadi pagi," jawab Yvanna, seraya menunjukkan satu kotak kue yang dibawanya dan sudah diletakkan di atas meja yang terletak di teras rumah itu.
Tantri menatap tak percaya dengan kotak kue yang benar-benar dibawa oleh Yvanna. Wanita itu langsung keluar dari rumahnya dan berjalan menuju ke arah meja teras. Yvanna mengikuti langkahnya, sementara di belakang rumah itu Tika, Manda, Lili, dan Aris kini mulai mencoba masuk melalui pintu belakang. Tantri dan Yvanna sama-sama duduk di kursi yang berbeda. Tantri membuka kotak kue yang Yvanna bawa, lalu segera mencicipinya.
"Wah, kue buatan kamu benar-benar enak rasanya Nak Yvanna. Sejak kapan kamu belajar membuat kue seperti ini? Lapis legit jelas bukan kue yang mudah dibuat oleh sembarang orang," Tantri terlihat sangat ingin tahu.
Yvanna pun tersenyum ke arahnya.
"Kebetulan saya mempelajarinya secara langsung dari Ibu saya, Bu Tantri. Ibu saya selalu membuat kue sendiri di rumah, karena selalu takut anak-anaknya keseringan jajan di luar," jawab Yvanna, sesuai dengan kenyataan tentang Keluarga Harmoko.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL SUSUAN
Horror[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 4 Setelah Yvanna dan Ben menikah, Yvanna kini tidak lagi menyandang nama Harmoko pada namanya dan berganti menjadi Yvanna Adriatma. Yvanna juga tinggal di kediaman Keluarga Adriatma setelah menikah dengan Ben un...