EPILOG

1.2K 92 13
                                    

Setelah semua urusan Tantri dan tuyul peliharaannya telah diselesaikan malam itu, Yvanna dan Aris pun akhirnya menyetujui permintaan Roni yang ingin datang ke rumah Keluarga Adriatma demi meluruskan masalah yang terkait dengan Tika dan Biantoro. Mereka--Yvanna, Tika, Manda, Lili, dan Aris--berjalan menuju rumah, sementara Roni kini mengemudikan mobilnya yang tidak mungkin ditinggalkan di tempat yang berbeda. Ketika mereka tiba di rumah Keluarga Adriatma, sudah ada dua buah mobil lain yang terparkir di halaman rumah tersebut. Mereka jelas mengenali kedua mobil itu sebagai mobil milik Tio dan juga Reza, yang mana artinya Keluarga Harmoko saat ini sudah berada di rumah Keluarga Adriatma.


Ketika mereka masuk ke rumah Arini yang menjadi pusat berkumpulnya semua orang, mereka jelas disambut dengan penuh rasa bahagia--terutama Aris dan Lili. Terkuaklah alasan mengapa Keluarga Harmoko mendadak datang ke rumah Keluarga Adriatma, yaitu untuk merencanakan pernikahan Aris dan Lili. Yvanna mempersilakan Roni untuk duduk di ruang tamu. Tika dan Manda duduk di sofa yang berbeda dari Roni, lalu Yvanna berperan sebagai penengah di antara mereka bertiga yang akan meluruskan masalah. Semua orang--dari Keluarga Harmoko dan Keluarga Adriatma--memilih untuk mendengarkan dari arah ruang tengah, karena Lili dan Aris mengatakan bahwa ada masalah yang harus diselesaikan antara Roni, Tika, dan Manda yang berkaitan dengan Biantoro sebagai atasan Tika dan Manda.

"Baiklah ... bagi kedua belah pihak yang saat ini ada di hadapanku, aku harap akan ada yang menjelaskan duduk masalahnya terlebih dahulu sebelum kita mencari jalan keluar untuk menyelesaikan. Baik itu dari pihak Kak Tika dan Manda, maupun dari pihak Pak Roni," ujar Yvanna, memulai.

"Aku akan mulai lebih dulu. Aku juga akan menghadirkan saksi yang mendengar secara langsung mengenai pembicaraanku di telepon kepada Pak Bian. Baik itu pembicaraanku dengan Pak Bian kemarin pagi saat masih berada di rumah keluarga kita di Subang, ataupun pembicaraanku dengan Pak Bian kemarin siang saat mampir ke Dream Cafe," putus Tika dengan cepat.

"Oke. Silakan hadirkan saksinya jika memang ada," Yvanna setuju.

"Bagaimana caranya saksi tersebut akan membela kamu, Letnan Tika? Itu pembicaraan melalui telepon, 'kan?" tanya Roni.

"Kakak saya selalu menyalakan mode loudspeaker pada ponselnya ketika menelepon seseorang atau menerima telepon dari seseorang, Pak Roni. Itu sudah kebiasaannya yang sangat kami kenali sejak masih remaja ketika pertama kali diperbolehkan menggunakan ponsel sendiri," jawab Manda, mewakili Tika.

Roni pun akhirnya paham dan ikut setuju soal Tika yang ingin menghadirkan saksi dalam permasalahan itu. Tika pun bangkit dari sofa dan beranjak menuju ruang tengah.

"Ibu ... bisa Ibu menjadi saksi untukku atas pembicaraanku di telepon dengan Pak Bian kemarin pagi? Aku tahu Ibu mendengar pembicaraanku kemarin pagi. Jadi meski ada Manda yang juga ikut mendengar, aku tetap butuh kesaksiannya dikuatkan oleh Ibu," pinta Tika pada Larasati.

Larasati pun tersenyum dan langsung bangkit dari sofa ruang tengah rumah tersebut.

"Tentu saja Ibu mau. Ibu jelas akan lakukan apa pun jika kamu memang membutuhkannya," jawab Larasati yang kemudian mengecup kening Tika dengan lembut sebelum beranjak ke ruang tamu.

Tika pun kini menatap ke arah yang lainnya. Namun belum sempat ia mengatakan apa-apa, Ben, Jojo, Aris, Lili, dan Zian sudah berdiri lebih dulu dari sofa tanpa diminta.

"Kami juga akan menjadi saksi untuk Kakak. Kami berempat mendengar semua pembicaraan Kakak dan Pak Bian itu dengan sangat jelas sampai-sampai Manda naik darah kemarin siang," ujar Jojo, mewakili yang lainnya.

Pram menatap ke arah Tika yang tampak berusaha kuat di depan banyak orang, meski sebenarnya Tika tidak sekuat itu pada kenyataannya. Ia meraih tangan Tika dengan cepat sebelum cucunya tersebut kembali ke ruang tamu. Tika berbalik dan menatap ke arah Pram.

TUMBAL SUSUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang