28 | Membiarkan Tantri Menyaksikan

1K 85 0
                                    

Pertanyaan Tantri kepada Yvanna jelas didengar oleh Roni yang saat itu masih mengarahkan pistolnya kepada Tantri. Roni melirik ke arah Yvanna yang masih memegangi kurungan berisi tuyul peliharaan Tantri.


"Menurut anda bagaimana, Bu Tantri? Apakah saya saat ini sedang menjebak anda atau tidak? Kalau memang saya menjebak anda sehingga semua perbuatan anda terbongkar, maka itu adalah hasil dari perbuatan anda sendiri yang telah berani ingin mengusik ketenangan keluarga saya dengan cara mengirim tuyul ini ke rumah keluarga saya kemarin malam. Andai saja anda tidak mengirim tuyul ini untuk mengusik ketenangan keluarga saya, maka mungkin saya tidak akan pernah mencari tahu banyak hal tentang anda," jawab Yvanna, dingin seperti biasanya.

Tantri telah diborgol oleh salah satu Polisi yang ikut bersama Roni.

"Kurang ajar kamu, Yvanna!!! Aku akan membalasmu!!! Tunggu saja!!!" teriak Tantri, sebelum akhirnya diseret oleh anggota kepolisian menuju ke mobil patroli.

Korban tumbal susuan yang tadi diselamatkan oleh Tika dan Manda kini tengah menerima perawatan dari petugas medis yang ikut datang setelah Roni meminta bantuan. Tika kini menatap ke arah Yvanna.

"Yv, di dalam Lili dan Aris tampaknya masih kesulitan untuk menembus tempat ritual yang Bu Tantri buat," ujar Tika.

"Untuk apa lagi berusaha menembus tempat ritualnya, Letnan Tika? Dia sudah kita tangkap, bukan?" tanya Roni.

"Untuk melenyapkan tuyul ini, Pak Roni. Tuyul ini tidak bisa dilepaskan begitu saja, karena dia akan membuat onar di lingkungan ini jika tidak dilenyapkan. Dia akan hilang arah ketika sudah tidak punya majikan lagi," jawab Yvanna, mewakili Tika.

"Ayo cepat, Kak Yvanna. Mereka tampaknya kewalahan di dalam sana," ajak Manda, tampak begitu resah.

Yvanna pun segera mengikuti langkah Manda, sementara Tika dan Roni masuk tak lama kemudian setelah beberapa saat memastikan kalau Tantri telah benar-benar diamankan di mobil patroli. Aris dan Lili terlihat masih berusaha untuk masuk ke tempat ritual yang ada di dalam rumah milik Tantri. Ular putih milik Aris juga berusaha menghalau makhluk yang terlihat seperti kayu tersebut, agar memudahkan Lili dan Aris untuk masuk ke dalam tempat ritual. Namun sayangnya, makhluk itu ternyata jauh lebih kuat dan sangat sulit untuk disingkirkan.

Roni sempat terkejut selama beberapa saat ketika melihat makhluk yang menghalangi tempat ritual itu. Ia bisa melihat makhluk itu karena Yvanna sedang melepaskan kekuatannya dan hal tersebut juga mempengaruhi Roni sehingga bisa melihat wujud makhluk gaib tersebut. Yvanna mengeluarkan ajian pendorong ke arah makhluk itu, sehingga kini makhluk itu terhempas ke arah belakang. Sayangnya, makhluk itu belum mau menyerah meski baru saja menerima serangan yang sangat kuat dari Yvanna. Makhluk itu kembali ke tempatnya dengan cepat dan bahkan hampir menyerang balik ke arah Yvanna, Lili, dan Aris. Tika menarik Manda agar tidak maju terlalu jauh. Roni saat itu hanya bisa menatap saja tanpa berkata apa-apa.

"Makhluk itu kuat sekali, Kak! Dia tampak kokoh seperti batang kayu, sebagaimana rupa pada wujudnya," ujar Lili, dengan nafas yang begitu memburu.

"Ya, tampaknya memang begitu. Katakan pada Aris untuk meminta ular putihnya agar segera mundur," pinta Yvanna.

Lili jelas menyampaikan hal itu pada Aris, karena ular putih milik Aris kemudian terlihat langsung mundur dan kembali berdiam di sisi kaki Lili. Yvanna kembali mengeluarkan ajian lainnya, yang tak lain adalah ajian pemecah wujud. Ajian itu ia gunakan karena tak ada jalan lain yang bisa ditempuh untuk menghentikan makhluk itu, selain menghancurkan wujudnya agar tak bisa lagi melakukan apa-apa. Dalam satu serangan, Yvanna mengirimkan ajiannya ke arah makhluk itu dan dalam sekejap pula makhluk itu akhirnya meledak serta hancur berkeping-keping, kemudian menghilang. Apa yang terjadi saat itu terlihat sangat jelas dimata Roni, membuatnya terkagum-kagum dengan kelebihan yang Yvanna miliki meskipun tak terelakkan ada sedikit rasa ngeri di dalam hatinya. Pria itu pun kemudian menoleh ke arah Tika yang ada di sampingnya.

"Adikmu sangat luar biasa, Letnan Tika. Begitu pula dengan dirimu. Kamu benar-benar berani menghadapi peristiwa seperti ini dengan sangat tenang. Istriku pasti akan terheran-heran jika aku menceritakan semua hal yang aku lihat malam ini," ujar Roni.

Tika dan Manda pun mengerenyitkan kening masing-masing selama beberapa saat usai mendengar apa yang Roni katakan.

"Istri? Jadi Pak Roni sudah punya Istri?" tanya Manda.

"Ya, benar Letnan Manda. Aku sudah punya Istri dan dua orang anak. Kenapa? Kenapa tanpaknya kalian berdua begitu kaget?" tanya Roni

Manda dan Tika saling menatap satu sama lain selama beberapa saat.

"Kemarin Pak Bian menelepon Kakakku dan mengatakan bahwa anda bertanya pada Pak Bian tentang Kakakku ini. Kata Pak Bian, anda tertarik untuk mengenal Kakakku lebih dekat padahal sudah dikatakan oleh Kakakku sejak awal pada Pak Bian, bahwa Kakakku ini telah memiliki calon Suami. Tapi Pak Bian sempat ingin tetap memaksakan keinginannya memperkenalkan Kakakku kepada anda karena katanya itu adalah permintaan anda sendiri. Jadi ... kemarin aku akhirnya bicara cukup kasar pada Pak Bian dan bahkan sempat mengancamnya tentang pertemuan dua keluarga besar antara keluarga besar kami dengan keluarga besar Istrinya yang kenal cukup dekat dengan Ibu kami," jelas Manda.

Roni tampak terlihat sangat kaget ketika mendengarkan penjelasan itu. Tika mengeluarkan ponselnya dan membiarkan Roni mendengarkan percakapan dengan Biantoro yang direkam kemarin. Yvanna keluar dari tempat ritual bersama Aris dan Lili yang saat ini sudah memegangi wadah-wadah dari tanah liat yang biasa Tantri gunakan untuk menjamu tuyul peliharaannya setelah selesai bekerja.

"Ayo, kita harus melenyapkan tuyul ini di hadapan Bu Tantri," ajak Yvanna.

"Oke, ayo," tanggap Tika.

Roni pun setuju dengan ajakan Yvanna, meski saat itu ia masih mendengarkan rekaman percakapan antara Tika, Manda, dan Biantoro. Mereka sama-sama berjalan menuju ke arah mobil patroli dan melewati semua tetangga yang saat itu sedang memperhatikan apa yang terjadi pada Tantri.

"Nak, Yvanna! Ada apa sebenarnya?" tanya Farhana, di antara para Ibu-ibu yang sedang berkumpul.

Yvanna tersenyum kepada Farhana sambil memperlihatkan tuyul yang ada di dalam kurungan pada tangannya.

"Nanti akan saya jelaskan, Bu Farhana," jawabnya, begitu tenang.

Farhana pun paham, lalu membiarkan Yvanna pergi bersama yang lainnya menuju ke arah mobil patroli. Tantri bisa melihat kedatangan Yvanna yang masih mengurung tuyul peliharaannya. Yvanna meminta Aris dan Lili menyimpan wadah tanah liat yang mereka pegang ke atas aspal. Setelah wadah-wadah tanah liat itu diletakkan ke atas aspal, Yvanna pun segera mengeluarkan ajian pemusnah sehingga wadah-wadah tanah liat itu hancur menjadi debu dan tuyul peliharaan Tantri juga ikut musnah karena terbakar dengan sendirinya di dalam kurungan.

"TIDAK!!! KAMU KEJAM, YVANNA!!! KAMU KEJAM!!!" teriak Tantri begitu histeris.

Yvanna mengabaikannya dan tak peduli dengan apa yang Tantri teriakkan saat itu. Ia hanya menjalankan tugasnya dan melenyapkan tuyul itu juga termasuk bagian dari tugas yang harus ia penuhi. Roni menyuruh anak buahnya untuk membawa Tantri ke kantor polisi. Korban tumbal susuan yang masih hidup juga sudah berada di rumah sakit sekarang, untuk menerima perawatan intensif pasca trauma akibat penculikan dan juga pasca dijadikan tumbal oleh Tantri. Roni menatap ke arah Tika, Manda, Yvanna, Lili, dan juga Aris yang masih ada bersamanya saat itu.

"Mohon izinkan aku untuk bertamu ke rumah keluarga kalian. Aku ingin menjelaskan lebih lengkap mengenai Pak Bian, agar tidak terjadi kesalahpahaman," pinta Roni dengan sopan.

* * *

TUMBAL SUSUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang