18 | Pagi-Pagi Sekali

810 76 0
                                    

Keadaan Manda pagi itu sudah jauh lebih baik. Wanita itu sudah bisa bangun lebih awal seperti biasanya dan bekerja bersama kedua Kakak dan Adik perempuannya, usai melaksanakan shalat subuh. Meskipun Manda sempat protes karena tidak dibangunkan untuk melaksanakan shalat tahajud, namun pada akhirnya ia paham bahwa Tika, Yvanna, dan Lili sengaja tidak membangunkannya karena merasa khawatir akan kondisinya.


Arini dan Nania--yang baru saja keluar dari kamar mereka masing-masing--langsung memeriksa kondisi Manda, ketika tahu bahwa wanita itu sudah kembali melakukan pekerjaan rumah seperti biasanya. Mereka jelas merasa khawatir dan takut terjadi apa-apa pada Manda jika sakitnya dianggap remeh. Namun, Manda meyakinkan mereka bahwa dirinya benar-benar sudah baik-baik saja setelah beristirahat semalaman.

"Kalau kamu masih sakit, sebaiknya kamu beristirahat saja di rumah. Jangan ke mana-mana. Kalaupun harus ada yang diurus di luar sana mengenai kasus yang sedang kalian tangani, sebaiknya Kak Tika, Yvanna, dan Lili saja yang pergi," saran Jojo.

Arini, Nania, dan Ben kini kompak menatap ke arah Jojo yang sedang berdiri tepat di samping Manda. Manda yang saat itu sedang membantu Yvanna menyajikan sarapan ke atas piring saji pun menatap ke arah Jojo dan tersenyum seperti biasanya.

"Itulah yang sulit kulakukan, Kak. Dalam keadaan apa pun, aku pasti selalu ingin ikut pergi dengan Kak Tika, Kak Yvanna, dan juga Lili. Aku bukan tipikal wanita yang bisa diberi larangan atau dibujuk. Aku akan dengan senang hati memberi perlawanan ketika ada yang mencoba memberiku larangan atau membujuk diriku," ujar Manda, apa adanya tentang sifat yang ia miliki.

Jojo pun tersenyum.

"Iya, aku tahu kok. Kamu sejak masih kecil juga memang sudah sulit diberi larangan atau dibujuk. Aku bahkan masih ingat saat Bibi Laras melarangmu naik perahu di danau belakang menara milik Keluarga Harmoko beberapa tahun lalu. Saat itu semua orang sedang mencari di mana keberadaan kura-kura milik Kakek Pram. Meski kamu sudah dilarang untuk tidak menaiki perahu di danau, kamu tetap melakukannya karena melihat Kak Tika dan Yvanna melakukannya. Jadi ... bukan hal yang baru bagiku saat mendengar kamu melanggar larangan ataupun menolak dibujuk."

Tika pun langsung berkacak pinggang usai mendengar apa yang Jojo katakan pada Manda saat itu.

"Kalian berdua bisa menyingkir dari dapur, tidak? Kalau mau bernostalgia, carilah tempat yang teduh, sepi, dan tidak banyak orang berlalu-lalang," sarannya. "Pagi-pagi kok sudah bernostalgia. Kalian berdua terkadang mirip Kakek-kakek dan Nenek-nenek."

Sindiran yang Tika keluarkan sukses membuat Arini dan Nania tertawa. Manda pun tersenyum miring selama beberapa saat, lalu menatap tepat ke arah Jojo.

"Kak Jojo masih ingat tidak, kalau waktu kami bertiga akhirnya benar-benar menaiki perahu saat itu, Kak Tika tidak bisa menahan berat tubuhnya dan akhirnya terjatuh dari perahu?" tanya Manda dengan sengaja.

Tika--yang saat itu baru menyeruput teh susu buatan Yvanna--langsung terbatuk-batuk beberapa kali. Jojo pun menutup kedua matanya sambil mati-matian berusaha menahan tawa agar tidak lolos dari mulutnya.

"Aku dan Kak Yvanna berhasil menemukan serta menyelamatkan kura-kura milik Kakek. Tapi Kak Tika yang saat itu memiliki tubuh lebih berisi daripada aku dan Kak Yvanna, mendadak kehilangan keseimbangan saat akan memutar laju perahu kami dari bagian tengah. Lalu ... dengan mudahnya Kak Tika terjungkal ke arah belakang perahu dan sukses mencelupkan dirinya ke air danau," ungkap Manda.

Yvanna mendekat dan menjewer telinga Manda meski tak terlalu keras. Namun meski tidak keras, Manda tetap meringis kesakitan karena tahu kalau itu adalah upaya Yvanna untuk menyelamatkan dirinya dari amukan Tika.

"Memangnya kamu pikir gara-gara siapa Kak Tika bisa terjungkal ke belakang perahu waktu itu?" tanya Yvanna. "Kalau bukan karena Kak Tika refleks menahan tubuhmu menggunakan dayung yang dipegangnya agar kamu tidak jatuh bersama kura-kura milik Kakek, maka jelas Kak Tika tidak akan jadi basah kuyup akibat terjatuh di danau. Kamu itu adalah yang paling ceroboh di antara enam orang anak-anak Ibu dan Ayah. Entah itu ceroboh pada sikap ataupun ceroboh pada ucapan. Jangan menjadi hobi membuka aib orang lain dengan tujuan untuk mempermalukannya, terutama jika orang itu adalah orang yang lebih tua dari kamu. Cepat, minta maaf pada Kak Tika."

Jojo pun meminta Yvanna untuk melepaskan telinga Manda yang masih menerima jeweran. Yvanna pun kemudian melotot ke arah Jojo sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Jangan mencoba membela Manda ya, Jo. Kalau Manda berbuat salah, maka dia harus mempertanggungjawabkan kesalahannya, bukan dibela," tegas Yvanna.

"Iya, tahu. Tapi ... itu loh, Lili ada di belakang kamu dan berusaha memanggil kamu sejak tadi," jelas Jojo.

Yvanna pun berbalik usai melepaskan telinga Manda dari jewerannya. Lili pun tersenyum ke arah Yvanna, namun terlihat agak canggung.

"Ada apa, Lili? Kenapa kamu tampak seperti orang bingung begitu?" tanya Arini, mewakili semua orang,

"Itu, Bibi Arini. Ada yang datang untuk bertamu dan saat ini sudah menunggu Bibi serta Bibi Ayuni di teras," jawab Lili.

"Siapa yang datang bertamu pagi-pagi sekali seperti ini?" tanya Ayuni yang baru saja masuk ke rumah milik Arini bersama Damar dan Aris.

Yvanna pun tersenyum sambil membantu Ben merapikan dasi yang baru saja dipasang pada kerah baju Suaminya tersebut.

"Apakah yang datang adalah Bu Tantri, Dek?" tebak Yvanna.

Semua orang mendadak ingat pada tuyul yang semalam ditangkap dan dikurung oleh Yvanna.

"Iya, Kak. Bu Tantri yang datang. Tapi dia tidak datang sendiri. Dia datang bersama Bu Ningsih dan tampaknya dia sengaja membawa Bu Ningsih ke sini, sebagai alasan untuk kedatangannya yang begitu tiba-tiba," jawab Lili, yang sudah mengamati gerak-gerik Tantri ketika membukakan pintu.

"Mm ... jelas dia membutuhkan alasan untuk datang ke sini tanpa harus dicurigai oleh seluruh anggota keluarga ini. Dia sedang gelisah saat ini, karena tuyul peliharaannya tidak pulang ke rumah. Kalau begitu, aku akan keluar bersama Ibu dan Bibi Ayuni untuk menemui Bu Tantri," putus Yvanna.

"Apakah kamu yakin? Apakah tidak apa-apa dan tetap tidak akan ketahuan oleh Bu Tantri bahwa kamu yang mengurung tuyul peliharaannya, jika kamu menemui dia?" tanya Ben, terdengar sangat khawatir.

Yvanna tersenyum di hadapan Ben, lalu mengusap pundak suaminya tersebut dengan lembut selama beberapa saat.

"Tenang saja, Sayang. Dia hanya akan melihat kekosongan ketika menghadapi diriku. Dia akan merasa putus asa karena tidak akan menemukan apa-apa di rumah keluarga kita, terutama jejak tuyul peliharaannya. Saat dia merasa frustrasi itulah, aku bersama Kak Tika, Manda, dan Lili akan membongkar semua perbuatannya gilanya yang sudah menculik seseorang untuk dijadikan tumbal susuan," jawab Yvanna, penuh perhitungan yang matang.

* * *

TUMBAL SUSUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang