Arini telah memberi tahu mengenai keadaan Manda yang mendadak tidak sehat kepada Larasati. Tika bahkan ikut menjelaskan mengenai keadaan Manda pelan-pelan, agar Larasati tidak merasa gelisah malam itu. Yvanna terus menemani Manda hingga keadaannya mulai membaik.
"Minum, Dek. Habiskan," ujar Yvanna, usai memberi segelas air yang telah ia bacakan ayat-ayat Al-Qur'an.Manda meminum air tersebut setelah mengucapkan basmalah. Air itu sama sekali tak ia sisakan meski hanya satu tetes, karena entah mengapa ia memang merasa sangat haus sejak tadi. Yvanna menyalurkan kekuatan ke tubuh Manda ketika kembali memeluknya. Manda benar-benar merasa jauh lebih baik dan lebih segar setelah Yvanna berada di sisinya.
"Umurku sekarang sudah dua puluh sembilan tahun, tapi aku masih saja seperti anak berusia lima tahun jika sedang sakit. Aku akan mencari Kakak, tidak peduli akan selama apa aku harus menunggu," ujar Manda, seraya mempererat pelukannya pada tubuh Yvanna.
Ben tersenyum usai mendengar apa yang Manda katakan saat itu, begitu pula dengan Jojo dan Nania yang ada di sofa seberang meja.
"Kenapa kamu harus merisaukan hal-hal remeh semacam itu? Memangnya siapa yang akan melarangmu untuk mencariku jika kamu memang sedang membutuhkan aku? Cari saja ... tunggu saja ... aku tidak akan merasa terganggu dengan hal itu. Justru aku merasa senang karena kamu selalu mencariku atau menungguku. Kamu tahu sendiri, kalau sejak dulu aku memang sedekat itu denganmu, Lili, Kak Tika, Reza, dan juga Kak Tio. Kita tidak pernah saling menjauh. Tapi jika pada akhirnya kita akan hidup berjauhan, bukan berarti kita tidak akan bisa lagi menjadi sedekat dulu. Lagi pula ... aku jelas akan selalu merindukan lidah tajam yang kamu miliki," goda Yvanna.
"Kak Yvanna ... jangan ikut-ikutan sama Kak Tika dong!" rajuk Manda.
Yvanna pun tertawa pelan seraya mendaratkan kecupan hangat di kening Manda. Wajah pucat Manda kini mulai kembali tampak segar seperti biasanya. Infus yang terpasang pada lengan kanan Manda kini hanya tersisa setengah. Lili mulai memperlambat laju infus tersebut, karena wajah Manda sudah tidak sepucat tadi. Bagus dan Ayuni sudah pulang ke rumah sebelah bersama Damar, Zian, dan Aris. Sementara Arini juga telah pergi beristirahat setelah Yvanna meyakinkannya bahwa Manda akan tetap mereka temani malam itu.
"Kak Nia tidur saja. Jangan sampai besok pagi jadi kesulitan bangun karena terlambat tidur," saran Yvanna.
"Tapi nanti kamu jadinya menjaga Manda sendirian kalau aku tidur, Yv," balas Nania, yang jelas merasa khawatir terhadap Manda seperti yang dirasakan oleh Tika, Yvanna, dan Lili.
"Kakak tenang saja. Kami juga akan menemani Kak Yvanna di sini menjaga Kak Manda. Lagi pula ada Kak Tika, Kak Jojo, dan juga Kak Ben bersama kami," ujar Lili, membantu Yvanna meyakinkan Nania agar beristirahat.
"Ya sudah, aku akan tidur duluan. Tapi kalau ada apa-apa jangan segan untuk bangunkan aku ya," pinta Nania.
"Siap, Kak. Nanti kami akan meminta tolong pada pemadam kebakaran untuk membangunkan Kakak jika terjadi apa-apa. Kak Nia sadar 'kan, kalau Kakak adalah yang paling sulit dibangunkan jika sudah tidur pulas?" sindir Jojo.
"Jojo! Jangan bicara begitu pada Kak Nia. Cepat minta maaf," titah Yvanna.
Jojo pun memajukan bibirnya beberapa senti, lalu kembali menatap ke arah Nania.
"Maaf, Kak. Aku tidak bermaksud menyindir. Aku hanya menjabarkan kenyataan," ucap Jojo, seraya terkekeh geli.
Nania pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, karena sadar bahwa Jojo tidak akan pernah bisa berubah meskipun Yvanna sudah mengomelinya setiap hari. Nania pun bangkit dari sofa dan hendak berjalan menuju kamarnya, namun tiba-tiba dirinya kembali terdiam dan berbalik menatap ke arah Jojo.
"Kalau dipikir-pikir lagi, kamu sama Manda itu sebelas-dua belas loh. Sama-sama hobi menyindir, sama-sama hobi jahil, dan sama-sama bermulut tajam kadang-kadang," ujar Nania.
"Nah ... itu ... itu yang aku maksud, Kak," sambut Jojo. "Kalau dua orang manusia berlawanan jenis sudah sekompak itu, tandanya berarti jodoh, 'kan?" cetusnya.
Nania, Ben, Tika, dan bahkan Lili kini menatap serempak ke arah Jojo. Mereka tampak siap melemparkan caci maki terbaik yang bisa mereka pikirkan pada saat itu. Yvanna dan Manda--yang masih belum benar-benar tertidur--hanya bisa tertawa geli dengan suara yang begitu pelan.
"Sudah ... sudah ... jangan diladeni. Tingkahnya Jojo malah akan semakin menjadi-jadi kalau kalian meladeninya," saran Yvanna, sambil memberi tanda pada Nania untuk segera pergi ke kamarnya.
"Adikmu itu loh, suka tidak tahu diri!" omel Nania terhadap Jojo, namun tatapannya terarah pada Yvanna.
"Iya, Adikku yang satu itu memang agak lain Kak Nia. Tolong dimaklum," sahut Yvanna.
BRAKKKK!!!
Suara benturan yang begitu keras terdengar di halaman rumah Keluarga Adriatma. Nania membatalkan niatnya masuk ke kamar dan justru malah langsung mendekap Tika, demi mencari perlindungan. Ben dan Jojo ikut terkejut saat mendengar suara benturan itu, Arini juga tampaknya mendengar sehingga kembali terbangun dan keluar dari kamarnya.
"Suara apa itu? Apakah ada orang di luar pada jam segini?" tanya Arini.
"Ibu tetap di dalam saja. Biar aku yang periksa," pinta Yvanna.
Manda ikut bangkit dari sofa usai melepas infus dari tangannya dan berjalan tepat di belakang Yvanna. Ben membuka kunci pintu dan Jojo kemudian menekan tuas pintunya. Yvanna mengeluarkan kekuatannya untuk menjaga bagian dalam rumah itu meskipun pintu akan terbuka. Manda bisa merasakan aliran kekuatan Yvanna dengan sangat jelas, karena dirinya adalah yang terdekat dari Yvanna. Ia sengaja menyiagakan pistolnya di tangan untuk berjaga-jaga, jika seandainya ternyata sosok manusia yang harus mereka hadapi malam itu.
Ular putih yang berjaga di taman depan rumah Ayuni kini tampak sedang menatap sesuatu ketika mereka tiba di luar rumah. Ular putih itu tampak sangat marah pada apa yang dilihatnya, dan ternyata keluarga di sebelah rumah pun juga ikut keluar setelah mendengar suara benturan yang begitu keras tadi. Aris terlihat mendekat pada ular putih miliknya, lalu mengusap tubuhnya pelan-pelan untuk membuatnya tenang kembali. Yvanna ikut mendekat bersama Manda dan Tika yang terus bersiaga dengan pistol di tangan mereka berdua, sementara Lili kini berjaga di pintu agar tak ada yang ikut keluar selama belum ada izin dari Yvanna.
"Ada apa? Kenapa mendadak kamu marah seperti ini?" tanya Aris pada ular putih itu.
Ular putih itu mengibas-ngibaskan ekornya beberapa kali sambil berdesis keras, seakan sedang menunjukkan sesuatu yang bersembunyi di balik pagar tanaman, yang ada di halaman bagian paling depan. Yvanna pun mendekat ke arah pagar tanaman itu, lalu menyibaknya dengan cepat. Tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata besar dari tubuh kecil yang sedang bersembunyi di sana. Tatapan mata itu tampak dipenuhi ketakutan yang sangat besar ketika melihat sosok Yvanna.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL SUSUAN
Horror[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 4 Setelah Yvanna dan Ben menikah, Yvanna kini tidak lagi menyandang nama Harmoko pada namanya dan berganti menjadi Yvanna Adriatma. Yvanna juga tinggal di kediaman Keluarga Adriatma setelah menikah dengan Ben un...