15 | Mencecar

920 85 0
                                    

Yvanna segera meraih makhluk kecil itu dengan tangan kirinya dan membawanya keluar dari pagar tanaman tempat makhluk itu bersembunyi. Semua orang yang berusaha mengintip keluar bisa melihat apa yang sedang Yvanna pegang saat itu. Manda dan Tika menurunkan pistol mereka serta tak lagi bersiaga seperti tadi. Ular putih milik Aris bereaksi dan tampak semakin marah, karena makhluk kecil yang tak lain adalah tuyul peliharaan Tantri itu masih benar-benar berada di halaman rumah Keluarga Adriatma.


"Apa itu, Yvanna?" tanya Bagus.

"Tuyul, Paman Bagus. Dan ini tampaknya tuyul ini adalah peliharaannya Bu Tantri," jawab Yvanna dengan tenang.

"Astaghfirullah hal 'adzhim!!!" seru semua orang dengan kompak.

Lili kini membiarkan semua orang keluar dari rumah dan mendekat ke tengah-tengah halaman untuk melihat sosok tuyul yang akhirnya tertangkap itu.

"Kok wujudnya bisa kita lihat? Bukannya tuyul seharusnya tidak bisa kita lihat, ya?" tanya Nania.

"Dia terjebak di dalam lingkaran halaman rumah kita, Kak Nia. Aku sudah memasang ajian tutup watesan pada kedua rumah keluarga kita, setelah Bu Tantri datang ke sini pagi tadi. Jadi ketika dia masuk dan hendak melakukan hal jahat terhadap keluarga kita, maka dia akan terkurung di wilayah halaman rumah saja tanpa bisa menembus rumah dan juga tanpa bisa melarikan diri dari halaman ini. Jadi saat ini dia jelas akan terlihat oleh mata kita semua, karena tadi dia sudah melewati batas ajian tutup watesan. Hal-hal jahat yang melewati ajian itu akan langsung terlihat oleh manusia mana pun," jawab Yvanna, agar Nania maupun yang lainnya paham dengan hal itu.

Manda pun segera mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

"Oke google, aku sudah tidak butuh cara menjebak tuyul. Kakakku ternyata lebih tahu caranya daripada kamu," ujarnya dengan sengaja.

"Aduh ... untung kamu lagi kurang enak badan, Manda. Kalau kamu sedang dalam keadaan sehat wal 'afiat, aku akan mencelupkan kamu ke kolam ikan," gemas Tika

Manda pun terkekeh senang karena berhasil membuat Tika kembali mengalami darah tinggi. Arini ikut tertawa, lalu segera memeluk Manda agar Tika tidak melaksanakan niatnya barusan. Ben menatap ke arah Yvanna.

"Aku belum dengar apa-apa soal kedatangan Bu Tantri ke sini dan juga soal tuyul peliharaannya," ujar Ben.

"Itu karena kamu tadi enggak makan malam di rumah bersama kami. Pembicaraan soal tuyul dan Bu Tantri adalah topik panas yang terjadi di meja makan keluarga kita malam ini," jelas Zian sambil menepuk-nepuk pundak Ben.

Yvanna balas menatap ke arah Ben.

"Nanti aku akan cerita. Tadi aku tidak sempat cerita apa-apa padamu, karena kita juga ada urusan sendiri yang harus dibahas dan diselesaikan," ujar Yvanna, memberi pengertian pada Suaminya.

Ben pun akhirnya paham, bahwa Yvanna tidak bercerita tentang apa yang terjadi hari ini sejak pagi adalah karena keegoisannya sendiri yang berusaha bersikap romantis. Padahal seharusnya Ben menanyakan apakah Yvanna melalui sesuatu hari itu atau tidak, agar mereka bisa semakin dekat. Tapi akibat keegoisannya, Yvanna justru jadi tak bisa berbagi cerita pada dirinya dan dirinya menjadi tak tahu apa-apa mengenai banyak hal.

"Tolong, berikan aku ruang. Aku harus mengatasi makhluk kecil ini sebelum mengatasi Bu Tantri," pinta Yvanna.

"Ayo, semuanya mundur dan biarkan Yvanna melakukan tugasnya," ajak Tika, mengarahkan semua orang untuk menjauh.

Ben masih menatap ke arah Yvanna dengan perasaan bersalah. Yvanna bisa melihat ekspresi Ben yang benar-benar berbeda saat ini. Yvanna hanya memberi Ben tanda, bahwa dirinya benar-benar akan menceritakan segalanya setelah menyelesaikan pekerjaannya malam itu. Ben pun paham dengan tanda yang Yvanna berikan kepadanya, dan hal itu sudah lebih dari cukup untuk membuat perasaannya tenang sementara waktu.

Yvanna kembali menatap ke arah tuyul yang kini sedang duduk di atas rerumputan. Tuyul itu tampak sangat takut dan berusaha menepuk-nepuk tangannya, seakan ingin memberi tahu pada pemiliknya bahwa ia sedang berada dalam bahaya.

"Apakah itu adalah caramu memanggil Tuanmu?" tanya Yvanna.

Tuyul itu kini menatap ke arah Yvanna, lalu mengangguk untuk menjawab pertanyaan yang Yvanna ajukan.

"Kamu tidak akan bisa memanggilnya selama kamu berada di dalam lingkaran ajian tutup watesan milikku. Semua keahlianmu dan kekuatanmu tidak akan bekerja selama kamu ada di dalam sini. Dan satu lagi, kamu tidak akan pernah bisa melarikan diri dari sini setelah kamu berada di dalam lingkaran ajianku. Jadi katakan, apakah Tuanmu selama ini selalu memberikan tumbal susuan untukmu?" Yvanna mulai mencecar sambil mengeluarkan kekuatannya.

Tuyul itu bisa melihat dengan jelas aliran kekuatan milik Yvanna yang begitu besar. Hal itu membuatnya semakin ketakutan dan tampak ingin sekali melarikan diri lagi. Sayangnya tubuh ular putih milik Aris kini telah mengelilingi halaman rumah itu, sehingga tuyul itu menjadi tak berani mengambil langkah apa pun.

"Jawab pertanyaanku! Apakah Tuanmu selama ini selalu memberikan tumbal susuan untukmu?" ulang Yvanna, jauh lebih tegas.

Tuyul itu pun menganggukkan kepalanya dengan cepat, karena takut terkena serangan dari Yvanna.

"Apakah dia menculik wanita-wanita itu dan menyekap mereka di dalam rumahnya?" tanya Yvanna lagi.

Tuyul itu kembali menganggukkan kepalanya dengan cepat sekali lagi.

"Dan apakah tumbal susuan yang paling terakhir masih hidup?"

Anggukkan yang terakhir dari tuyul itu membuat Yvanna segera mengakhiri pertanyaannya. Ia langsung membuat kurungan kecil untuk tuyul tersebut menggunakan kekuatannya, lalu menenggelamkan kurungan kecil itu ke dalam tanah. Tuyul itu terlihat sangat panik, namun dirinya jelas tidak bisa melawan kekuatan milik Yvanna yang begitu besar. Setelah kurungan kecil itu benar-benar tenggelam di dalam tanah dan tempat tenggelamnya kembali tertutupi oleh rerumputan seperti awalnya, Yvanna pun langsung menatap ke arah Aris.

"Perintahkan ular putihmu untuk menjaga wilayah tempatku mengurung tuyul itu. Sebaiknya kita tetap memastikan agar dia tidak bisa ditemukan oleh Bu Tantri, atau kita akan mendapat kesulitan jika tuyul itu bisa sampai kembali kepada Bu Tantri. Bu Tantri bisa melarikan diri dan kutakutkan akan berjatuhan korban tumbal susuan lainnya di tempat yang berbeda," ujar Yvanna.

"Mm ... aku akan memintanya menjaga tempatmu mengurung tuyul itu. Sekarang sebaiknya kamu masuk, Manda masih butuh banyak istirahat," saran Aris.

"Ya, aku akan masuk."

Yvanna pun berjalan menuju ke arah Manda yang saat ini tampak sedang berdiri bersama Tika di teras rumah Arini. Ia langsung merangkul kembali Adiknya tersebut, lalu meminta semua orang agar masuk ke dalam untuk beristirahat. Ular putih milik Aris kini benar-benar berdiam tepat di atas tempat Yvanna mengurung tuyul peliharaan Tantri. Tuyul itu jelas tidak akan bisa melarikan diri dan bahkan tidak akan bisa melihat cahaya apa pun di dalam tempatnya terkurung saat ini.

* * *

TUMBAL SUSUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang