Setelah semua orang berangkat kerja dan pekerjaan rumah telah diselesaikan oleh Yvanna dan Tika, kedua wanita itu pun akhirnya muncul di ruang tamu untuk bergabung dengan Manda dan Lili yang sejak tadi diminta berdiam di sana. Manda jelas masih saja mengomel karena benar-benar kembali dilarang beraktivitas oleh Yvanna dan Tika, dengan alasan bahwa kesehatannya harus dijaga. Maka dari itulah Lili diminta untuk menemaninya sejak tadi dan mau tak mau, Lili harus mendengarkan gerutuan Manda tanpa berani menyela sama sekali.
"Ya Allah, akhirnya berakhir juga penderitaan telingaku ini," ungkap Lili dengan jujur.Manda menatap sengit ke arahnya dan siap membalas ungkapan yang keluar dari mulut Lili. Hanya saja, Manda harus mengurungkan niatan itu karena Yvanna mendadak menyuapi puding cokelat ke dalam mulutnya.
"Akhu bhelhum bherdoha, Kak," protes Manda.
"Bismillahi fii awwalihi wa aakhirihi," tuntun Yvanna.
Manda pun menelan pudingnya, lalu membaca doa yang baru saja Yvanna tuntun untuknya.
"Aku tahu apa doanya jika lupa baca doa makan. Tapi yang aku tidak terima adalah, aku ingat untuk membaca doa makan dan Kakak yang tidak memberiku kesempatan untuk membacanya lebih dulu," protes Manda.
"Hm, iya ... iya ... aku salah. Maaf ya," ucap Yvanna seraya membelai lembut rambut Manda.
Manda pun segera menenggelamkan dirinya ke dalam pelukan Yvanna. Tika dan Lili langsung menggeleng-gelengkan kepala mereka dengan kompak.
"Mudah sekali mengomel, tapi mudah sekali dibujuk jika yang membujuk adalah Yvanna," gerutu Tika.
Manda terkikik geli namun tak membalas gerutuan Tika karena sedang bahagia dipeluk oleh Yvanna.
"Jadi, apa rencananya sekarang? Apa yang harus kita lakukan pada Bu Tantri?" tanya Manda, setelah dirinya melepaskan diri dari pelukan Yvanna.
"Untuk soal penggerebekan ke rumah Bu Tantri dan melepaskan korban tumbal susuan yang diculiknya, jelas harus kita lakukan pada malam hari. Aku harus memancing Bu Tantri dengan membawakannya tuyul yang saat ini sedang kukurung di halaman depan sana. Aku harus memastikan kalian semua aman ketika akan membebaskan korban tumbal susuan yang diculik oleh Bu Tantri. Lagi pula, kita harus memastikan bahwa si korban tetap akan hidup dan tidak dibunuh oleh Bu Tantri. Bu Tantri bisa saja ingin mencoba menghilangkan jejak dari perbuatannya dengan cara membunuh korban yang diculiknya, agar dia bisa mengelak dan membuat kita ada di posisi yang salah karena tidak ada bukti nyata," jawab Yvanna.
"Kalau begitu, begini saja," Lili terlihat memiliki ide kali itu, "... Kak Yvanna mendatangi Bu Tantri lebih dulu saat kita akan menggerebeknya. Kak Tika dan Kak Manda akan mencari serta membebaskan korban penculikan itu, aku akan mencari tempat ritualnya dan mengambil foto serta video yang akan kita jadikan bukti nyata dalam kasus ini."
"Kamu akan mencari tempat ritualnya sendirian? Yakin? Apa itu tidak terlalu berisiko?" tanya Tika, khawatir dengan keselamatan Lili.
"Risiko jelas pasti ada, Kak. Tapi 'kan saat ini tuyul itu ada di tangan Kak Yvanna. Bu Tantri jelas tidak akan bisa berbuat apa-apa karena tidak akan ada yang membantunya untuk lolos. Tuyul itu jelas tidak akan bisa membantunya menyembunyikan semua bukti yang kita butuhkan," jawab Lili.
"Itu benar. Lagi pula saat ini tuyul itu sedang lemah-lemahnya, karena dia tidak menghisap darah dari korban tumbal susuan yang disekap oleh Bu Tantri. Hanya saja ... Kak Tika juga benar soal adanya risiko yang bisa saja kamu terima, Lili. Bagaimanapun, kami bertiga tidak mau terjadi sesuatu padamu. Jadi meski kami setuju dengan saranmu tadi, sebaiknya kamu mencari tempat ritual yang ada di rumah Bu Tantri bersama seseorang. Aku akan meminta Aris untuk ikut, agar ular putih miliknya bisa membantuku menjaga kamu," ujar Yvanna, mencoba meredakan kekhawatiran dalam hati Tika.
Yvanna tahu betul bahwa Tika saat ini masih khawatir soal kondisi kesehatan Manda yang kemarin mendadak drop. Jadi sudah sangat jelas sekarang Tika tidak mau terjadi sesuatu yang lain, yang mungkin saja akan menimpa Lili. Bagi Tika, semua hal yang akan ia lewati bisa menjadi percuma jika sampai terjadi sesuatu pada salah satu Adiknya, termasuk Yvanna. Yvanna memahami itu karena dirinya juga selalu berpikir demikian tentang Adik-adiknya. Entah itu Manda, Lili, dan bahkan Reza sekalipun.
"Oke. Setuju. Aku jelas lebih setuju dengan ide dari Lili disertai tambahan ide dari Yvanna soal bantuan Aris dan ular putihnya. Kita benar-benar tidak pernah tahu mengenai apa yang akan terjadi atau apa yang bisa saja terjadi, ketika kita menghadapi Bu Tantri secara langsung nanti malam," ujar Tika, terlihat jauh lebih tenang sekarang.
"Lalu, sekarang kita harus apa? Apa kita hanya perlu menunggu sampai malam tiba?" tanya Manda.
"Tidak. Kita akan keluar dan memantau pergerakan Bu Tantri. Saat ini dia pasti akan mencoba meminta bantuan dari orang yang menuntunnya untuk memelihara tuyul itu," jawab Yvanna, yang tampaknya baru saja mendapatkan firasat tentang Tantri.
Arini dan Ayuni mendengarkan semua pembicaraan itu dari arah ruang tengah. Mereka yang saat itu sedang merajut sweater dengan benang wol, namun telinga mereka jelas bisa mendengar dengan jelas karena ruangan itu hanya dibatasi oleh dinding yang tidak benar-benar tebal.
"Mengatasi Bu Tantri ternyata jauh lebih sulit dibandingkan menghadapi Almarhumah Salya waktu itu. Mereka sampai butuh menyusun strategi dengan teliti, padahal mudah sekali sebenarnya menangkap Bu Tantri jika saja tidak akan ada banyak kemungkinan yang terjadi," bisik Ayuni.
"Itu karena Almarhumah Salya bukan orang yang bermuka dua seperti Bu Tantri. Almarhumah Salya dengan terang-terangan menunjukkan persekutuannya dengan Iblis, jadi pihak kepolisian pun bisa dengan mudah mempercayai keterangan Tika, Manda, Lili, dan bahkan Yvanna. Tapi untuk urusan Bu Tantri kali ini, jelas tidak semudah mengatasi Almarhumah Salya. Bu Tantri bisa saja memutar balikkan fakta jika sampai mereka berempat mengatakan bahwa dia adalah pemelihara tuyul. Tika, Yvanna, Manda, dan Lili bisa dituduh sebagai tukang fitnah oleh Bu Tantri agar dia bisa menyelamatkan diri. Jadi mau tidak mau, mereka memang harus membuat strategi yang matang sebelum menghadapi Bu Tantri," jelas Arini, ikut berbisik-bisik seperti yang Ayuni lakukan.
Ayuni tampak memikirkan pendapat yang Arini ucapkan saat itu. Ia jelas menjadi resah setelah paham bahwa akan ada kemungkinan seperti yang Arini katakan jika memang keempat wanita itu akan menghadapi Bu Tantri. Ayuni memikirkan Tika, Lili, Manda, dan Yvanna lebih dari biasanya, karena perkara Tantri yang memang sering bermuka dua di hadapan banyak orang.
"Aku akan menghubungi Aris. Dia harus pulang lebih cepat hari ini, agar dia benar-benar bisa membantu mereka berempat bersama ular putih miliknya," ujar Ayuni.
"Ya, sebaiknya memang begitu. Apa yang akan Lili lakukan malam nanti jelas jauh lebih berbahaya daripada apa yang akan Manda dan Tika lakukan. Mencari tempat ritual di dalam rumah Bu Tantri jelas bukan pekerjaan yang mudah. Belum lagi kalau tempat ritual itu dijaga oleh makhluk gaib. Kita benar-benar belum bisa menebak sama sekali bagaimana prosesnya nanti," Arini telah berpikir jauh, seperti yang biasa dilakukan oleh Larasati.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL SUSUAN
Horror[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 4 Setelah Yvanna dan Ben menikah, Yvanna kini tidak lagi menyandang nama Harmoko pada namanya dan berganti menjadi Yvanna Adriatma. Yvanna juga tinggal di kediaman Keluarga Adriatma setelah menikah dengan Ben un...