- Communication (continuation of LDR Sucks Part 2)

1K 94 0
                                    

"Lo kenapa sih sama Jeffrey? Dia nanyain lo nih, gak komunikasikah dua manusia ini?"

Syanaz yang baru saja menggunggah Instagram Story yang berupa fotonya bersama ketiga sahabatnya itu mengerutkan kening saat melihat notifikasi kalau Jeffrey membalas unggahannya. Bahkan Instagram Story-nya belum sampai lima menit, tapi Jeffrey sepertinya memang menunggu unggahan salah satu dari ketiga sahabat pacarnya ini.

"Ih kenapa?" Tanya Lula sambil mencondongkan tubuhnya kearah Aleta, "Beneran berantem, Ta?"

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya, "Ada orang yang nggak gue suka, terus gue confront ke Jeffrey. Biasalah, agak kurang enak aja obrolannya kemarin via chat. Gue udah males duluan kalau telepon atau Facetime, tapi nanti gue kontak lagi kok."

"Terus gue bales apa nih?" Syanaz masih bergulat dengan usaha membalas pesan Jeffrey.

"Bilang aja, lagi gak pegang HP. Pura-pura gak tau." Ujar Aleta yang langsung dituruti Syanaz.

"Emang yang mana, Ta?" Tanya Lula, sepertinya masih kepo.

"Ada lah, orangnya gak gue kenal juga sebenarnya. Tapi gak suka aja."

"Baru kali ini ya, lo berantem sampai Jeffrey nyariin ke orang lain. Sebelumnya mana pernah."

"Ya kan berantem sebelumnya si Jeffrey masih di Jakarta, setahun LDR baru kali ini berantem yang hebat betul kayaknya."

"Iya anjir, pas Jeffrey di Jakarta mana pernah gue tau nih dua manusia berantem. Dalam jarak pandang gue, adem-ayem mulu."

Syanaz dan Lula terus berdialog, berbicara seolah-olah Aleta tidak ada disana. Fanny seperti biasa menjadi penasehat diantar mereka berempat, apalagi setelah menikah aura keibuannya semakin menguat.

"How's your feeling, Ta?" Tanya Fanny, membiarkan kedua sahabatnya yang lain sibuk dengan obrolan mereka sendiri.

"Sebel, but one thing I realized is I envy her. Soalnya sekarang ini, dia ada di deket Jeffrey. Hangout with him and his friends, orangtuanya sering ajak Jeffrey dinner."

"Oh, I think I know her. Maksudnya pernah liat di Instagram Story Jeffrey." Syanaz ikut bergabung dengan obrolan Fanny dan Aleta.

"If I were in your shoes, I would feel the same way. Long-distance is so frustrating, isn't it? Beda waktu, mendadak beda budaya, tiba-tiba yang biasanya nggak jadi masalah bisa jadi masalah." Ucapan Fanny yang disetujui kedua sahabatnya yang lain.

"Sebenarnya, gue paham kalau yang Jeffrey lakuin adalah salah satu cara dia untuk hidup di negeri orang. Otak gue mikir kayak gitu tapi lo tau kan yang bikin repot siapa?"

"Emang hati tuh kadang harus dibikin diem deh, satu waktu suka mempersulit keadaan." Lula berujar dengan menggebu-gebu, karena sebenarnya ia juga paham dengan perasaan Aleta. Maklum sedang LDR dengan pacar hasil swipe-swipe di aplikasi kuning.

"Terus kalau lo ngerti, kenapa sampai bisa menghindari Jeffrey?"

Aleta tidak langsung menjawab, malah menatap sahabatnya satu persatu.

"Soalnya...."

Aleta menggantungkan kalimatnya.

"Soalnya, menurut gue jawabannya nggak menenangkan gue."

Ketiganya kompak melengos, menyandarkan punggung mereka di kursi cafe.

"Jeffrey bisa bilang kalau itu interaksi biasa tapi gue-nya tetap overthinking, mungkin gue percaya sama Jeffrey. Tapi kan gue nggak tau ceweknya gimana, gue nggak tau interaksi sehari-hari mereka."

MEET CUTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang