- 3 Years Down, Forever to Go

864 61 2
                                    

(Check out their playlist here:
https://open.spotify.com/playlist/0rWE44mf2e3CXikNCM8Jbr?si=GGS2UZGGTUCWozjy-9Jqug&pi=a-mTX5PBs_SOSz )

Tiga hari lagi adalah hari ulang tahunku dan hari jadi aku dan Jeffrey yang ketiga tahun. Tahun pertama yang kami rayakan bersama, setelah tiga tahun lalu Jeffrey melanjutkan pendidikannya di UK disaat kami baru menjalin hubungan beberapa bulan saja. Perayaan yang sudah kurencanakan akan dirayakan secara sederhana berubah menjadi trip selama lima hari di Labuan Bajo, yang hebatnya diizinkan oleh mami.

Untungnya kantorku memiliki semacam cuti yang diberikan khusus pada hari ulang tahun para karyawan dan kebetulan saja ulang tahunku bertepatan dengan tanggal merah dan cuti bersama, jadi kali ini aku berhasil memperoleh cuti panjang. Sedangkan Jeffrey nggak usah ditanya ya bagaimana cara ia memperoleh cutinya, karena levelnya sudah berbeda denganku.

Kemarin malam saat aku menemani Jeffrey packing untuk keberangkatan kami pagi ini, ia baru menceritakan bagaimana cara ia mendapatkan izin mami itu. Katanya, Jeffrey memberikan itinerary kami full selama lima hari dan bukti pemesanan dua kamar terpisah. Bahkan aku sendiri belum melihat itinerary itu karena setiap aku minta Jeffrey akan menjawab, "Kamu jadi princess selama trip ini, full of surprise. Kamu cuma perlu enjoy the trip aja."

Liburan bersama pertama kami dan aku sudah menerima semuanya beres, karena yang mempersiapkan semuanya adalah Jeffrey. Seorang diri, karena itu aku sangat mengapresiasi effort yang diberikan laki-laki itu.

Empat bulan lalu Jeffrey sudah berpindah tinggal seorang diri di apartemennya dan memulai karirnya di suatu perusahaan multinasional.

Jeffrey sempat bergelut dengan segala keinginan dalam dirinya karena bukan hal ini yang ingin ia lakukan setelah menyelesaikan pendidikan master-nya.

Jeffrey selalu ambisius untuk hal yang menyangkut cita-citanya.

Saat mengetahui kalau Jeffrey akan segera menyelesaikan pendidikannya, atasan di kantor lama Jeffrey menghubungi laki-laki itu. Beliau berusaha mengajak Jeffrey kembali bergabung di perusahaan dengan offering yang cukup tinggi.  Lalu datanglah approachment lain dari sebuah advertising agency besar, yang rasanya akan sangat menggiurkan untuk karir Jeffrey.

Advertising agency itu adalah perusahaan multinasional yang berpusat di London dan memiliki anak perusahaan di Indonesia. Nggak hanya di bidang periklanan saja, tetapi perusahaan itu juga melebarkan sayapnya dalam industri PH, Production House. Itu menjadi nilai plus bagi Jeffrey karena ia bisa memperluas networking yang akan sangat berguna nantinya sebagai pendukung bisnis yang dicita-citakan olehnya.

Aku memahami keinginan Jeffrey dan aku nggak pernah berusaha ikut andil dalam mengambil keputusan atas karirnya.

Tapi ada satu hal yang aku katakan kepada Jeffrey saat itu, kalau bukan suatu kegagalan jika ternyata pace yang kita gunakan di race kali ini nggak secepat yang kita harapkan. Goal-nya masih ada, kok. Dan nggak masalah kalau kita mau istirahat sebentar sambil melakukan hal yang bisa aja meningkatkan pace kita di race selanjutnya. Kita kan nggak sedang ikut marathon yang non-stop itu.

Aku selalu percaya apapun yang dikerjakan oleh seorang Jeffrey Harrel akan menghasilkan buah yang manis. Karena itu aku selalu mengatakan kepada Jeffrey apapun prosesnya dan seberapa lama pun proses itu memberikan hasil, aku akan selalu berusaha memberikan segala bentuk dukungan yang ia butuhkan.

Setelah bertemu dengan perwakilan dari perusahaan tersebut, Jeffrey menghubungiku dan memberi kabar kalau ia menerima tawaran tersebut dan akan mulai bekerja di awal bulan selanjutnya.

MEET CUTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang