Chapter twenty-six

32 4 0
                                    

HAI, GIMANA KABARNYA SEMUA? DAH LAMA JUGA YAH AKU NGGAK UP...

MAAF BARU UP, SOALNYA KEHABISAN IDE SAMA LAGI SIBUK JUGA BANYAK URUSAN HEHE....

GIMANA MASIH ADA YANG NUNGGU AKU UP? APA DAH NGGAK NHI? BTW JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU YAH @ReviMariska541 SAMA JANGAN LUPA VOTE JUGA OKEY?

SELAMAT MEMBACA 🌼

°°°°°°°°


Apa yang di takutkan Dava benar terjadi, setelah gadis itu di temukan di dalam hutan dengan keadaan pinsang. Mereka langsung memutuskan membawa gadis itu ke rumah sakit.

Dan sekarang sudah terhitung satu hari bintang belum sadar juga, Dava mondar-mandir di depan ruangan icu. Rasa cemas kembali menyelimuti hatinya.

"Dav duduk deh" suruh denies membuat dava menggelengkan kepalanya.

Cakra yang baru saja keluar dari ruangan putrinya, manatap kedua ponakannya yang tengah berada di depan pintu." Kalian pulang aja, terus istirahat" suruh Cakra membuat kedua lelaki itu menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju.

"Kita disini aja Pi, nunggu tata sadar" kata denies, tata adalah nama yang sering di panggil denies dan juga dava kepada bintang sewaktu kecil.

"Yaudah, bintang mau di pindahin ke kamar VIP" kata cakra.

Pintu ICU perlahan terbuka, memperlihatkan perawat yang mendorong brangka yang tengah di tiduri oleh bintang. Gadis itu akan di pindahkan ke kamar VIP agar bisa lebih leluasa.

Dava menatap jidat gadis itu yang di perban, sungguh ia merasa tidak becus menjaga gadis itu. Brangka perlahan di dorong meninggalkan mereka bertiga membuat Cakra menepuk pundak kedua ponakannya itu.

"Ayo" ajak cakra dan langsung di angguki oleh keduanya.

°°°°

Ezra menghembuskan nafasnya, membuat semua orang yang ada di markas menatap sang ketua dengan tatapan bertanya-tanya.

"Lo kenapa?" Tanya Tio membuat Ezra menggeleng sebagai jawaban.

"Udahlah, bilang aja, Lo pengen ketemu binatang kan?" Tebak Tio

"Yah gitu" jawab Ezra, ia ingin sekali mengetahui keadaan bintang, namun dirinya di larang oleh Dava untuk bertemu dengan bintang saat ini. Dava tidak mengijinkannya menjenguk bintang karena, Dava mengganggap Ezra penyebab bintang hilang.

"Gue tadi telfon denies, katanya lo bisa jenguk bintang" kata arka membuat Ezra menatapnya

"Serius Lo ar?" Tanya Tio, dan di balas dengan anggukan dari arka.

"Tapi, tepat tengah malam, karena dava nggak bakal jaga bintang nanti malam, yang bakal di rumah sakit. Cuma denies sama yang lain" jelas arka membuat Ezra bernafas lega. Walaupun menjenguk gadis itu secara diam-diam Ezra sudah bahagia.

"Yaudah gue balik dulu" pamit Ezra membuat keduanya mengangguk setuju.

Di rumah sakit, denies menggenggam tangan bintang. Ia berharap gadis itu membuka matanya. " Ta? Bangun dong... Lo masa mau tidur dua hari ta? Nggak seru ah, bangun yah ta?" Mohon denies.

"Kalau Lo nggak bangun nhi yah, gue suruh papi cakra buat ganti ahli waris geovania-xavander atas nama gue" ancam denies, namun tidak membuat gadis itu membuka matanya.

BINTANG YANG GELAP (𝑬𝒏𝒅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang