Chapter Forty-one

33 3 0
                                    

─────────ೋღ 🌺 ღೋ─────────

Happy Reading 📖

📖

📖

📖

📖

⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙






Dua hari tiga malam, namun mereka belum juga menemukan keberadaan bintang dimana. Semua orang sudah menyusuri kota, tapi tidak menemukan tanda-tanda gadis itu berada. Ia layaknya di telan bumi, tidak ada informasi sedikitpun mengenai gadis itu.

Cakra menggelengkan kepalanya ketika mengetahui orang suruhannya tidak ada yang menemukan keberadaan putri tunggalnya itu.

"Cari sampai ketemu!" perintah cakra dan menutup panggilan telfonnya. Cakra duduk di ranjang milik bintang, ia melirik ke arah foto yang berada di meja kecil di hadapannya, tangannya terangkat mengambil foto tersebut.

"Kamu dimana ka? Papi harus nyari kamu dimana lagi?  " lirih cakra dan langsung memeluk foto bintang. Ia benar-benar takut sekarang, takut jika sesuatu terjadi dengan putrinya sekarang.

Dari luar kamar denies menundukkan kepalanya ketika mendengar perkataan cakra, ia benar-benar merasa tidak becus menjaga bintang, seharusnya malam itu ia tetap berada di rumah sakit bersama dengan gadis itu, bukan malah ikut bersama dava ke kantor polisi.

"Gue gak boleh tinggal diam, gue harus ikut cari adek gue" ujar denies

Di tempat lain, bintang merasa pegal di kedua tangannya karena di rantai. Gadis itu menahan sakit di bagian punggungnya akibat kembali di cambuk, rasanya ingin sekali membalas perbuatan orang-orang ini, namun untuk berbicara saja ia sudah tidak sanggup sekarang.

"Dengan adanya kamu, cucu saya tidak bisa menjadi pewaris!"

Bintang menatap wanita di hadapannya sembari tersenyum. "Sekalipun saya mati! Cucu anda itu tidak akan menjadi ahli waris keluarga geovania!" tekan bintang

Diana yang tersulut emosi langsung mencengkram dagu gadis itu dengan kasar, kuku-kukunya tertancap di dagu bintang.

"Anak yang ada di dalam kandungan putri anda itu, adalah anak dari hasil hubungan gelapnya dengan laki-laki lai-

Plak!

Belum sempat bintang menyelesaikan perkataannya, diana sudah lebih dahulu menampar pipi gadis itu. Sedangkan bintang yang di tampar hanya terkekeh, tidak ada rasa takut sedikitpun yang ia perlihatkan kepada dania.

" CAMBUK DIA! " perintah dania kepada orang suruhannya, mereka pun langsung kembali mencambuk tubuh bintang membuat gadis itu menatap ke arah dania yang sudah pergi meninggalkan mereka.

"Bintang.. "

"BINTANG! "

Dava melirik ke arah denies yang tengah tertidur sembari berteriak memanggil bintang.

"Den... " panggil dava yang mencoba membangunkan denies

"Denies! "

"BINTANG! "

Dava menatap denies yang langsung membuka matanya sembari berteriak memanggil bintang.

"Lo kenapa? " tanya dava khawatir

Denies menatap dava dengan tatapan yang berkaca-kaca, ia menggelengkan kepalanya untuk meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanyalah mimpi. Namun mimpinya itu terasa nyata ketika melihat bintang yang di cambuk habis-habisan.

BINTANG YANG GELAP (𝑬𝒏𝒅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang